Sambut Ramadan, Warga Kampung Bekelir Gelar Keramas Bersama di Sungai Cisadane

waktu baca 2 minutes
Kamis, 27 Feb 2025 20:56 0 Redaksi

KOTA TANGERANG | TD — Pada Kamis, 27 Februari 2025, warga RW 02 Kampung Bekelir, Kelurahan Babakan, melaksanakan kegiatan keramas bersama di Sungai Cisadane. Acara ini merupakan tradisi tahunan yang dilakukan masyarakat setempat untuk menyambut bulan suci Ramadan.

Sejak pagi jelang siang, ratusan warga dari berbagai kalangan berkumpul dengan semangat kebersamaan untuk melakukan keramas. Mereka membawa sampo dan secara serentak membersihkan diri dengan cara menceburkan diri ke sungai atau menggunakan gayung.

Lurah Babakan, M. Ali Furqon, menjelaskan bahwa Keramas Bareng adalah tradisi yang telah menjadi bagian dari budaya masyarakat Kota Tangerang, diwariskan oleh nenek moyang sebagai bentuk penyambutan Ramadan.

Kegiatan ini melambangkan kebersihan dan persiapan menyeluruh menjelang bulan puasa, serta berfungsi untuk mempererat hubungan antarwarga.

Ali Furqon menjelaskan bahwa tradisi Keramas Bareng tidak hanya menyambut bulan Ramadan, tetapi juga mengandung nilai-nilai moral. “Di antaranya membersihkan diri sebelum menjalankan ibadah puasa, baik secara maupun spiritual.”

Ia menambahkan bahwa kegiatan Keramas Bareng di Sungai Cisadane sedang diusulkan oleh Pemkot Tangerang melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia.

“Harapannya, tradisi ini dapat terus dijaga oleh masyarakat, sehingga Keramas Bareng dapat segera diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTb) Kota Tangerang. Ini adalah bagian dari tradisi dan budaya yang menjadi ciri khas Kota Tangerang, serta momen kebersamaan menjelang Ramadan yang telah berlangsung lama,” tuturnya.

Sementara itu, Dayat, yang hadir bersama kedua anaknya, mengungkapkan rasa senangnya mengikuti kegiatan Keramas Bareng yang selalu ia ikuti setiap tahun. Ia percaya bahwa tradisi ini dapat membangun semangat kebersamaan dan membersihkan diri untuk menyambut bulan suci Ramadan dengan hati dan jiwa yang bersih.

“Saya telah menjalani tradisi ini sejak kecil, dan sekarang saya memperkenalkannya kepada kedua putra saya. Saya berharap mereka bisa meneruskan tradisi Keramas Bareng di Sungai Cisadane kepada generasi berikutnya,” kata Dayat dengan penuh semangat. (*)

LAINNYA