6 Filosofi Asam Jawa, Salah Satunya Sebagai Pohon Sumbu Filosofi Keraton Ngayogyakarta

waktu baca 3 minutes
Sabtu, 3 Jun 2023 16:25 0 Patricia Pawestri

YOGYAKARTA | TD – Asam jawa merupakan bagian penting dalam tradisi Jawa. Dalam tradisi Jawa, pohon asam jawa bahkan memiliki filosofi yang sangat dalam bagi masyarakat Jawa, khususnya Yogyakarta.

Di Yogyakarta, pohon asam jawa dapat dijumpai sepanjang ‘sumbu filosofi’ Panggung Krapyak-Alun-alun Selatan-Keraton Ngayogyakarta-Alun-alun Utara-Tugu Jogja. Pohon ini ditanam pada jalur tersebut bersama dengan pohon tanjung, mangga, dan beringin.

Pohon bernama latin Tamarind indicus ini, meskipun berasal dari Afrika Selatan, namun disebut asam jawa karena digunakan dalam banyak resep masakan, minuman, maupun pengobatan herbal di Jawa.
Bahkan, dari setiap bagiannya, pohon asam jawa memiliki kegunaannya. Dari sinilah kemudian timbul filosofi mengenai setiap bagian dari pohon asam jawa.

Berikut ini 6 filosofi yang terkait pohon asam jawa.

1. Asam jawa yang disebut ‘asem’.

Dilansir dari berbagai sumber, kata ‘asem’ (asam dalam pengucapan lidah jawa) berasal dari kata ‘nengsemake’ yang berarti menyenangkan.

2. Daun asam jawa ‘sinom’.

Daun dari pohon asam, dalam bahasa jawa, disebut sebagai ‘sinom’. ‘Sinom’ berarti kemudaan. Filosofi dari daun pohon asam memberikan gambaran tentang masa muda yang menyenangkan, penuh semangat, dan juga optimisme.

3. Buah asam jawa yang manis dan masam.

Buah asam jawa yang manis sekaligus masam memberikan gambaran bahwa meraih ilmu pengetahuan haruslah disertai dengan akhlak. Ilmu tanpa akhlak dapat menjadi awal dari kerusakan, dan akhlak tanpa ilmu akan menyebabkan perbuatan bodoh.

3. Kayu asam jawa yang bertuah.

Kayu asam jawa seringkali digunakan sebagai bahan baku perabotan, patung, dan ukiran bernilai seni tinggi. Kayu asam jawa disebut sebagai kayu bertuah yang hanya dapat dipakai oleh kalangan satria pandita dan pemimpin utama. Sebagai kayu bertuah, kayu asam jawa sering digunakan sebagai bagian pegangan keris. Keris demikian disebut sebagai keris ber-galih asem.

Warna kayu asam jawa yang merah kecoklatan memberikan gambaran bahwa ilmu pengetahuan harus berdampingan dengan sikap kesatriaan dan kepemimpinan.

5. Bunga asam jawa yang cantik dan berkhasiat.

Bunga asam jawa umumnya berwarna kuning keputihan dengan semburat merah kecoklatan. Warna bunga asam jawa yang cantik ini menggambarkan bahwa ilmu pengetahuan haruslah bersisian dengan keindahan dan keharmonisan. Bunga asam jawa mempunyai bau harum yang menyenangkan. Kandungan alkaloida bunga asam jawa sangat berguna untuk kesehatan, terutama untuk menolong menurunkan kadar gula darah penderita diabetes.

Dalam tradisi Jawa, bunga asam jawa juga melambangkan kesucian dan kemuliaan.

6. Pohon asam jawa dalam sumbu filosofi Keraton Ngayogyakarta.

Keberadaan pohon asam jawa di sepanjang jalur sumbu filosofi pada daerah Keraton Ngayogyakarta diumpamakan sebagai “sangkan paraning dumadi”. Artinya, perjalanan manusia dari lahir hingga mati merupakan proses kembalinya segala sesuatu kepada Sang Pencipta.

Pohon asam jawa juga dipercaya dapat menjadi penolak bala dan mengusir roh jahat.

Demikianlah 6 filosofi mengenai pohon asam jawa menurut tradisi Jawa. (*)

LAINNYA