Lebaran, Uang Baru dan Tradisi “Salam Tempel”

waktu baca 2 menit
Rabu, 12 Mei 2021 15:15 0 46 Redaksi TD

KABUPATEN TANGERANG | TD — Selain opor ayam dan ketupat, perayaan Idul Fitri di Indonesia memiliki ciri khas lainnya, salah satunya berbagi uang baru.

Tradisi yang dikenal dengan istilah “salam tempel” tersebut, yaitu berbagi uang pecahan tertentu kepada anak-anak anggota keluarga, sanak saudara, hingga tetangga setelah bersalam-salaman.

Karena adanya tradisi tersebut, saat menjelang lebaran, warga pun biasanya menukarkan uang untuk mendapatkan uang baru nominal Rp20 ribu, Rp10 ribu, Rp5 ribu, hingga Rp1 ribu.

Setidaknya terdapat dua cara untuk mendapatkan uang baru tersebut, yaitu melakukan penukaran di bank dan di lapak jasa penukaran uang dadakan.

Lapak penukaran uang baru tersebut biasanya menjamur sekitar 10 hari jelang lebaran. Mereka membuka lapak di tempat-tempat keramaian, terutama di bahu jalan, salah satunya terpantau TangerangDaily di kawasan Citra Raya, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang.

Berbeda dengan penukaran uang baru di bank yang tidak dipungut biaya, penukaran uang baru di pinggir jalan dikenakan sedikit biaya tambahan. Namun walaupun dikenakan biaya tambahan, jasa tersebut ramai konsumen.

Prosesnya yang cepat itu membuat warga memutuskan menukarkan uang di lapak-lapak dadakan tersebut.

“Kalau di bank kan harus antre, kalau di sini cepat dan simpel. Jadi saya nyari yang simpel saja, walau ada biaya tambahannya,” ungkap Joshua, warga yang melakukan penukaran uang baru di salah satu lapak di Citra Raya, Cikupa, Selasa (11/5/2021).

Soalnya nyari yang simpel lah, ngejar waktu juga karena banyak hal yang perlu dikerjain, kalau misalnya di bank kan perlu antri apa segala macem jadi buat sekarang nyari yg simpel aja walaupun lebih keluar uang sedikit,” ujarnya saat diwawancarai (11/05/2021).

Pendapat senada diungkapkan Roni, pengguna jasa penukaran uang di bahu jalan di kawasan Citra Raya tersebut.

“Di sini prosesnya cepat. Kalau di bank harus antre dulu, lama nunggunya sedangkan saya enggak punya banyak waktu karena pekerjaan. Jadi memilih menukarkan uang di sini,” katanya.

Untuk mendapatkan uang baru, konsumen dikenakan biaya 10 persen dari jumlah penukaran, misalnya untuk mendapatkan uang baru sebesar Rp100 ribu, maka konsumen membayar Rp110 ribu.

Meski bukan menukarkan uang di lembaga keuangan resmi, warga juga tidak merasa khawatir uang yang didapatkan terjamin keasliannya.

“Enggak takut, karena mereka juga tiap buka di sini selama Ramadan, dan aman-aman aja, enggak ada uang yang palsu,” pungkas Roni.

Penulis: Yunianoer Azizah (Mahasiswa UNIS Tangerang)
Editor: Mohamad Romli

LAINNYA