JAKARTA | TD – Presiden Prabowo telah meluncurkan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Indonesia pada hari ini, 24 Februari 2025 bertempat di Istana Kepresidenan Jakarta, pada pukul 10.00 WIB.
Peresmian tersebut dihadiri oleh Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Presiden RI ke-7, Joko Widodo. Serta Jusuf Kalla, Arief Budiono, dan KH Ma’ruf Amin, Puan Maharani, dan Emil Salim. Selain itu, hadir pula 65 duta besar dan perwakilan dari negara-negara sahabat. Juga terdapat perwakilan dari berbagai kelompok masyarakat Indonesia, misalnya organisasi keagamaan Buddhisme dan lain-lain. Hadir pula berbagai tokoh pengusaha nasional, misalnya Chairul Tanjung, Franky Wijaya, dan Anindya Bakrie. Juga para rektor universitas dan pemimpin media-media nasional.
Presiden Prabowo memberikan hormat kepada para hadirin saat akan memasuki podium panggung kepresidenan. (Foto: YouTube @sekretariatpresiden)
Dalam acara tersebut, KH Maruf Amin memimpin doa pembuka, yang kemudian dilanjutkan pidato oleh Presiden Prabowo.
Presiden Prabowo, dalam pidatonya, mengatakan bahwa Danantara bertujuan mengkonsolidasikan semua kekuatan ekonomi dari berbagai perusahaan negara (BUMN) dalam tata kelola yang baik, bertanggung jawab, dan transparan. Dana investasi Danantara, yang bersumber pada kekayaan alam dan aset perusahaan negara, akan difokuskan dalam pelaksanaan berbagai proyek berkelanjutan dan merupakan investasi non-APBN.
Danantara akan langsung berada di bawah koordinasi Presiden RI. Dan, merupakan langkah perwujudan “Asta Cita” yang bertujuan mempercepat pencapaian pertumbuhan ekonomi hingga 8% guna menyongsong Indonesia Emas di tahun 2045. Dengan ini, Danantara akan menjadi daya baru agar Indonesia dapat bertahan di kancah dunia.
Presiden Prabowo mengingatkan bahwa meski Indonesia telah merdeka seama 80 tahun, tetapi, pada kenyataannya, masih banyak masyarakat yang belum mendapatkan pendidikan yang layak, atau penerangan dan listrik untuk rumah mereka. Maka, Danantara merupakan harapan agar pengelolaan kekayaan Negara Indonesia dapat menjadi optimal hingga dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya untuk seluruh rakyat Indonesia.
Presiden Prabowo pun menyampaikan bahwa 325 triliun rupiah merupakan dana inefisiensi yang telah ia selamatkan dari anggaran-anggaran tidak tepat sasaran dan korupsi. Selanjutnya, dana ini akan dimanfaatkan untuk melaksanakan proyek-proyek nasional , salah satunya dalam pengembangan industrialisasi. Tujuannya untuk memberikan dampak yang cukup berpengaruh, misalnya berupa terbukanya berbagai lapangan kerja.
Presiden Prabowo pun mengungkapkan keinginannya agar Indonesia dapat bertumbuh menjadi Sovereign Wealth Founding (SWF) terbesar pertama di dunia. Dan, untuk itu, setiap perusahaan milik negara harus memiliki standar yang tinggi dalam operasionalnya, serta harus bertranformasi menjadi BUMN berskala dunia.
Sedangkan, dalam gelombang investasi pertama Danantara, telah siap dana sejumlah 20 miliar dolar AS untuk melaksanakan 20 proyek hilirisasi. Proyek-proyek tersebut meliputi sektor pertambangan nikel dan bauksit, teknologi kecerdasan buatan, kilang minyak, produksi bahan pangan terutama dari aquakultur, serta energi terbarukan.
Dalam pengelolaan Danantara, Presiden Prabowo berjanji untuk terus melawan korupsi sekeras-kerasnya dengan tanpa pandang bulu. Ia juga menganggap wajar kesangsian dari berbagai pihak atas keberhasilan Danantara nantinya. Karena ia memahami bahwa konsep seperti ini merupakan yang pertama kali di Indonesia.
Peluncuran Danantara ini juga berarti Indonesia telah siap bergandengan dengan negara lain dalam kerja sama untuk meningkatkan perekonomian global.
Demikianlah pelaksanaan peluncuran BPI Danantara Indonesia. Acara kemudian ditutup dengan dibunyikannya sirene peresmian saat Presiden Prabowo Subianto didampingi oleh Bapak Gibran Rakabuming, Bapak Joko Widodo, Bapak SBY, dan para mantan wakil presiden di panggung kepresidenan. (Pat)