WISATA | TD – Wisata arkeologi candi ke Yogyakarta tentunya menjadi hal yang wajib jika sedang berkunjung ke kota budaya satu ini. Yogyakarta memang terkenal dengan sejumlah candinya yang megah. Seluruh candi yang tersebar di provinsi tersebut tidak kurang dari 30 situs candi.
Wisata arkeologi atau archaeotourism, salah satunya dengan mengunjungi candi, memiliki banyak manfaat, terutama dalam hal edukatif. Lebih lengkapnya, penulis menyusun berbagai manfaat tersebut sebagai berikut.
1. Mengetahui sejarah masa lalu.
Dengan mengamati bangunan candi, kita dapat mengetahui bagaimana seni arsitektur pada zaman dahulu. Sekaligus mengerti bagaimana teknologi berkembang untuk mendukung pembangunan.
Pada kompleks candi biasanya juga terdapat keterangan tentang sejarah dan pembangunan candi. Keterangan yang lebih lengkap juga bisa kamu dapatkan dari pemandu setempat.
Contohnya, seni arsitektur pada Candi Plaosan memilik teknik ‘interlocking system‘ dalam struktur bangunannya. Interlocking system merupakan teknik menyatukan batu-batu menjadi bangunan dengan cara membuat batu-batu tersebut saling mengunci. Dengan menggunakan teknik ini, maka pembangunan candi tidak memerlukan perekat. Ini menunjukkan kecerdasan teknologi yang sudah dimiliki para perancang bangunan pada zaman Jawa Kuno.
Selain interlocking system, kecanggihan penata bangun candi terlihat dari tetap dinginnya udara dalam ruangan candi. Meskipun pada saat yang sama, udara di luar candi terasa sangat terik. Ini disebabkan konstruksi khusus yang membentuk sistem sirkulasi udara pada dinding atau atap candi.
Pada dinding-dinding candi khas Yogyakarta biasanya terdapat relief dan ornamen yang menceritakan adat atau kebiasaan masyarakat zaman dulu. Kisah-kisah yang terpahat pada dinding batu tersebut dapat membuka wawasan mengenai cara hidup, nilai yang dijunjung tinggi, filosofi, mitologi, dan kepercayaan yang sedang berkembang di tengah masyarakat.
Naskah dan prasasti yang ditemukan berada pada situs candi juga dapat memberikan informasi tentang bahasa, budaya, atau kebijakan penguasa pada zamannya. Sedangkan perpaduan seni yang terdapat pada badan candi dapat memberikan gambaran tentang interaksi budaya dan masyarakat pada masa kerajaan kuno Nusantara dengan berbagai bangsa di dunia. Dan, dengan ini juga menjadi cermin kekuatan politik dan ekonomi dari penguasa pada zaman candi tersebut dibangun.
Contoh budaya yang dapat diketahui dari candi adalah kegiatan pertanian dan perdagangan yang terukir pada relief di Candi Plaosan.
3. Mengenali peristiwa penting pada zaman kuno.
Salah satu peristiwa penting yang terungkap dari relief candi adalah kisah hidup Buddha Sidharta Gautama yang terukir pada dinding-dinding batu Candi Borobudur.
Di beberapa candi lainnya, terdapat prasasti yang menceritakan momen-momen besar. Misalnya pada kompleks Candi Ratu Boko, terdapat informasi mengenai pergantian kekuasaan dan maksud penguasa mendirikan berbagai bangunan dalam kompleks candi pada masa itu.
Demikianlah manfaat pengetahuan yang dapat dipetik ketika kita melakukan wisata arkeologi candi ke Yogyakarta. Dari puluhan candi yang dapat dikunjungi dalam wisata arkeologi, penulis menyusun rekomendasi dari beberapa candi sebagai berikut.
1. Candi Prambanan
Kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia ini disebut-sebut sebagai ‘ratunya candi’, dan mempunyai berbagai julukan. Di antaranya Candi Seribu, Candi Roro Jonggrang, dan Candi Trimurti.
Candi Prambanan merupakan warisan dari Dinasti Sanjaya Kerajaan Mataram Kuno pada abad kesembilan. Kemegahan candi ini berasal dari banyak dan tingginya candi yang digunakan sebagai pusat keagamaan tersebut. Candi utamanya menjuang setinggi 47 meter, dan terangkai dengan dua candi utama lainnya. Ketiganya merupakan lambang dari singgasana Dewa Siwa, Dewa Wisnu, dan Dewa Brahma. Ketiga candi utama ini dikelilingi oleh candi-candi perwara yang berukuran lebih kecil hingga membentuk beberapa lapisan candi.
Pertunjukan yang sangat terkenal di Candi Prambanan adalah “Ramayana Ballet” yang diselenggarakan pada malam hari. Pementasan tari yang penuh hujan cahaya tersebut terlihat sangat indah karena nuansa dari latar belakang candi yang megah.
2. Candi Kalasan
Candi Kalasan terletak tidak jauh dari kompleks Candi Prambanan. Bangunan megah yang diprakarsai oleh Raja Rakai Panangkaran ini merupakan persembahan kepada Dewi Tara, dan dipergunakan sebagai tempat tinggal para biarawan.
Candi beraliran Buddha yang didirikan pada abad kedelapan ini sangat unik karena menggunakan teknik ‘vajralepa‘ atau lapisan pelindung dari adonan kapur untuk membuat dinding batunya lebih tahan terhadap cuaca dan memancarkan kilau. Bentuk reliefnya pada Candi Kalasan pun sangat indah, unik, dan berbeda dari candi lainnya.
Candi Plaosan terdiri dari dua candi utama yang berdampingan. Kompleks candi kembar yang sangat cantik ini terletak dalam satu kecamatan dengan Candi Prambanan. Pada zamannya, candi ini menjadi tempat mengenyam pendidikan, dan juga tempat bertapa bagi para biarawan.
Candi Plaosan dibangun oleh Rakai Pikatan yang berasal dari Dinasti Sanjaya saat ia menikahi Pramodhawardhani dari Dinasti Syailendra. Konon, candi ini merupakan tanda cinta antara keduanya, sekaligus lambang persatuan dua kerajaan. Latar belakang agama yang berbeda dari Pikatan dan Pramodhawardhani, yakni Buddha dan Hindu, kemudian menjadi dasar perpaduan artistik pembangunan Candi Plaosan.
Tempat peribadatan umat Hindu ini terletak hanya beberapa kilometer di arah barat Candi Prambanan.
Candi Sambisari merupakan peninggalan Kerajaan Medang dari Dinasti Sanjaya pada abad kesembilan. Salah satu sisi unik candi ini adalah ditemukan pertama kali terpendam di dalam tanah oleh seorang petani ketika sedang mencangkul ladangnya pada tahun 1966. Petani tersebut merasa bahwa cangkulnya menimpa sesuatu yang keras yang ternyata merupakan batu dengan bentuk unik. Tertimbunnya candi tersebut selama ratusan tahun sebelumnya merupakan akibat letusan Gunung Merapi pada awal abad kesebelas.
Kemudian pemerintah Indonesia berusaha merestorasinya dua puluh tahun, hingga dapat dinikmati seperti sekarang. Karena itulah, Candi Sambisari terlihat seperti berdiri pada lapisan tanah yang dalam, jauh dari permukaan tanah pada masa kini.
Kompleks Candi Sambisari terdiri dari satu candi utama yang di dalamnya terdapat bilik utama untuk melakukan pemujaan di hadapan lingga dan yoni. Candi utama tersebut berhadap-hadapan dengan tiga candi perwara yang lebih kecil. Pada bilik dalam candi utama, ketiga dinding luarnya menampilkan arca Durga Mahisasuramardhini, Ganesha, dan Agastya. Kombinasi ketiga tokoh ini unik karena berbeda dengan kombinasi tokoh pada candi-candi lainnya.
Selain itu, dulu terdapat prasasti berupa lempengan emas bertuliskan aksara Jawa Kuno ‘om shiva shtana‘, yang berarti ‘tempat suci siwa’ pada dinding candi. Sekarang, prasasti emas ini tersimpan dalam ruangan khusus koleksi artefak yang berharga.
Kompleks Candi Ratu Boko terletak hanya 3 kilometer di selatan Candi Prambanan. Yaitu pada Jalan Raya Piyungan-Prambanan di Desa Bokoharjo Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman.
Candi ini merupakan kompleks istana dan pemukiman yang sangat luas. Terletak di atas bukit pada ketinggian hampir 200 meter di atas permukaan laut, candi ini memiliki pemandangan yang luar biasa. Konon, pemandangan matahari tenggelam sangat indah di sini dan menjadi hal yang dinanti-nanti para pengunjung.
Di dalam kompleks tersebut, pengunjung dapat mengenali di antaranya petilasan balai pertemuan kerajaan, gua pertapaan yang unik, petilasan keputrian, bangunan petirtaan kuno yang cantik, dan beberapa sumur kuno yang terlihat misterius.
Candi ini sebenarnya bukan terletak di Yogyakarta, tetapi sedikit jauh ke utara. Tepatnya di Desa Mendut, Kota Mungkid, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Namun, bila sedang berwisata ke Yogya, maka akan sayang sekali melewatkannya. Untuk menuju Candi mendut, kamu bisa mengambil rute menuju Candi Borobudur, yang juga berada di Magelang.
Candi Mendut sangat istimewa karena terdapat 3 arca Buddha setinggi 3 meter, dan masih digunakan untuk bersembahyang oleh umat Buddha. Arca-arca ini konon merupakan arca Buddha tertua di Tanah Air. Pada pelataran candi yang cukup luas, pengunjung dapat duduk bersantai menikmati kesejukan lingkungan candi yang teduh karena naungan pohon bodhi, yaitu pohon yang sangat ikonik bagi umat Buddha.
Di sebelah kompleks candi, juga terdapat vihara untuk umat Buddha yang ingin bersembahyang. Tempat peribadatan ini sangat indah karena dilengkapi taman dan kolam teratai serta hiasan patung-patung buddha di sekelilingnya.
Pada kompleks vihara yang terbuka untuk umum ini, pengunjung dapat menikmati keasrian taman serta mengamati berbagai koleksi ikon Buddhisme. Dan di sini, juga terdapat pohon langka bunga sala yang sangat cantik. Pohon sala merupakan pohon yang melegenda dalam kisah kelahiran Buddha.
Terletak 3 hingga 4 kilometer dari kompleks Candi Mendut, berdirilah Candi Borobudur yang sangat megah. Candi bercorak Buddha ini merupakan destinasi utama wisata arkeologi dunia dan mendapat pengakuan sebagai salah satu warisan dunia oleh UNESCO.
Kompleks Candi Borobudur memiliki keunikan dari lapisan-lapisan teras yang melingkar dan bujur sangkar, dan dengan jajaran stupanya yang berisi arca-arca Buddha. Candi ini merupakan tempat peribadatan tingkat dunia yang selalu dikunjungi saat Hari Raya Waisak.
Nilai sejarah Candi Borobudur antara lain karena ia disebutkan dalam Negarakertagama, Babad Tanah Jawi, dan Babad Mataram, dan merupakan saksi dalam pergolakan perubahan keyakinan masyarakat serta perjuangan melawan penjajah.
Pada Candi Borobudur terdapat museum candi dan bioskop kecil yang menyediakan berbagai keterangan mengenai candi. Selain itu, juga terdapat sanggar lukis dan kafe jamu tradisional. Di tempat ini kamu bisa beristirahat dari lelahnya menjejaki candi sambil belajar melukis pada pelukis profesional, dan menikmati segarnya minuman jamu yang sehat sekaligus merupakan resep turun temurun masyarakat Jawa.
Demikianlah 7 candi yang dapat kamu kunjungi dalam wisata arkeologi candi di Yogyakarta. Dengan berwisata mengunjungi candi ada banyak hal yang bisa kamu dapatkan. Selain dapat menyegarkan kembali diri dengan menikmati indahnya alam di lingkungan candi, kamu juga dapat mengetahui sejarah Nusantara pada masa yang sangat lampau.
Kamu juga dapat memahami budaya dan pergolakan sosial yang terdapat pada zaman dulu dan membandingkannya dengan kondisi masa kini. Dan, untuk umat dengan keyakinan yang sesuai, berkunjung ke candi pasti dapat meningkatkan spiritualitas.
Yuk, isi waktu luangmu dengan hal bermanfaat dalam wisata candi! (Pat)