TANGERANG | TD – Aliran sastra surealisme merupakan aliran dalam karya sastra yang membebaskan penulisnya dari kontrol kesadaran dunia. Dapat dikatakan seorang penulis surealisme adalah orang yang sedang bermimpi ketika menuliskan karyanya.
Aliran sastra surealisme memang mementingkan aspek bawah sadar manusia dan seringkali menggunakan hal-hal yang tidak rasional atau di luar kenyataan.
Di Indonesia, aliran sastra surealisme juga berkembang meski tak besar. WS Rendra dan Danarto merupakan dua penulis yang memiliki karya surealisme, yaitu drama Bip-Bop dan kumpulan cerpen Berhala.
Drama Bip-Bop karya WS Rendra adalah drama tanpa dialog, atau disebut Teater Kata Mini. Para pemainnya hanya menampilkan ekspresi melalui gerak tubuh dan hanya mengucapkan suara sederhana, seperti “bip-bop” dan “zzzz”.
Drama ini diciptakan pada tahun 1969. Melalui drama ini, WS Rendra menggambarkan kondisi masyarakat Indonesia yang hidup terjebak dalam rutinitas dan konformitas tanpa makna. Para pemeran drama Bip-Bop bergerak secara mekanis dan monoton, seakan-akan menjadi robot dan mesin.
Dengan perilaku yang ditampilkan para pemainnya, Rendra mengutarakan kritik bahwa para penduduk sipil negeri ini tidak berdaya menghadapi sistem yang membuat mereka tertindas dan telah menghilangkan individualitas mereka.
Sedangkan kumpulan cerpen Berhala karya Danarto terdiri dari 12 cerita yang menggambarkan dunia yang absurd, magis, dan mistis. Kekhasan gaya penulisan Danarto dalam karyanya ini merupakan salah satu bentuk keberadaan aliran surealisme di Indonesia.
Surealisme Danarto, atau disebut sebagai realisme magis, merupakan aliran sastra yang menyatukan unsur realitas dengan unsur fantastis atau magis.
Realisme magis khas Danarto juga dapat disebut sebagai realisme sufistik, yang berasal dari doktrin pengaruh Wahdat al-Wujud. Doktrin tersebut merupakan konsep tasawuf tentang ketunggalan wujud antara Tuhan dan makhluk.
(Dari berbagai sumber)(*)