Zuhud dan Sederhana, Kebiasaan Nabi Muhammad SAW yang Wajib Ditiru Umat Islam

waktu baca 4 menit
Kamis, 18 Apr 2024 16:51 0 77 Patricia Pawestri

RELIGI | TD – Di antara berbagai kebiasaan yang dimiliki Nabi Muhammad SAW, salah satu yang menonjol adalah perilaku sederhana. Kesederhanaan beliau hendaknya menjadi teladan bagi seluruh umat Muslim sebagai wujud ketaatan kepada perintah Allah dan rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW.

Kesederhanaan adalah bentuk perilaku ‘zuhud’ yang selalu diteladankan Nabi dalam kehidupan sehari-hari. Zuhud adalah sikap sederhana untuk semakin mendekatkan diri pada Allah Swt dan meninggalkan kenikmatan duniawi.

Kisah mengenai kezuhudan dan kesederhanaan Nabi Muhammad SAW, di antaranya terdapat dalam Dirasah Tahliliyah li Syahsiyyah ar-Rasul Muhammad karya Syekh Muhammad Rawwas.

Dalam buku kebiasaan Rasulullah karya Rizem Aizid, seorang penulis teologi Islam, dikatakan bahwa kesederhanaan Nabi terlihat dari pakaian, makanan, tempat tinggal, dan harta yang ia simpan.

1. Nabi Muhammad SAW jarang menikmati makanan.

Dalam Hadis Riwayat Tirmidzi, diceritakan Anas ra berkata:

“Rasulullah dalam sarapan dan makan malamnya tidak pernah memadukan roti dengan daging, kecuali bila menjamu tamu.”

Malik bin Dinar ra pun mengatakan hal senada:

“Rasulullah tidak pernah makan roti dan daging sampai kenyang, kecuali jika sedang menjamu tamu.”

Sedangkan Aisyah ra berkisah:

“Demi Allah yang mengutus Muhammad dengan kebenaran, beliau tak pernah melihat penyaring gandum. Beliau juga tak pernah makan roti gandum yang disaring, sejak beliau diutus Allah Swt hingga beliau wafat.”

Nabi Muhammad saw juga dikisahkan sangat jarang makan. Bahkan beliau pernah tidak makan selama tiga hari. Mengenai kebiasaan ini, dalam Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim tertulis Aisyah RA mengatakan bahwa keluarga Nabi Muhammad SAW tak pernah makan gandum hingga kenyang selama tiga hari berturut-turut sejak hijrah ke Madinah.

2. Pakaian Nabi Muhammad SAW sangat sederhana.

Meskipun Nabi Muhammad saw merupakan pemimpin besar umat Islam, dan sering dianggap lebih agung dari raja. Namun, beliau tidak pernah ingin tampil bermegah-megah.

Apa yang dikenakan beliau, dan yang sangat dikenali oleh para sahabat, hanyalah baju gamis yang bertambal dan kain sarung dari bulu yang tebal dan kasar. Bahkan Aisyah ra mengatakan bahwa keduanyalah yang dikenakan Nabi ketika wafat.

3. Tempat tinggal Nabi Muhammad SAW yang sangat sederhana.

Rumah Nabi Muhammad terbuat dari tembok bata dengan daun pohon kurma sebagai atapnya. Hanya terdapat dua ruangan dalam rumah tersebut, yakni ruang untuk berkegiatan, dan kamar tidur.

Nabi dikisahkan selalu tidur beralaskan tikar. Sedangkan bantalnya terbuat dari kulit yang diisi serabut. Ia tidak pernah menghendaki dinding rumahnya dihiasi dengan pajangan-pajangan ataupun tirai.

Mengenai hal ini, Aisyah RA menerangkan bahwa Nabi bersabda: “Sesungguhnya Allah Swt tidak memerintahkan kita untuk menghiasi ruangan dan tanah ini.”

4. Nabi Muhammad SAW tak pernah menyimpan kekayaan.

Teladan Nabi Muhammad SAW dalam menaati perintah Allah untuk tidak menimbun harta merupakan salah satu hal tersulit untuk diikuti orang kebanyakan. Namun, teladan nyata tersebut merupakan bukti bahwa beliau merupakan manusia terbaik yang pernah ada di bumi.

Nabi Muhammad SAW lebih memilih bersedekah daripada menyimpan atau ‘menimbun’ harta meskipun sedikit saja. Dikisahkan oleh para sahabat Nabi, jikalau Nabi Muhammad SAW memperoleh rezeki, maka apa yang diperolehnya tidak pernah sampai menginap semalam di rumah beliau karena Nabi Muhammad SAW mendermakannya karena Allah Swt.

Ketaatan Nabi Muhammad SAW atas larangan menimbun harta ini bersumber pada firman Allah yang terdapat dalam Al Quran. Salah satu ayat yang menyatakannya berasal dari Kitab Surat Ali Imran (3):180:

“Sekali-kali janganlah orang-orang yang kikir dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka bahwa kekikiran itu baik bagi mereka. Harta yang mereka kikirkan itu akan dikalungkan kelak di leher mereka pada hari kiamat. Dan, kepunyaan Allah-lah segala warisan di langit dan di bumi. Dan, Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Dan lagi, dari Kitab Surat at-Taubah (9):34-35:

” … Dan, orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih. Pada hari dipanaskannya emas perak itu dalam neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung, dan punggung mereka, (lalu dikatakan) kepada mereka,’Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang apa yang kamu simpan itu.”

Demikianlah keserhanaan dan kezuhudan yang merupakan kebiasaan Nabi Muhammad SAW yang patut diteladani oleh seluruh umat Islam. (Pat)

LAINNYA