BANDARA | TD — Untuk mencegah terjadinya penumpukan penumpang di Bandara Soekarno-Hatta mulai hari ini Rabu 22 Desember 2021, sistem antrean karantina menggunakan sistem online dan barcode.
Komandan Satgas Covid-19 Bandara Soekarno-Hatta Kolonel Agus Listiyono mengatakan skema baru ini akan memangkas waktu antrean penumpang yang datang dari Luar Negeri menuju karantina di Bandara Soekarno-Hatta. “Untuk memastikan tidak ada lagi penumpukan penumpang dan penumpang yang akan dikarantina sesuai dengan jalurnya,” ucapnya.
Agus menjelaskan, untuk informasi ketersediaan ruang karantina, Satgas Covid-19 Bandara Soekarno-Hatta akan mendapatkan informasi secara online dari tiga wisma yang disediakan untuk tiga lokasi karantina yaitu Wisma atlet Pademangan, Nagrak dan Pasar Rumput. “Sesuai SE 25 nomor tahun 2021 wisma hanya diperuntukan untuk pekerja migran, pelajar atau mahasiswa yang disekolahkan pemerintah dan ASN urusan dinas,” kata Agus.
Dengan sistem online ini, kata Agus, Satgas Covid-19 Bandara Soekarno-Hatta akan mengetahui secara langsung dan kontinyu keterisian wisma karantina.
Adapun untuk pendataan penumpang dari Luar Negeri, kata Agus, saat ini sudah dilakukan dengan menggunakan aplikasi Horee milik Angkasa Pura II. “Dengan aplikasi ini penumpang dari Luar Negeri cukup menggunakan barcode dan selanjutnya langsung naik bus menuju karantina di wisma atlet maupun hotel yang telah ditunjuk tempat karantina.”
Agus mengatakan sistem barcode ini sangat memangkas waktu pendataan. Menurut dia, waktu yang dibutuhkan untuk proses karantina tiap penumpang tidak lebih dari lima menit. “Jika dibandingkan dengan proses sebelumnya untuk satu PMI saja membutuhkan waktu 15 menit-30 menit,” ujar Agus.
Agus memastikan dengan skema baru ini, penumpukan penumpang di tempat antrian karantina baik di Terminal 3 dan 2F Bandara Soekarno-Hatta tidak akan terjadi lagi.
Sebelumnya, rekaman video yang menggambarkan penumpukan penumpang di Terminal kedatangan internasional Bandara Soekarno-Hatta viral di media sosial. Video berdurasi 2 menit 30 detik itu berisi antrian penumpang untuk karantina di wisma atlet memenuhi area kedatangan di Terminal Internasional Soekarno-Hatta.
Dalam video itu suara wanita yang diduga merekam suasana penumpukan penumpang itu menyampaikan waktu sekitar pukul 4 pagi. “Assalamualaikum, ini pagi jam 4 kita di Bandara Soekarno-Hatta ngantri untuk karantina di Wisma Atlet. Ngantri dari habis maghrib sampai subuh ya,” ujarnya.
Dia menceritakan, kondisi para penumpang pesawat yang tiba harus tidur berdiri atau bersandar di tembok untuk menunggu giliran pelayanan petugas karantina Covid-19. Wanita itu juga menyebutkan dia dan para penumpang lain yang sempat dia ajak mengobrol mengaku ditawari layanan hotel karantina. “Ini masih ngantri panjang, tuh lihat. Ini benar-benar nih pemerintah, penyiksaan kepada rakyat. Karantina di hotel satu orangnya Rp19 juta. Lebih mending menderita begini,” ucapnya.
Menurut wanita itu, para penumpang pesawat yang tiba di Bandara Soekarno-Hatta sebagian besar Tenaga Kerja Wanita (TKW) dan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dari luar negeri, dan juga turis yang hendak berlibur ke wilayah ibu kota.
“Kita punya hak mendapat (pelayanan) di Wisma Atlet. Banyak calo-calo membujuk supaya kita di hotel ya Bu, Rp19 juta satu orang. Gila, benar-benar ini mafianya,” keluhnya. (Faraaz/Rom)