TANGERANG | TD – Apa jadinya bila pemerintah menetapkan 4 hari kerja seminggu? Hal inilah yang terjadi di Kota Valencia, Spanyol pada bulan April dan Mei lalu.
World Economic Forum mencatat perubahan hari kerja yang lebih sedikit dalam seminggu selama 4 minggu berturut-turut tersebut telah mengubah kehidupan warganya secara intens.
Dalam laporannya pada dini hari, 21 Oktober 2023, World Economic Forum mencatat para pakar kesehatan dan ilmu sosial mengatakan warga Kota Valencia mengalami penurunan stress. Mereka pada umumnya merasakan lebih dalam hal kesehatan, lebih bahagia, dan tidak terlalu lelah seperti sebelumnya.
Warga kota menggunakan hari libur lebih mereka untuk melakukan kebiasaan yang lebih sehat, seperti memasak makanan bergizi di rumah, berolahraga, dan menikmati waktu bersama anak dan keluarga besar mereka.
Dalam laporan tersebut juga dikatakan kualitas udara menjadi lebih baik. Hal inilah yang mendukung Valencia meluncur cepat dalam kemajuan mencapai target net zero emission yang telah ditetapkan Uni Eropa sejak tahun 2019 lalu.
Uji coba memberikan hari libur lebih banyak juga pernah dibuat oleh perusahaan Microsoft di Jepang pada tahun 2019. Lebih sedikit hari kerja, yaitu 4 hari dalam seminggu, justru membuat Microsoft memahami bahwa produktivitas dapat dipacu hingga meningkat 40%.
Uji coba lainnya juga pernah diprogramkan oleh beberapa negara lainnya selama 6 bulan. Dan membuktikan sistem 4 hari kerja dalam seminggu dapat meningkatkan kualitas kerja para perempuan. Sedangkan interaksi meningkat di antara para ayah dengan anak-anaknya dan keluarga.
Sedangkan WHO mencatat, dikutip dari laman World Economic Forum, bahwa 9% dari populasi dunia bekerja selama 55 jam seminggu. Laporan WHO juga mencatat tekanan yang tercipta akibat jam kerja yang melampaui batasan tercatat mengakibatkan sekitar 745.000 orang meninggal setiap tahunnya. (*)