SOSOK | TD — Nita Nuranasya, seorang perempuan muda yang lahir di Tangerang, kini menjadi sorotan di dunia pendidikan dan seni setelah berhasil meraih gelar Putri Budaya Banten 2024. Ajang pemilihan yang diselenggarakan di Tangerang Convention Center, Cimone, ini tidak hanya menjadi prestasi pribadi, tetapi juga menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang, terutama dalam upaya melestarikan dan mempromosikan kebudayaan Banten.
Putra Putri Budaya Banten adalah ajang pemilihan duta budaya yang bertujuan untuk menjaga dan mewariskan kekayaan budaya daerah. Para peserta yang terpilih akan berperan sebagai duta budaya selama satu tahun, dengan tanggung jawab untuk menyebarluaskan informasi tentang seni, adat, dan tradisi Banten di tingkat lokal maupun nasional. Nita, yang akrab disapa Neng, mengungkapkan rasa syukur dan kebahagiaannya saat dinyatakan sebagai salah satu finalis. Dalam wawancara eksklusif, ia menyatakan, “Saya benar-benar tidak menyangka bisa lolos menjadi salah satu finalis. Ini seperti mimpi yang menjadi kenyataan,” dikutip Minggu, 12 Januari 2025.
Perjalanan Nita menuju prestasi ini tidaklah mudah. Sejak kecil, ia menunjukkan minat yang besar terhadap dunia teater dan kepenulisan. Meskipun tanpa pelatih, Nita terus berusaha menulis tentang budaya yang ia cintai. “Banyak rintangan yang harus dilalui, tetapi dengan sabar dan keyakinan, kita bisa mencapai impian,” ujarnya. Nita percaya bahwa setiap tantangan yang dihadapi adalah bagian dari proses belajar yang akan membentuk karakter dan ketahanan seseorang.
Nita Nuranasya, yang lahir pada 20 Juli 2004, adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Ia menempuh pendidikan di SD Negeri Cikupa 1, kemudian melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah di Daar El-Huda. Di sana, ia tidak hanya mendapatkan pengetahuan akademis, tetapi juga pengalaman berharga dalam berorganisasi dan berinteraksi dengan berbagai kalangan. Saat ini, Nita sedang menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Tangerang, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Di kampus, ia aktif dalam berbagai kegiatan yang mendukung pengembangan keterampilannya di bidang seni dan sastra.
Nita Nuranasya memiliki pengalaman dan prestasi yang telah ia raih, antara lain:
– Juara 3 Lomba Monolog dalam Acara Bulan Bahasa di Pondok Pesantren Daar El-Huda 2022
– Juara 3 Lomba Menulis Cerpen Tingkat Nasional 2023
– Anggota Himpunan Mahasiswa PBSI di Universitas Muhammadiyah Tangerang 2023
– Panitia Festival Drama Ajang Kreatif Antar Kelas (Fesdrak FKIP)
– Ketua Umum Teater Cahaya UMT 2023
– Narasumber Pemateri Seminar di Universitas Ahmad Dahlan dengan topik “Kemampuan Menulis sebagai Keterampilan Profesional untuk Mempersiapkan Masa Depan di Era Industri 4.0” 2023
– Cerpen yang dipublikasikan di Koran Banten Raya dalam rangka Bulan Bahasa 2023
– Pemeran Utama dalam Drama “Bayang-Bayang Pengampunan” oleh Astrophile Theater pada Festival Drama Ajang Kreatif Antar Kelas (Fesdrak FKIP) 2024
– Peserta Drama Ajang Kreatif Antar Kelas (Fesdrak FKIP) 2024
– Ketua Pelaksana Festival Drama Ajang Kreatif Antar Kelas (Fesdrak FKIP) 2024
– Putri Persahabatan dalam Pemilihan Putra Putri Budaya Banten 2024
– Anggota Nulis Bareng Puisi Nugia Squad 2024
Prestasi yang diraih Nita menunjukkan dedikasi dan komitmennya dalam mengembangkan diri di bidang seni dan budaya. Ia juga terlibat dalam berbagai kegiatan sosial dan budaya, seperti menjadi narasumber dalam seminar-seminar yang membahas pentingnya kemampuan menulis di era digital. Nita percaya bahwa menulis adalah salah satu cara untuk menyampaikan pesan dan menginspirasi orang lain.
Selain prestasi di bidang akademik dan seni, Nita juga aktif sebagai content creator di media sosial. Melalui platform Instagramnya @nengnitanuranasyah dan @anasya_syihaab, ia berbagi karya-karya kreatifnya, mulai dari puisi, cerpen, hingga video pendek yang mengangkat tema budaya dan pendidikan. Nita ingin menggunakan media sosial sebagai sarana untuk memberikan inspirasi dan motivasi kepada pengikutnya, terutama generasi muda.
Penulis: Hanida Hidayati, mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Tangerang. (*)