KESEHATAN | TD – MPOX atau yang sebelumnya dikenal dengan nama monkeypox, ditetapkan sebagai darurat kesehatan oleh WHO (World Health Organization) sejak bulan Juli 2022. Karena di 70 Negara telah terdeteksi kasus cacar monyet dengan jumlah kasus yang telah mencapai belasan ribu.
Di Indonesia sendiri, MPOX sudah tersebar di enam provinsi. DKI Jakarta dengan kasus terbanyak, yakni hingga 59 kasus. Lalu, Jawa Barat dengan 13 kasus, disusul Banten dengan 9 kasus, Jawa Timur dan Yogyakarta yang sama-sama mencatat 3 kasus. Serta Kepulauan Riau yang telah mencatat satu kasus terkonfirmasi.
Lalu apa itu MPOX? Apa penyebabnya dan apa gejala yang dirasakan oleh pengidap? Berikut adalah penjelasannya.
MPOX adalah penyakit yang disebabkan oleh virus monkeypox. Awalnya penyakit MPOX adalah penyakit zoonosis, yang berarti ditularkan dari hewan ke manusia melalui cakaran atau gigitan hewan seperti, tupai, monyet atau tikus yang terinfeksi. Selain itu, virus ini dapat tersebar lewat percikan air liur dari seseorang yang telah terinfeksi MPOX. Percikan ini dapat masuk melalui mata, mulut, hidung, atau melalui luka pada kulit.
Melansir dari situs Live Science pada Senin 19 Agustus, MPOX adalah salah satu spesies virus cacar seperti cacar air atau cacar sapi. Cacar ini ditandai dengan adanya ruam yang diikuti dengan benjolan yang muncul pada permukaan kulit.
Gejala MPOX biasanya dirasakan pada 6 sampai 16 hari setelah terpapar virus, dengan masa inkubasi sekitar 6 sampai 13 hari. WHO juga membagi gejala MPOX menjadi dua periode, yaitu periode invasi dan periode erupsi pada kulit.
Periode invasi berlangsung pada 0 hingga 5 hari setelah seseorang positif terinfeksi virus. Pada periode ini gejala yang dirasakan berupa, sakit kepala, demam, lemas, dan mual muntah, terutama bagi yang terkena langsung gigitan hewan. Selain gejala-gejala yang telah disebutkan, gejala terparah pada periode ini adalah dapat terjadinya pembengkakan kelenjar getah bening. Gejala terakhir inilah yang dapat membedakan antara cacar monyet atau MPOX dengan cacar lainnya.
Pada periode kedua atau periode erupsi, gejala yang akan terjadi adalah munculnya ruam pada kulit. Hal ini terjadi pada 1 sampai 3 hari setelah pengidap mengalami gejala pada periode invasi. Ruam ini akan muncul pada wajah, lalu menyebar ke seluruh tubuh. Ruam pada kulit ini di awali dengan bintik-bintik, lalu berubah menjadi lenting atau lepuhan yang berisi cairan. Setelah beberapa waktu lepuhan ini akan membentuk menjadi sebuah kerak.
Demikianlah penyebab dan gejala yang dirasakan oleh seseorang yang terinfeksi MPOX. Hindarilah kontak fisik dengan seseorang yang terinfeksi virus ini. Karena risiko menular yang lebih cepat melalui kontak langsung dengan kulit yang sudah menunjukkan adanya ruam. Maka, hindari kontak fisik langsung termasuk saat berhubungan seks.
(Penulis: Nazwa/Editor: Patricia)