Maskut Candranegara, Wakil Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LPBI PBNU). (Foto: dok. pribadi)JAKARTA | TD — LPBI PBNU menegaskan bahwa 10 menit pertama saat banjir memasuki lingkungan rumah merupakan fase paling krusial yang menentukan keselamatan keluarga. Karena itu, masyarakat perlu memahami langkah darurat yang harus segera dilakukan sejak air mulai masuk.
Wakil Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim PBNU (LPBI PBNU), Maskut Candranegara, menjelaskan bahwa dua menit pertama harus dimanfaatkan untuk memastikan seluruh anggota keluarga aman.
“Panggil semua anggota keluarga dan berkumpul di satu titik. Prioritaskan kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, ibu hamil, dan penyandang disabilitas. Jangan panik, bergerak cepat dan terarah,” ujarnya, Minggu, 23 November 2025.
Memasuki menit ke-3 hingga ke-5, warga diminta segera mengamankan dokumen penting, mulai dari KTP, KK, ijazah, surat tanah, hingga akta kelahiran, ke dalam plastik atau map kedap air. “Bawa juga obat-obatan, uang tunai, serta ponsel beserta charger atau powerbank. Jika sudah punya tas siaga, langsung ambil,” tambahnya.
Pada menit ke-7, warga perlu mengambil langkah penting: memutus aliran listrik rumah. Maskut menekankan pentingnya mematikan MCB utama untuk mencegah korsleting dan risiko sengatan listrik. “Jauhkan peralatan elektronik dari lantai. Jika sudah terkena air, jangan ambil lagi demi keselamatan,” katanya.
Memasuki menit ke-9, persiapan evakuasi harus sudah selesai. Warga disarankan mengenakan pakaian yang cepat kering, alas kaki anti selip, dan membawa senter. Rumah sebaiknya dikunci, tetapi jalur evakuasi dari dalam jangan sampai tertutup. “Jika air naik cepat, segera menuju lantai atau tempat yang lebih tinggi sambil menunggu bantuan,” jelasnya.
Pada menit ke-10, warga idealnya sudah keluar dari zona bahaya. Evakuasi harus dilakukan sebelum air mencapai setinggi lutut. “Jangan menunggu instruksi jika situasi memburuk. Segera menuju titik kumpul atau posko terdekat,” tegas Maskut.
Ia juga mengingatkan sejumlah hal yang dilarang saat banjir, seperti memaksakan menyelamatkan barang elektronik besar, berjalan melawan arus deras, membiarkan anak bermain dekat aliran air, serta mengemudi di tengah banjir tanpa memastikan kondisi aman. (Hijar/Red)