Berdasarkan survei Jakpat, 96% gamer Indonesia bermain melalui perangkat mobile. Hal ini menegaskan bahwa mobile gaming telah menjadi fondasi utama ekosistem gaming nasional. (Foto: Freepik)GAYA HIDUP | TD — Dunia gaming di Indonesia terus berkembang pesat, bukan hanya sebagai hiburan semata, tetapi juga sebagai bagian dari gaya hidup digital masyarakat. Survei terbaru dari Jakpat mengungkap tren menarik seputar perilaku gamer Indonesia, termasuk perbedaan gaya bermain antara pria dan wanita yang semakin menonjol di tahun 2025.
Berdasarkan survei terhadap 1.203 responden, ditemukan bahwa 96% gamer Indonesia bermain lewat perangkat mobile, seperti smartphone atau tablet. Sementara itu, 28% bermain menggunakan PC/laptop, dan 16% memakai konsol. Menariknya, dua dari tiga gamer berencana meningkatkan perangkat gaming mereka dalam waktu dekat — tanda bahwa investasi untuk pengalaman bermain makin meningkat.
Menurut Septiana Widi Sugiastuti, Research Lead di Jakpat, perbedaan gender terlihat jelas dalam cara memilih platform.
“Pria lebih cenderung bermain di platform yang menuntut komitmen tinggi seperti PC dan konsol, baik dari sisi perangkat keras, waktu bermain, maupun tingkat kesulitan. Sementara wanita lebih memilih pengalaman bermain yang santai dan fleksibel,” ujarnya dilansir Jumat, 31 Oktober 2025.
Perbedaan gaya bermain juga tampak pada genre game yang disukai.
Game strategi menjadi titik temu yang disukai oleh kedua gender.
Dari segi popularitas, Mobile Legends masih menjadi juara dengan 52% pemain aktif, di mana 65% di antaranya adalah pria. Sementara itu, Candy Crush Saga disukai oleh 47% gamer wanita, dan Roblox menempati posisi ketiga dengan komposisi pemain pria dan wanita yang hampir seimbang.
Tak sekadar bermain, gamer Indonesia juga semakin aktif berbelanja untuk mendukung hobi mereka.
Dalam tiga bulan terakhir, 4 dari 10 gamer mengeluarkan dana antara Rp50.000 hingga Rp100.000 untuk kebutuhan gaming, dengan e-wallet menjadi metode pembayaran paling populer (86%).
Ketika brand berkolaborasi dengan game, 1 dari 2 gamer tertarik membeli item eksklusif. Selain itu, 47% menyukai promo belanja berhadiah, dan 46% lainnya tertarik dengan merchandise fisik bertema game.
Septiana menegaskan pentingnya memahami perilaku gamer lintas gender dalam strategi pemasaran.
“Gamer pria cenderung tertarik pada elemen digital eksklusif dan aspek kompetitif. Sebaliknya, gamer wanita lebih menyukai pengalaman sosial yang menyenangkan, termasuk kolaborasi dengan brand makanan atau lifestyle,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa kolaborasi lintas dunia digital dan fisik kini menjadi kunci untuk menjangkau audiens yang lebih luas.
“Brand perlu tampil relevan di platform seperti TikTok, YouTube Gaming, dan Discord, sambil menggabungkan hadiah digital dalam game dengan produk fisik seperti merchandise atau makanan,” tambahnya.
Tahun 2025 menandai era baru bagi industri gaming di Indonesia — semakin inklusif, beragam, dan berorientasi gaya hidup. Dengan perbedaan preferensi yang jelas antara pria dan wanita, serta peningkatan minat terhadap pembelian digital, ekosistem gaming nasional diprediksi akan terus tumbuh dan menjadi pasar potensial bagi berbagai brand lintas industri. (*)