Aset Kripto Jadi Alternatif Investasi Saat IHSG Melemah

waktu baca 3 minutes
Senin, 24 Mar 2025 16:03 0 Elvira

Ketidakpastian yang tengah melanda pasar saham Indonesia membuat investor mulai melirik aset kripto sebagai alternatif investasi. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat anjlok lebih dari 5% ke level 6.076,08 pada tanggal 18 Maret 2025, memicu terjadinya trading halt di sesi perdagangan. Meskipun IHSG kembali menguat seiring penguatan rupiah, kondisi ini memperlihatkan tingginya volatilitas di pasar konvensional.

Sementara itu, aset kripto justru menunjukkan performa yang relatif stabil, bahkan mencatat pertumbuhan di tengah ketidakpastian ekonomi global. Hal ini mendorong investor untuk mempertimbangkan kripto sebagai bagian dari strategi diversifikasi portofolio.

Pandangan Tokocrypto: Pasar Saham vs. Kripto

Menurut Wan Iqbal, Chief Marketing Officer (CMO) Tokocrypto, perbedaan mendasar antara pasar saham dan aset seperti Bitcoin terletak pada tingkat volatilitas dan persepsi risiko.

“Penurunan Bitcoin 5–10% dalam satu hari adalah hal biasa, tetapi ketika IHSG turun 5%, dampaknya sangat besar karena indeks ini merepresentasikan kondisi perekonomian nasional,” jelas Iqbal.

Ia juga menambahkan bahwa IHSG berfungsi sebagai indikator utama stabilitas ekonomi Indonesia. Hal yang serupa juga berlaku pada aset kripto, terutama karena adopsi teknologi keuangan dan ekosistem digital di Tanah Air yang terus berkembang.

“Kami optimis bahwa dengan regulasi yang kondusif dan peningkatan literasi keuangan, masyarakat akan semakin siap menjadikan kripto sebagai bagian dari strategi investasi jangka panjang,” lanjutnya.

Kripto sebagai Opsi Diversifikasi Portofolio

Di tengah pasar saham yang bergerak fluktuatif, berinvestasi di aset digital bisa menjadi langkah cerdas. Salah satu daya tarik utama adalah keberadaan stablecoin, yakni aset digital yang nilainya mengacu pada mata uang fiat seperti dolar AS atau emas. Stablecoin menawarkan stabilitas harga dan cocok bagi investor pemula yang ingin masuk ke pasar kripto tanpa harus menghadapi gejolak harga yang tinggi.

Selain itu, Bitcoin dan aset kripto berfundamental kuat juga menjadi pilihan populer bagi investor yang mulai membangun portofolionya di dunia digital. Menurut Iqbal, banyak investor baru memulai dari aset yang lebih stabil sebelum kemudian mengeksplorasi instrumen lain dengan potensi imbal hasil lebih tinggi.

Pertumbuhan Industri Kripto di Indonesia

Meskipun kondisi ekonomi global masih menantang, industri kripto di Indonesia menunjukkan tren yang positif. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan, penerimaan pajak dari transaksi aset kripto hingga Februari 2025 telah mencapai Rp1,21 triliun.

Rinciannya adalah sebagai berikut:

  • 2022: Rp246,45 miliar

  • 2023: Rp220,83 miliar

  • 2024: Rp620,4 miliar

  • Januari–Februari 2025: Rp126,39 miliar

Dari sisi transaksi, volume perdagangan aset kripto pada Januari 2025 tercatat mencapai Rp44,07 triliun, meningkat 104,31% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), lonjakan ini mencerminkan stabilitas pasar dan kepercayaan investor yang tetap terjaga.

“Ketika pasar saham berada dalam tekanan, bukan berarti investor harus pasif. Kripto bisa menjadi alternatif menarik untuk mempertahankan stabilitas portofolio sekaligus membuka peluang baru,” tutup Iqbal.

Tentang Tokocrypto

Tokocrypto adalah platform perdagangan aset kripto terkemuka di Indonesia, sebelumnya terdaftar di Bappebti dan kini berada di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dengan lebih dari 4 juta pengguna, Tokocrypto menawarkan akses ke lebih dari 380 token/koin, serta didukung oleh Binance, exchange global nomor satu di dunia.

🔗 Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi: www.tokocrypto.com

Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES

LAINNYA