LINGKUNGAN | TD – Pemanasan global ternyata juga dapat berasal dari budidaya padi sawah. Melansir media sosial World Economic Forum (WEF), budidaya padi sawah di negara-negara penghasil beras disebut menyumbang gas metana sebesar 12% dari seluruh emisi metana dunia.
Adapun, efek pemanasan yang berasal dari gas metana lebih panas 21 kali daripada efek pemanasan global dari gas karbondioksida.
Padahal, pertanian padi tidak mungkin dikurangi ataupun ditiadakan. Saat ini, beras yang merupakan produk pangan dari tanaman padi, menjadi kebutuhan pokok dari 3,5 miliar penduduk dunia. Kebutuhan pangan ini bahkan akan melonjak hingga 30% pada tahun 2050.
WEF menuliskan bahwa keprihatinan risiko pemanasan global akibat budidaya padi tersebut menggerakkan para peneliti yang berasal dari Laboratorium Ilmu Hayati Temasek Singapura untuk mengadakan penelitian di tiga negara penghasil padi, yakni India, Indonesia, dan Laos.
Dalam penelitian tersebut, Tim Temasek bekerja sama dengan aliansi filantropi di Asia dengan menggunakan pendanaan dari Giving to Amplify Earth Action (GAEA) yang menjadi jaringan dari WEF.
Melalui penggunaan bibit unggul, penggunaan pupuk hayati, dan metode pengairan yang lebih efisien, para peneliti berharap dapat mengurangi emisi hingga 20% sehingga menekan laju pemanasan global akibat budidaya padi. (Pat)