Kecerdasan Buatan Ubah Wajah Produksi Video di Era Digital

waktu baca 2 minutes
Sabtu, 10 Mei 2025 15:05 0 Redaksi

TEKNO | TD — Di era digital saat ini, kecerdasan buatan (AI) telah mengubah secara signifikan cara kita memproduksi video. Pada Selasa, 6 Mei 2025, UCIFEST 16 mengadakan acara Sinetalk yang berkolaborasi dengan Hollyland, dipandu oleh Anjas Maradita. Diskusi ini mengangkat tema tentang bagaimana AI berperan penting dalam industri produksi video, memberikan wawasan baru tentang potensi dan aplikasi teknologi ini.

Perkembangan AI yang pesat membuatnya menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari kita. Dalam konteks produksi video, AI menawarkan berbagai manfaat yang tidak bisa diabaikan. Anjas Maradita berbagi pengetahuan dan demonstrasi tentang bagaimana AI dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan kreativitas dalam proses produksi.

“Saya ingin menunjukkan cara memanfaatkan AI dengan cara yang benar dan etis. Banyak orang yang skeptis terhadap AI, padahal kita menggunakannya setiap hari. Contohnya, AI generatif yang sedang populer, AI prediktif untuk analisis cuaca, dan computer vision yang membantu mengatur lampu lalu lintas,” ungkap Anjas.

Ia juga menyoroti masalah penyalahgunaan AI, seperti kasus di mana animasi Studio Ghibli ditiru oleh AI. Menurut Anjas, tanggung jawab ada pada manusia dalam menggunakan teknologi ini. “Kita harus bisa beradaptasi dengan kemajuan teknologi yang ada,” tambahnya.

Anjas menjelaskan bahwa AI sangat membantu dalam setiap tahap produksi, mulai dari pra-produksi hingga produksi. “Saat membuat pitch deck untuk klien, penting untuk menjelaskan semua elemen seperti talent, karakter, dan tema secara detail. Komunikasi dalam deck sama pentingnya dengan komunikasi verbal,” jelasnya.

Dalam sesi tersebut, Anjas mendemonstrasikan penggunaan AI dalam pembuatan pitch deck, termasuk pembuatan storyboard yang dibantu oleh AI untuk mentransfer gaya tanpa menjiplak. Ia juga menggunakan alat Text to Speech dan AI untuk menciptakan referensi jingle.

“Saya memanfaatkan AI dalam pra-produksi untuk meningkatkan profesionalisme dan memastikan pitch deck yang disampaikan kepada klien lebih berkualitas. Alat-alat ini hanya digunakan sebagai referensi, bukan untuk menggantikan atau dijual,” tambahnya.

Anjas menilai bahwa penggunaan AI dalam pra-produksi sangat efisien, karena dapat menghemat waktu dan biaya. Namun, ia menekankan pentingnya memahami etika dalam penggunaan AI.

“Seringkali, orang salah paham tentang cara kerja AI, mengira bahwa AI langsung mengambil data. Sebenarnya, AI mempelajari data yang ada dan mengolahnya. Proses ini mirip dengan cara manusia belajar dari berbagai informasi,” jelas Anjas.

Ia juga menekankan perlunya regulasi dalam penggunaan AI, mengingat potensi pencurian karya seniman. Anjas mengingatkan mahasiswa untuk bijak dalam memanfaatkan AI, karena AI seharusnya menjadi alat bantu, bukan pengganti. (*)

LAINNYA