Penjualan Kue Keranjang Imlek di Tangerang Tidak Terdampak Pandemi

waktu baca 2 menit
Jumat, 5 Feb 2021 10:27 0 58 Redaksi TD

KABUPATEN TANGERANG | TD — Industri rumahan kue keranjang yang menjadi kuliner ciri khas saat pergantian tahun warga Tionghoa (Imlek) di Tangerang tidak terdampak pandemi covid-19.

Saat TangerangDaily berkunjung ke produsen kue keranjang terkenal di Tangerang, Nyonya Lauw, Kamis (4/2/2021), sekitar 100 pekerja sedang memproduksi kue yang berbahan dasar tepung ketan dan gula merah ini.

Menggunakan 11 wajan berukuran besar, para pekerja bergantian mengaduk agar adonan kue bagian bawah tidak gosong secara bergantian.

Berita Tangerang, Berita Tangerang Terbaru, Berita Tangerang Terkini, Berita Tangerang Hari Ini, Berita Kota Tangerang, Berita Kota Tangerang Terbaru, Berita Kota Tangerang Terkini, Berita Kota Tangerang Hari Ini, Kue Keranjang, Kue Keranjang Imlek, Kue Keranjang Imlek di Tangerang: Penjualan Kue Keranjang Imlek di Tangerang Tidak Terdampak Pandemi

Kue keranjang produksi pabrik Nyonya Lauw. (Foto: Eko Setiawan/TangerangDaily)

“Enggak terpengaruh pandemi, penjualan di masa pandemi ini normal saja. Memang pelanggan butuh setahun sekali buat leluhur, sembahyang,” ujar Weywiinio atau sering dipanggil ibu Iin kepada TangerangDaily.

Produsen kue keranjang yang sudah beroperasi sejak tahun 1962 ini, saat ini memproduksi memproduksi 500 kilogram bahan kue yang berwarna kecoklatan tersebut. Kue yang memiliki nama Tionghoanya Nian Gao memiliki tekstur yang kenyal dan lengket.

Berita Tangerang, Berita Tangerang Terbaru, Berita Tangerang Terkini, Berita Tangerang Hari Ini, Berita Kota Tangerang, Berita Kota Tangerang Terbaru, Berita Kota Tangerang Terkini, Berita Kota Tangerang Hari Ini, Kue Keranjang, Kue Keranjang Imlek, Kue Keranjang Imlek di Tangerang: Penjualan Kue Keranjang Imlek di Tangerang Tidak Terdampak Pandemi

Kue keranjang produksi pabrik Nyonya Lauw. (Foto: Eko Setiawan/TangerangDaily)

Iin generasi ketiga yang mengelola usaha yang terletak di gang SPG, Karang Sari, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang tersebut awalnya didirikan nyonya Lauw Nyim Keng alias ibu Siti.

“Saya generasi ketiga yang menjalankan usaha ini dari kakek saya,” tambahnya.

Iin mengatakan, sepekan jelang Imlek, omzet penjualan kue keranjang meningkat. Di lokasi itu, selain memproduksi, juga difungsikan sebagai tempat penjualan.

“Puncak keramaiannya memang seminggu sebelum Imlek, mulai pagi hingga sore hari,” katanya.

Iin juga menambahkan, kue keranjang dapat bertahan selama tujuh bulan, hanya saja teksturnya berubah dari kenyal menjadi keras. (Eko Setiawan/Rom)

""
""
""
LAINNYA