hpn2024
BeritaKab. Tangerang

Warteg Warung Makan “Berteknologi Layar Sentuh” Pertama di Dunia

45
×

Warteg Warung Makan “Berteknologi Layar Sentuh” Pertama di Dunia

Sebarkan artikel ini
Anggota Komisi VI DPR RI, Ananta Wahana berpose bersama peserta Pelatihan Pengelolaan Warung Makan angkatan ke-4 di Aula Trisakti, Padepokan Kebangsaan Karang Tumarutis, Sabtu, 4 Mei 2024. (Foto : Istimewa)
Bagikan:

TANGERANG | TD — Warteg atau Warung Tegal adalah warung makan khas Indonesia dengan ragam menu masakan sederhana namun nikmat di lidah.

Warteg ini konon disebut-sebut warung makan canggih pertama di dunia lantaran berteknologi touchscreen alias layar sentuh pada saat konsumen ingin menentukan menu makanannya.

Konsumen cukup menyentuhkan telunjuknya ke kaca tempat menyimpan makanan, maka orek tempe, telor dadar, sayur tahu atau lainnya segera tersaji di piring dengan cepat.

Kira-kira perumpamaannya seperti itu yang membuat Warteg digandrungi karena pelayanan cepat, ya tadi itu, tinggal sentuh makanan langsung tersaji, murah dan banyak pilihan menunya.

Melihat prospek bisnis Warteg ini cukup menjanjikan, dan bisa menjadi alternatif usaha rakyat ditengah masih lesunya pertumbuhan ekonomi.

Anggota Komisi VI DPR RI, Ananta Wahana gencar mengadakan pelatihan cara mengelola Warteg bagi Masyarakat di daerah pemilihannya (Dapil) yaitu Tangerang Raya.

Setidaknya sudah keempat kalinya politisi senior Banten dari PDI Perjuangan itu mengadakan pelatihan Warteg berkolaborasi dengan mitra Komisi VI yaitu Kementerian BUMN dan PT Telkom melalui Yayasan Sosial Budaya Mbangun Karso.

“Saya tawarkan usaha Warteg ini kepada rakyat di Dapil. Lantaran Warteg salah satu usaha yang terbukti mampu bertahan menghadapi krisis ekonomi,” ungkap Ananta dalam kegiatan Pelatihan Pengelolaan Warung Makan angkatan ke-4 di Aula Trisakti Padepokan Kebangsaan Karang Tumarutis, Sabtu, 4 Mei 2024.

Menurutnya, usaha Warteg bisa menjadi pilihan bagi masyarakat di tengah kondisi ekonomi Indonesia yang menghadapi banyak tantangan baik secara nasional maupun internasional.
Ananta menyebut, penikmat menu Warteg bukan hanya kelas menengah ke bawah, namun saat ini kalangan menengah ke atas juga suka makan di Warteg.

“Sehingga saya meyakini bahwa bisnis Warteg bisa menjadi alternatif bagi masyarakat saat kondisi ekonomi sektor formal sedang menurun seperti saat ini,” ujarnya.

Ananta menjelaskan, satu paket pelatihan pengelolaan warung makan tersebut memiliki 5 angkatan peserta. Sudah banyak alumni kegiatan tersebut dari angkatan ke-1 sampai ke-4 terakhir yang mulai membuka usaha warung makan.

“Saya cukup bergembira, karena dari angkatan ke-1 sampai ke-4 sudah melahirkan pengusaha rumah makan terbaru,” katanya.

Ananta berharap dengan adanya upaya seperti ini, bisnis Warteg dapat terus berkembang dan berdaya dalam menghadapi tantangan ekonomi.

Sementara itu, Ketua Umum Himpunan Pedagang Warteg Indonesia, Rojikin Mangala kepada peserta pelatihan berbagi kunci sukses dalam membangun usaha warteg.

“Lokasi strategis, tampilan bersih dan menarik, pelayanan yang baik dan ramah, serta hidangan yang bervariasi dan lezat adalah faktor-faktor penting yang harus diperhatikan,” paparnya.

Antusiasme terlihat dari peserta pelatihan yang aktif berpartisipasi dalam sesi tanya jawab dan praktik memasak.

Sebagai bentuk apresiasi, Ananta memberikan bantuan pangan berupa paket sembako kepada para peserta di akhir kegiatan. (Tim)

 

Bagikan: