Menjalankan strategi konten yang efektif bisa menjadi tantangan besar, terutama bagi bisnis dengan sumber daya terbatas. Terus menerus menciptakan konten baru untuk berbagai platform media sosial dapat menguras waktu dan tenaga. Namun, ada cara cerdas untuk mengatasinya, yaitu dengan menggunakan strategi repurposing, atau mendaur ulang konten yang sudah ada.
Repurposing konten adalah cara untuk mengubah satu ide atau artikel menjadi berbagai format yang berbeda, memungkinkan Anda menjangkau audiens yang lebih luas di berbagai saluran pemasaran. Misalnya, sebuah artikel blog yang memakan waktu berjam-jam untuk ditulis, bisa diubah menjadi konten carousel di Instagram, video TikTok, thread Twitter, hingga podcast singkat. Ini adalah strategi yang efektif karena memungkinkan Anda menjangkau audiens yang mungkin lebih suka mengonsumsi konten dalam format berbeda.
Menurut laporan Content Marketing Institute, sekitar 60% pemasar B2B telah menggunakan repurposing sebagai cara untuk memperpanjang umur konten mereka. Ini bukan hanya tentang efisiensi, tetapi juga tentang menyajikan pesan yang sama dalam format yang lebih sesuai dengan preferensi audiens yang berbeda.
Repurposing konten bukan berarti hanya menyalin dan menempelkan ide yang sama. Esensi dari repurposing adalah mengubah format konten tanpa mengubah pesannya. Sebagai contoh, artikel yang panjang bisa diubah menjadi infografik, yang memungkinkan informasi tersebut disajikan dengan cara yang lebih mudah dipahami dan menarik.
Namun, ada beberapa tantangan yang sering dihadapi saat melakukan repurposing konten. Salah satunya adalah kekhawatiran audiens akan merasa bosan dengan konten yang serupa. Padahal, algoritma media sosial tidak menjamin setiap audiens melihat konten yang sama, sehingga variasi dalam format hanya akan meningkatkan peluang konten Anda untuk lebih banyak dilihat.
Selain itu, repurposing sangat cocok bagi bisnis dengan tim kecil. Anda tidak perlu membuat konten baru setiap hari, cukup buat satu konten utama yang kuat, dan ubah itu ke dalam berbagai format menggunakan bantuan freelancer jika perlu. Dengan bantuan platform seperti Sribu, Anda bisa mendapatkan bantuan dari profesional untuk mengubah konten Anda dengan cepat dan terjangkau.
Strategi repurposing ini bukan hanya tentang efisiensi, tetapi tentang menjangkau lebih banyak orang dengan cara yang lebih strategis. Jadi, daripada merasa terbebani untuk terus menciptakan konten baru, coba manfaatkan konten yang sudah ada dengan pendekatan yang lebih kreatif dan efisien.
Menciptakan konten baru untuk setiap saluran media sosial atau platform pemasaran bisa menjadi pekerjaan yang melelahkan, terutama jika Anda mengelola bisnis kecil atau memiliki sumber daya yang terbatas. Namun, ada solusi untuk masalah ini: strategi repurposing, atau mendaur ulang konten yang sudah ada.
Repurposing konten memungkinkan Anda untuk memaksimalkan ide yang sama dan menyebarkannya dalam berbagai format. Misalnya, jika Anda telah menghabiskan waktu untuk menulis artikel blog, Anda bisa mengubah artikel tersebut menjadi berbagai jenis konten seperti carousel Instagram, video TikTok, infografik untuk Pinterest, atau bahkan thread di Twitter. Ini memberikan peluang lebih besar untuk menjangkau audiens yang lebih beragam dengan cara yang mereka sukai.
Banyak marketer sudah mengadopsi strategi ini karena memungkinkan mereka memperpanjang umur konten mereka. Menurut Content Marketing Institute, 60% marketer B2B berhasil menggunakan repurposing untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal dari konten yang sudah ada. Dengan mendaur ulang konten, Anda tidak hanya menghemat waktu, tetapi juga memaksimalkan pesan yang ingin Anda sampaikan tanpa harus membuat sesuatu dari nol setiap kali.
Namun, perlu diingat bahwa repurposing bukan berarti sekadar mengulang pesan yang sama. Esensi dari repurposing adalah mengubah format konten tanpa mengubah pesan intinya. Anda bisa mengubah artikel panjang menjadi video pendek yang menarik, infografik, atau bahkan podcast. Ini adalah cara untuk menyampaikan informasi yang sama dengan cara yang lebih dinamis dan lebih mudah dicerna.
Namun, ada beberapa tantangan yang sering ditemui ketika melakukan repurposing konten. Salah satunya adalah kekhawatiran bahwa audiens akan merasa bosan jika mereka terus melihat konten dengan pesan yang serupa. Tetapi kenyataannya, algoritma media sosial tidak menjamin bahwa setiap audiens akan melihat setiap konten yang Anda buat. Dengan menggunakan berbagai format, Anda justru meningkatkan kemungkinan konten Anda akan dilihat oleh audiens yang lebih banyak.
Strategi repurposing sangat cocok untuk bisnis kecil atau mereka yang memiliki tim konten terbatas. Alih-alih terus menerus membuat konten baru, Anda hanya perlu membuat satu konten utama yang solid dan kemudian mengubahnya ke dalam berbagai format. Jika Anda tidak memiliki keterampilan desain atau editing, Anda bisa menggunakan platform seperti Sribu untuk bekerja dengan freelancer yang dapat membantu Anda mengubah konten tersebut ke dalam format yang berbeda.
Dengan strategi repurposing, Anda bisa menjaga konsistensi konten Anda tanpa merasa kelelahan. Ini adalah cara yang efisien dan efektif untuk tetap hadir di berbagai platform pemasaran tanpa harus terus menciptakan konten baru dari awal. Jadi, jangan ragu untuk mulai mendaur ulang konten Anda!
Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES