JAKARTA | TD – Riset terbaru Jakpat menunjukkan bahwa kuliner tradisional masih mendominasi selera masyarakat di tengah gempuran makanan modern. Pada 2025, menu seperti mie, bakso, soto, hingga masakan daerah seperti Padang dan Sunda tetap menjadi pilihan utama konsumen Indonesia saat makan di luar rumah.
Survei yang melibatkan 995 responden muda di delapan kota besar di Jawa ini menemukan bahwa 77% konsumen lebih memilih kuliner lokal, dengan 68% di antaranya mengutamakan menu berat seperti mie, bakso, soto, atau sop. Masakan daerah juga tetap kuat dengan 1 dari 2 responden menyatakan menyukainya.
Selain itu, camilan khas seperti siomay, batagor, dimsum, seblak, dan cilok masih populer di kisaran 50%. Tren modern seperti kopi dan minuman kekinian juga berkembang, menunjukkan selera konsumen kini menggabungkan tradisional dan modern dalam satu pola konsumsi.
Faktor utama konsumen memilih tempat makan adalah harga (60%) dan rasa (59%). Namun, aspek lain seperti pelayanan, kebersihan, dan porsi juga semakin dipertimbangkan. “Harga dan rasa memang masih utama, tapi pengalaman makan kini ikut jadi pertimbangan penting,” jelas Farida Hasna, Lead Researcher Jakpat dilansir Kamis, 9 Oktober 2025.
Kebiasaan makan di luar paling banyak terjadi pada jam makan malam (41%) dan makan siang (37%). Konsumen perempuan lebih sering makan di luar pada malam hari, sementara laki-laki cenderung lebih banyak beraktivitas kuliner pada larut malam atau pagi hari.
Selain itu, eksplorasi kuliner baru juga makin menjadi gaya hidup. Mayoritas konsumen tertarik mencoba tempat makan baru karena harga terjangkau (64%), menu unik (49%), dan promo pembukaan (48%). Namun, banyak yang lebih memilih menunggu review atau menanti hingga restoran stabil sebelum berkunjung.
Di sisi lain, data Kementerian Perdagangan mencatat bahwa sektor kuliner masih menjadi tulang punggung industri waralaba di Indonesia, mendominasi 47,77% dari total usaha waralaba hingga Februari 2025.
Hasil ini menegaskan bahwa selera tradisional tetap menjadi kekuatan utama pasar F&B Indonesia, sekaligus peluang besar bagi pelaku usaha kuliner untuk terus berinovasi tanpa meninggalkan akar lokal. (*)