RELIGI | TD – Masjid Jami Kalipasir merupakan masjid tertua di Kota Tangerang. Kini usianya telah mencapai angka 448 tahun.
Tempat peribadahan umat Islam bersejarah ini terletak di Sukasari, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang. Dan merupakan salah satu peninggalan dari Kerajaan Pajajaran.
Masjid ini menjadi saksi bisu penyebaran Islam karena lokasinya yang dekat dengan Sungai Cisadane yang kala itu menjadi jalur transportasi masyarakat umum sekaligus tempat syiar para ulama yang strategis.
Masjid Jami Kalipasir berdiri pada tahun 1576. Keunikan dari masjid tersebut adalah memiliki empat tiang penyangga masjid yang sangat dijaga keasliannya. Ketua DKM Masjid Jami Kalipasir, Bapak Syarodji, mengatakan bahwa keempat tiang tersebut adalah pemberian langsung dari Sunan Kalijaga.
Pembangunan masjid ini juga berlangsung secara bergotong royong antara warga muslim dan warga keturunan Tionghoa. Selama rentang 3 abad, Masjid Jami sudah berkali-kali mengalami renovasi, namun tak menghilangkan nilai orisinalitas masjid tersebut.
Pada awalnya Masjid Jami Kalipasir hanya berbentuk sebuah bangunan gubuk dan berpondasi empat tiang yang berasal dari batang pohon. Masjid gubuk ini lalu diperbaiki dan dibangun oleh Ki Tanggar Jati yang berasal dari Kerajaan Galuh Kawali.
Ratusan tahun berikutnya, Masjid Jami Kalipasir disinggahi para ulama ketika para ulama tersebut sedang melintasi Sungai Cisadane, karena masjid ini memang berada tepat di seberang sungai Cisadane. Faktor itulah yang membuat masjid tersebut semakin diperluas, kegiatan beribadah pun terus berjalan di Masjid Jami Kalipasir.
Hingga pada tahun 1945 ada seorang ulama asal Persia bernama Said Hasan Ali Al-Husaini singgah di Masjid Jami Kalipasir. Karena pengaruh kedatangan beliau, masjid ini semakin diperbesar dan menjadi tempat beribadah sekaligus syiar agama para umat muslim.
Selain menjadi tempat ibadah dan syiar agama, masjid ini juga memiliki keunikan dari segi bangunan karena masjid ini mempunyai menara yang mirip dengan pagoda Tiongkok, namun tidak menghilangkan kesan Islamnya, terbukti dari tulisan arab berwarna hijau yang ada pada dinding masjid.
(Penulis: Nazwa/Editor: Patricia)