NASAMS 2, ‘Iron Dome’ Milik Indonesia Sejak 2021

waktu baca 5 minutes
Senin, 21 Jul 2025 16:27 0 Patricia Pawestri

TEKNOLOGI | TD – NASAMS 2, atau National Advanced Surface to Air Missile System, merupakan sistem pertahanan udara canggih yang menjadi bagian dari kekuatan militer Indonesia. Sistem rudal menengah tersebut cukup diperhitungkan karena sudah terbukti efektif dalam melindungi keamanan dari serangan drone, rudal penjelajah, dan pesawat tempur. Radarnya cukup canggih, dengan kemampuan mobilitas cepat, serta pembiayaan yang dinilai cukup hemat.

Kekuatan strategis sebuah negara dapat menjadi alat diplomatik untuk menghindari gangguan, mempertahankan stabilitas, serta membantu sebuah negara dalam melaksanakan misinya. Dan, salah satu kekuatan tersebut dapat berwujud kekuatan militer. Indonesia mempunyai kekuatan militer yang dianggap kuat, terutama di antara negara-negara Asia Tenggara, karena memiliki sistem pertahanan udara NASAMS 2.

Sistem Pertahanan Udara NASAMS

NASAMS merupakan salah satu sistem pertahanan udara tercanggih yang merupakan produk militer antara Norwegia dan Amerika Serikat. Perusahaan asal Norwegia, Kongsberg Defence and Aerospace bergandengan dengan Raytheon dari Amerika Serikat dalam hal ini. Selain Norwegia sendiri, negara lainnya yang mengandalkan sistem ini juga berjumlah 15. Di antaranya Belanda, Ukraina, Finlandia, Spanyol, Oman, dan Indonesia.

Dalam kerjanya, NASAMS terdiri dari pusat komando, radar tiga dimensi, peluncur rudal, dan sensor elektro optik serta infra merah. Kesemuanya itu terhubung secara digital dan sangat fleksibel untuk pergerakan dalam area luas guna melindungi negara dari ancaman musuh.

Produk keamanan internasional ini merupakan hasil pengembangan Norwegia sejak 1980. Hingga sekarang sudah ada 3 level NASAMS. Pertama, NASAMS 1 yang rilis tahun 1998 dengan radar sentinel model dasar dilengkapi rudal jangkauan 25 kilometer. Kedua, NASAMS 2 (2006) dengan radar yang terintegrasi alat komunikasi Link 16 dan rudal jarak pendek 35 kilometer. Ketiga, NASAMS 3 (2019) dengan radar GhostEye MR dan rudal jarak menengah 60 kilometer.

Tiga keunggulan utama dari sistem pertahanan udara NASAMS adalah:

1. Radar dapat fleksibel karena dapat berpadu dengan sistem pelacakan dan alat komunikasi lainnya.

2. Baik rudal maupun radar mudah dibawa dalam pergerakan di darat maupun udara.

3. Dapat beroperasi nonstop sehingga efektif dalam melindungi suatu wilayah yang luas.

Sistem NASAMS memiliki kualitas yang menjadi ketetapan dalam standar NATO. Yakni dalam interoperabilitas komunikasi yang dapat terhubung dengan radar NATO, komponen yang dapat termobilisasi hingga jarak jauh, dan kemudahan dalam penggunaan rudal dan pelatihannya. Serta sistem pusat komando yang dapat efektif berkoordinasi dengan anggota di lapangan baik di udara, darat, laut, dan siber. Gunanya agar taktik pengarahan pasukan dan senjata terlaksana secara cermat.

Sejak Kapan NASAMS 2 Beroperasi di Indonesia?

Keberadaan NASAMS 2 di Indonesia merupakan hasil kebijakan pemerintah untuk memodernisasi perlengkapan militer di era Jokowi. Pada tahun 2017, media publik nasional mengungkapkan kontrak senilai 77 juta dolar AS dalam pembelian baterai NASAMS. Dan, pada 26 November 2021, NASAMS 2 telah aktif beroperasi di Teluk Naga di bawah Satuan Rudal Pertahanan Udara (Satrudal) 111. Sistem tersebut merupakan perlindungan, terutama, untuk daerah strategis DKI Jakarta dan sekitarnya.

NASAMS 2 menjadi andalan pertahanan udara Indonesia setelah 40-an tahun tidak memiliki sistem rudal. Sebelumnya, Indonesia memiliki V-75 atau SA-2 Guideline. Sistem rudal ini buatan Uni Soviet dan sempat membuat Belanda bergidik ketika hendak merebut Papua Barat. Namun, sayangnya sistem tersebut sudah usang dan tidak mendapatkan suku cadang sehingga dinonaktifkan pada tahun 1984.

Perbandingan antara NASAMS 2 dengan Sistem Pertahanan Udara Lainnya

NASAMS 2 merupakan sistem pertahanan rudal menengah yang tentunya tidak dapat dibandingkan dengan S-400 Triumf milik Rusia maupun Iron Dome milik Israel. Rudal NASAMS 2 hanya mampu mencapai jarak 35 kilometer, sedangkan rudal Iron Dome menyasar hingga 70 km. Rudal balistik Triumf bahkan dapat menjangkau 400 kilometer.

Mobilitas NASAMS 2 cukup tinggi dengan kemampuan pergerakan menyebar hingga 20 kilometer dari pusat komando. Sedangkan Iron Dome mempunyai mobilitas yang sangat fleksibel hingga dapat menyusuri daerah perkotaan yang padat. Triumf pun memiliki kemampuan mobilitas tinggi meskipun memiliki beban yang lebih berat.

Meskipun demikian, penggunaan NASAMS di Ukraina menjadi bukti efektivitasnya hingga 94 persen dalam menangkis serangan rudal Rusia sejak 2022. Norwegia sebagai pengembang sistem ini pun menggunakannya dalam pertahanan udara nasional. Dan, Amerika Serikat menggunakan NASAMS sebagai benteng udara dari kota Washington DC.

Dalam perbandingan dengan sistem pertahanan udara dengan negara tetangga, NASAMS juga bukan hal yang dapat diremehkan. Misalnya dengan Singapura dan Malaysia. Singapura menggunakan Spyder-SR dengan rudal Python and Derby buatan Israel yang mempunyai jangkauan 20 kilometer. Sedangkan Malaysia hanya memiliki Oerlikon Skyshield, yaitu artileri otomatis jarak pendek, meskipun sudah dengan sistem sensor canggih.

Pengaruh NASAMS Pada Geopolitik

Contoh negara lainnya yang mengadopsi NASAMS 2 yaitu Taiwan. Dengan sistem pertahanan udara ini, Taiwan menangkal ancaman militer udara Tiongkok yang sering berseteru dengannya. Adopsi NASAMS 2 di Indonesia telah menunjukkan kekuatan diplomasi negara, terutama di wilayah Asia Tenggara.

Dalam geopolitik, penerapan NASAMS di Indonesia menunjukkan eratnya hubungan dengan Amerika dan Eropa di blok Barat. Dan, meski Indonesia bukan negara yang tergabung dengan NATO (North Atlantic Treaty Organization atau Aliansi Atlantik Utara dan juga disebut OTAN), tetapi penggunaan style NATO memberi kesan bahwa Indonesia telah siap dan mampu berjalan setara bersama negara-negara yang tergabung di dalamnya.

Hal ini juga mempermudah Indonesia untuk ikut dalam latihan militer internasional yang merupakan gabungan negara-negara maju. Misalnya Joint Air Defense Exercises dan Military Education and Training Exchange. Serta membuka kesempatan bagi Indonesia untuk bergabung dalam kerja sama seperti Partnership for Peace, Technology Transfer Dialogues, dan Individual Partnership Action Plans.

Demikianlah mengenai sistem pertahanan udara NASAMS 2 yang menjadi benteng angkasa Indonesia. NASAMS 2 merupakan satu tonggak dalam sejarah dalam modernisasi alutsista militer Indonesia setelah 40 tahun sistem rudal SA-2 Guideline buatan Uni Soviet tak aktif.

Meskipun belum dapat menyaingi sistem rudal S-400 Triumf milik Rusia dan Iron Dome milik Israel, tetapi NASAMS 2 telah terbukti ampuh dalam melindungi Ukraina menghadapi gempuran Rusia sejak 2022. Efektivitas NASAMS 2 juga terlihat dalam sistem pertahanan negara-negara lainnya, seperti Amerika Serikat dan Taiwan.

NASAMS 2 telah menjadi alat strategis pertahanan negara sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam kawasan Asia Tenggara. Citra yang kuat ini mempertegas bahwa Indonesia setara dengan negara-negara maju yang tergabung dalam NATO. Sehingga membuka kesempatan dalam kerja sama militer global. (Patricia)

LAINNYA