Jangan Sampai Salah! Ini Perbedaan Frugal Living dan Pelit dalam Kehidupan Sehari-hari

waktu baca 4 minutes
Selasa, 15 Apr 2025 10:48 0 Patricia Pawestri

GAYA HIDUP | TD – Di era konsumsi yang semakin tinggi dan biaya hidup yang terus meningkat, banyak orang berusaha untuk lebih bijak dalam mengelola keuangan mereka. Dalam konteks ini, dua istilah sering kali muncul: ‘frugal living’ dan ‘pelit’. Meskipun keduanya berhubungan dengan penghematan, makna dan filosofi di baliknya jauh berbeda.

Memahami perbedaan antara frugal living dan pelit sangat penting agar kita tidak salah langkah dalam merencanakan keuangan untuk kehidupan sehari-hari. Artikel ini akan membahas apa itu frugal living, ciri-ciri orang pelit, dan dampaknya dalam kehidupan sosial. Serta bagaimana menerapkan prinsip frugal living untuk mencapai kebebasan finansial.

Apa Itu Frugal Living?

Frugal living adalah sebuah gaya hidup yang mengutamakan pengelolaan keuangan yang bijaksana dan berkelanjutan. Konsep ini tidak hanya tentang menghemat uang, tetapi juga tentang memprioritaskan nilai dari setiap pengeluaran. Dalam praktiknya, orang yang menerapkan frugal living cenderung mencari cara untuk mengurangi biaya tanpa mengorbankan kualitas hidup mereka. Mereka mungkin memilih untuk memasak di rumah daripada makan di luar, menggunakan transportasi umum, atau membeli barang-barang bekas yang masih dalam kondisi baik.

Frugal living menekankan kesadaran akan pengeluaran sehari-hari dan berusaha untuk memaksimalkan setiap nominal yang dikeluarkan. Orang yang menjalani gaya hidup ini cenderung lebih menghargai uang yang mereka miliki.  Dan, juga berusaha untuk menginvestasikan uang tersebut ke dalam hal-hal yang lebih bermanfaat atau dalam tabungan masa depan.

Frugal living bukan hanya sekadar mengurangi pengeluaran, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan, dengan fokus pada kebahagiaan yang tidak bergantung pada barang material.

Ciri-Ciri Orang Pelit

Berbeda dengan frugal living, orang yang pelit cenderung memiliki sifat egois dalam pengeluaran mereka. Mereka lebih fokus pada penghematan yang ekstrem, sering kali mengabaikan kenyamanan dan kebutuhan orang lain. Seseorang yang pelit mungkin enggan untuk mengeluarkan uang, bahkan untuk hal-hal penting atau untuk membantu orang lain yang membutuhkan. Meskipun mereka memiliki kemampuan finansial untuk melakukannya.

Orang pelit juga sering kali berusaha mencari cara untuk menghindari pengeluaran kecil. Seperti tidak mau membayar lebih untuk barang yang berkualitas baik. Atau, terlalu berlebihan dalam negosiasi harga tanpa memperhatikan nilai dari produk tersebut.

Sifat ini dapat membuat mereka terlihat kikir di mata orang lain. Dan, dapat mengganggu hubungan sosial, terutama jika mereka selalu memilih untuk ‘menarik diri’ dalam pengeluaran bersama. Ketidakmampuan untuk memberikan atau berbagi pada akhirnya dapat menyebabkan isolasi sosial dan ketidakpuasan dalam hidup.

Dampak Terhadap Kehidupan Sosial dan Emosional

Perbedaan antara frugal living dan pelit tidak hanya terletak pada cara mengelola uang. Tetapi juga pada dampak emosional dan sosial yang dihasilkan. Seseorang yang menerapkan frugal living biasanya akan lebih dihargai oleh teman dan keluarga. Mereka terbuka untuk berbagi pengetahuan tentang cara menghemat dan bisa menjadi teladan bagi orang lain untuk mengelola keuangan dengan bijak.

Sebaliknya, orang yang pelit cenderung mengabaikan hubungan interpersonal. Sikap yang sangat hemat atau kikir dapat membuat orang lain merasa tidak nyaman atau bahkan terbebani. Dalam situasi sosial, seperti berkumpul dengan teman, orang pelit mungkin enggan untuk berkontribusi, yang dapat menciptakan ketegangan dan memperburuk hubungan. Ketidakmampuan untuk membangun relasi yang positif bisa menimbulkan perasaan kesepian dan tidak puas dengan kehidupan, meskipun mungkin mereka merasa bangga dengan hasil penghematan yang mereka capai.

Menerapkan Prinsip Frugal Living

Untuk memanfaatkan manfaat dari frugal living, ada beberapa prinsip yang bisa diikuti. Pertama, kita perlu mengenali nilai barang dan layanan yang kita gunakan, serta mencari cara untuk mendapatkan nilai lebih dari setiap pengeluaran. Misalnya, memasak di rumah dapat menjadi lebih ekonomis dibandingkan makan di luar, tetapi juga bisa menjadi kesempatan untuk menikmati waktu berkualitas dengan keluarga.

Kedua, penting untuk membuat anggaran yang realistis. Dengan mencatat pengeluaran dan pendapatan, kita bisa memahami perilaku konsumsi kita dan menemukan area di mana kita bisa menghemat tanpa mengorbankan kebutuhan atau kenyamanan. Ketiga, kita bisa mencari alternatif yang lebih ramah kantong, seperti belanja di pasar lokal atau menggunakan aplikasi diskon saat berbelanja.

Terakhir, mengikuti prinsip frugal living berarti berinvestasi dalam pengalaman berharga, bukan hanya barang-barang material. Menghabiskan waktu untuk mempelajari keterampilan baru, seperti berkebun atau DIY (do-it-yourself), dapat menjadi investasi yang lebih berharga daripada menghabiskan uang untuk barang-barang yang cepat basi. Dengan begitu, kita tidak hanya menghemat uang tetapi juga dapat merasakan kepuasan yang lebih dalam hidup.

Kesimpulan

Perbedaan frugal living dan pelit mungkin tidak terlalu terlihat secara langsung. Tetapi, prinsip ketika memutuskan penggunaan uang sangat berbeda. Begitu pun dampak yang akan terasa, baik bagi pribadi maupun sesama. Frugal living merupakan pendekatan yang bijaksana dalam mengelola keuangan yang menekankan kepuasan dan kualitas hidup, sedangkan pelit sering kali berakar pada ketidakpuasan dan keinginan untuk menghindari pengeluaran.

Dengan memahami perbedaan ini, kita dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memastikan bahwa kita bukan hanya mengelola keuangan dengan baik, tetapi juga membangun hubungan yang positif dan memuaskan di sekitar kita. Pilihan untuk hidup frugally, dalam jangka panjang, membawa manfaat yang lebih besar bukan hanya bagi diri kita sendiri, tetapi juga bagi orang-orang di sekitar kita. (Nazwa/Pat)

LAINNYA