KOTA TANGERANG | TD — Sempat menjadi primadona sekitar tahun 2015, kini pamor batu akik kian meredup.
Pada tahun 2015, penggemar batu akik tak hanya kaum pria, namun juga kaum hawa pun menyukainya. Maka tak heran, pada medio tersebut, harga batu akik naik drastis.
Namun seiring waktu, tren batu akik kembali menurun. Lapak penjualan batu akik di Jalan Juanda, Batusari, Kota Tangerang, sepi pembeli.
Lapak pedagang batu akik di Juanda Batusari, Kota Tangerang, Sabtu (20/2/2021). (Foto: Eko Setiawan/TangerangDaily)
Satu di antara pedagang itu adalah Anda (52). Menurut pria yang sudah berjualan batu akik sejak tahun 1992, menurunnya pamor batu akik lantaran seiring berkembangnya zaman.
“Untuk sekarang sedikit peminatnya, paling hanya yang hobi dan juga kolektor batu akik,” ujarnya, Sabtu (20/3/2021).
Saat ini, harga batu akik beraneka macam, paling murah dibandrol dengan harga Rp30 ribu sampai dikisaran Rp300 ribu, tergantung jenis batu dan ukurannya.
“Biasanya kolektor yang berani harga tinggi. Terlebih batu akik dengan ikatan perak bisa sampai jutaan harganya,” ungkapnya.
Lapak pedagang batu akik di Juanda Batusari, Kota Tangerang, Sabtu (20/2/2021). (Foto: Eko Setiawan/TangerangDaily)
Senada, Topo (63), pedagang lainnya mengatakan, menurunnya pembeli batu akik juga karena pandemi covid-19. Namun hal tersebut tidak terlalu berdampak pada dirinya, lantaran profesi menjadi penjual batu akik bukanlah pekerjaan utama.
“Saya sih enggak terlalu ambil pusing. Yang utama saya di bengkel cat mobil, jadi penjual batu akik hanya sampingan saja,” katanya.
Beragam jenis batu akik yang dijual di lapaknya di pinggir Jalan Juanda, Kota Tangerang, mulai dari kali maya, bacan, sulaeman, hingga permata. (Eko Setiawan/Rom)