TANGERANG | TD – Benyamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel, mengatakan kependudukan Israel atas seluruh Tepi Barat bukanlah hal yang dapat merusak niat Israel berdamai dengan Palestina.
“Gagasan bahwa kehadiran orang Yahudi di tanah air leluhur mereka, yang telah menjadi tanah air kita selama 3.000 tahun terakhir, bahwa orang Yahudi tidak boleh tinggal di sana, saya pikir itulah hambatan bagi perdamaian,” ucap Benyamin Netanyahu. Hal itu dikatakannya dalam sebuah wawancara yang diterbitkan laporannya oleh Sky News pada 9 Juni 2023.
Selama ini, pemukiman Israel di Tepi Barat dianggap menjadi pengganggu proses perdamaian kedua pihak tersebut dan mendapat sorotan dari komunitas internasional hingga beberapa puluh tahun.
Perluasan pemukiman terus dilakukan Israel meski berbagai seruan telah disampaikan untuk menghentikannya. Salah satunya dari Amerika Serikat.
Tetapi bagi Netanyahu, hal itu bukanlah sesuatu yang bertentangan dengan misi perdamaian. Ia menganggap mengevakuasi rakyat Palestina untuk mengembalikan wilayah Tepi Barat ke bawah kekuasaan Israel adalah apa yang harus dilakukan sesuai kedaulatan yang mereka raih dari Yordania sejak 1967.
Pada saat kemenangan Israel atas Tepi Barat dari Yordania tersebut, Palestina menjalankan pemerintahannya sendiri secara terbatas di bawah pemerintahan Israel.
Pendapat yang berlawanan dikemukakan oleh Nabil Abu Rudeineh, juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Dalam wawancaranya dengan Reuters, Nabil Abu Rudeineh mengatakan bahwa apa yang dikemukakan oleh Israel semata tipuan yang menyesatkan.
“Israel berusaha untuk menyesatkan dan menipu publik, seolah-olah pemukiman tidak didirikan di tanah Palestina milik rakyat Palestina,” ungkap Nabil.
Ia mengatakan jika Israel memang menginginkan hubungan damai dengan Palestina, maka mereka harus mengakui resolusi internasional tentang konflik mereka, yakni ‘solusi dua negara’.
“Jika pemerintah ini menginginkan perdamaian abadi, ia harus mengakui resolusi internasional yang didasarkan pada solusi dua negara.”
Selain membicarakan mengenai pemukiman Tepi Barat, Netanyahu juga mengungkapkan niatnya menjalin hubungan erat dengan Arab Saudi. Ia mengatakan jika hal itu terjadi, maka Israel akan ‘mengubah sejarah’.
Netanyahu juga mengungkapkan niatnya yang lain. Ia akan menggabungkan upaya diplomatik dengan ancaman militer untuk mendesak Teheran menghentikan pengembangan teknologi nuklirnya. Ia mengatakan akan melakukan ‘apapun yang dibutuhkan untuk mempertahankan diri’.
Wawancara tersebut dirilis usai Netanyahu berdiskusi dengan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi mengenai penembakkan di perbatasan yang menewaskan tiga tentara Israel dan seorang petugas keamanan Mesir.
Dalam penembakan tersebut, petugas keamanan Mesir disebut mengejar penyelundup narkoba yang lari ke perbatasan. Petugas keamanan Mesir kemudian menyangka tentara Israel sebagai orang yang ia kejar dan berhasil menembak mereka. Kejadian tersebut berlangsung pada 2 Juni 2023. Kini kedua negara sedang mengadakan penyelidikan atasnya.
(*)