Panduan Investasi & Trading Kripto

waktu baca 5 minutes
Rabu, 18 Jun 2025 20:57 1 Redaksi

EKBIS | TD – Investasi di bidang kripto telah mengalami pertumbuhan eksponensial selama lebih dari satu dekade, baik dalam jumlah investor maupun volume transaksi. Di Indonesia, antusiasme masyarakat terhadap investasi aset digital ini tergolong tinggi, namun pemahaman yang baik terkait literasi strategi investasi masih perlu ditingkatkan.

Banyak investor pemula dan ritel terjebak dalam spekulasi sesaat dengan mengikuti prediksi harga koin di internet dan narasi media sosial tanpa pemahaman yang mendalam tentang aspek fundamental koin yang mereka beli. Kesalahan dalam timing beli yang tidak tepat (misalnya, membeli saat harga sudah tinggi) dan pemilihan koin yang kurang tepat dapat menyebabkan kerugian yang signifikan ketika harga mengalami penurunan drastis dalam waktu singkat. Hal ini dapat mengakibatkan floating loss yang besar, yaitu keadaan di mana harga koin yang dibeli mengalami penurunan, menyebabkan kerugian sementara. Kerugian riil baru terjadi jika investor terpaksa menjual asetnya dengan harga lebih rendah.

Kondisi ini menjadikan strategi investasi dan manajemen risiko sebagai kebutuhan mendesak di bidang investasi kripto, yang pergerakan grafik harganya sangat fluktuatif. Tulisan ini akan menjelaskan salah satu strategi populer yang dapat digunakan dalam trading spot kripto secara terukur, sistematis, dan matematis, yaitu metode Grid Averaging. Strategi ini memungkinkan investor untuk tetap bertransaksi aktif di tengah pola naik turunnya harga yang intens tanpa terperangkap dalam keputusan emosional.

1. Perbedaan Antara Holder & Trading Spot

A. Holder (Investasi Jangka Panjang)

  • Holder adalah investor yang membeli aset kripto untuk disimpan dalam jangka waktu panjang (berbulan-bulan hingga bertahun-tahun) dengan harapan nilai aset akan meningkat secara signifikan.
  • Strategi ini cocok bagi mereka yang percaya pada fundamental proyek dan tidak terganggu oleh fluktuasi jangka pendek.

B. Trading Spot (Aktivitas Jual-Beli Harian)

  • Trader spot bersifat aktif melakukan jual beli aset dalam tempo harian atau mingguan.
  • Tujuannya adalah meraih profit dari selisih harga beli dan harga jual.
  • Volatilitas tinggi di pasar kripto membuat strategi ini cukup berisiko jika tidak didasari perencanaan yang matang.

2. Memahami Grid Averaging: Strategi Jual-Beli Bertahap

Grid Averaging adalah strategi membeli aset kripto secara bertahap pada level harga yang lebih rendah setiap kali harga mengalami penurunan tertentu.

  • Konsep ini efektif di pasar kripto, di mana penurunan harga sebesar 30%–70% dan bahkan 90% bukanlah hal yang tabu.
  • Dengan membagi modal menjadi beberapa bagian secara proporsional, investor dapat membeli aset pada beberapa persentase level penurunan harga dan menjualnya kembali saat harga mengalami kenaikan secara bertahap.
  • Strategi ini bertujuan untuk memperkecil risiko sekaligus memaksimalkan potensi profit.

3. Simulasi Grid Averaging Dengan Bitcoin (BTC)

Parameter Simulasi:

  • Harga ATH BTC (Mei 2025): Rp1.850.000.000
  • Total Modal: Rp12.000.000
  • Modal Partisi: 6 bagian (@Rp2.000.000)
  • Interval Penurunan Beli: 2% (konstan dari ATH)
  • Target Kenaikan Jual: 2,5%

Keterangan:
Estimasi jumlah Bitcoin (BTC) diperoleh dari Rp. 2.000.000 : Harga Bitcoin (saat pembelian). Profit diperoleh dari selisih antara harga jual dan harga beli dikalikan jumlah BTC (Bitcoin).

4. Eksekusi Dengan Limit Order

Agar strategi ini berjalan otomatis, Anda bisa menggunakan fitur Limit Order yang disediakan pada semua aplikasi kripto exchange.

  • Limit Order memungkinkan Anda untuk menetapkan harga beli dan jual di awal.
  • Saat harga pasar menyentuh nilai yang Anda tetapkan, transaksi akan otomatis tereksekusi tanpa harus memantau aplikasi secara real-time.

Contoh:

  • Anda beli di Rp1.739.000.000, dapat 0,001150 BTC.
  • Buat limit order jual:
    • Harga: Rp1.782.000.000
    • Jumlah: 0,001150 BTC

5. Penyesuaian & Fleksibilitas Strategi Grid Averaging

Metode Grid Averaging bersifat fleksibel. Anda bisa menyesuaikan:

  • Jumlah partisi modal (3, 5, 10 bagian, dsb)
  • Interval penurunan (2%, 3%, 5%, 10%, dsb)
  • Target kenaikan (2,5%, 4%, 6%, 10%, dsb)
  • Alokasi per order (bisa tidak seragam)

6. Keunggulan Strategi Grid Averaging

  • ✅ Anti-emosi: Tidak panik saat harga turun, tidak FOMO saat harga naik
  • ✅ Terukur: Risiko tersebar melalui partisi modal
  • ✅ Adaptif: Mengubah volatilitas menjadi peluang akumulasi profit
  • ✅ Mengurangi risiko kerugian: Floating loss hanya bersifat sementara, selama tidak jual rugi.
  • ✅ Efisien waktu: Bisa diatur otomatis lewat limit order

7. Rekomendasi Aplikasi Untuk Holder & Trading Spot

Aplikasi Kripto Lokal:

  • Tokocrypto: Berlisensi resmi Bappebti, terintegrasi dengan Binance.
  • Indodax: Exchange lokal tertua, cocok untuk pemula dan holder.
  • Floq: Exchange baru, menyediakan edukasi kripto dan interface yang ramah pengguna.
  • Mobee: Aplikasi Kripto yang menawarkan berbagai fitur investasi aset digital.

Aplikasi Kripto Internasional:

  • Binance: Fitur lengkap, likuiditas tinggi, ideal untuk trader profesional.
  • Bybit: Cocok untuk trading spot dan futures, cepat dan stabil.
  • OKX: Menawarkan produk inovatif seperti copy trading dan DeFi marketplace.

8. Penutup: Investasi Kripto Butuh Perhitungan & Kesabaran

Investasi kripto membutuhkan kemampuan analitis dan pengambilan keputusan yang tepat. Ia menuntut strategi, pengendalian emosi, dan pemahaman akan risiko. Metode Grid Averaging adalah salah satu solusi paling rasional untuk menghadapi fluktuasi liar di pasar kripto. Selain itu, pemilihan koin juga cukup berpengaruh pada keberhasilan investasi dan trading spot.

Ingatlah bahwa investasi kripto bukan hanya soal cuan cepat, tetapi tentang keamanan serta stabilitas keuntungan jangka panjang. Siapkan strategi Anda, jangan biarkan volatilitas membuat Anda tersesat dan menggiring Anda keluar jalur!

Pilihan koin kripto yang memiliki integritas tinggi serta relatif aman untuk investasi dan trading:

  1. Bitcoin (BTC): Store of Value, pondasi utama kepercayaan pasar.
  2. Cardano (ADA): Proyek Smart Contract berbasis riset ilmiah.
  3. QNT (Quant): Infrastruktur interoperabilitas level enterprise.
  4. XRP: Remitansi dan infrastruktur likuiditas berskala global.
  5. LINK: Infrastruktur penyedia data eksternal pada jaringan blockchain.

Penulis: Sugeng Prasetyo
Analis Kripto Independen


Disclaimer: Konten ini hanya sebagai salah satu referensi dan bukan rujukan utama untuk berinvestasi kripto. Investasi kripto sangat berisiko dan dapat mengakibatkan kerugian finansial. Sebelum melakukan investasi, disarankan untuk berkonsultasi dengan pakar keuangan atau penasihat investasi yang berlisensi. (*)

LAINNYA