SASTRA | TD – Jukstaposisi adalah sebuah teknik yang cukup menarik untuk dipelajari oleh para pembelajar sastra.
Dalam berbagai teknik penulisan karya sastra, salah satu teknik yang cukup menarik adalah jukstaposisi. Penggunaan teknik ini dapat membangun kontras, ketegangan, ironi, dan memperdalam makna di antara berbagai elemen yang digunakan oleh penulis dalam menyusun sebuah karya.
Berikut ini beberapa contoh penggunaan teknik jukstaposisi untuk memperjelas bagaimana teknik tersebut telah digunakan oleh para penulis karya sastra sejak lama:
1. Shakespeare menggunakan unsur tema kebencian mendalam dan cinta murni dalam membentuk ketegangan pada kisah Romeo dan Juliet.
Dalam kisah tersebut, kontras antara kedua tema disejajarkan. Yaitu Romeo dan Juliet, yang lahir dari dua keluarga yang bermusuhan ternyata saling mencintai dan cinta mereka murni. Jukstaposisi digunakan untuk menciptakan konflik tragis dalam inti cerita.
2. Charles Dickens menggunakan unsur tema kaya dan miskin serta masa terbaik dan masa terburuk yang dialami masyarakat di sebuah kota pada masa Revolusi Prancis.
Dalam novel Kisah Dua Kota, Dickens memaparkan kondisi yang sangat kontras antara kehidupan mewah para bangsawan Perancis dengan kehidupan penuh derita dari rakyat jelata. Teknik juktaposisi ini berhasil membuat ketidakadilan sosial sebagai sorotan utama dalam novel tersebut.
3. Franz Kafka menyejajarkan manusia dengan serangga dalam Metamorfosis.
Teknik jusktaposisi yang digunakan Kafka tersebut membentuk perasaan asing atau teralienasi. Kontras manusia dengan serangga ini terbilang berhasil dalam menggambarkan apa yang disebut dehumanisasi.
Selain itu, Kafka juga menyejajarkan rumah dengan penjara untuk melukiskan bahwa rumah yang nyaman dan aman bisa berubah menjadi tempat yang mengikat dan memenjarakan seseorang yang tinggal di dalamnya.
Demikianlah contoh penggunaan teknik jukstaposisi dalam penulisan karya sastra. (Pat)