KOTA TANGERANG | TD — Upaya memenuhi kebutuhan hidup di tengah pandemi covid-19 harus terus dilakukan dengan berbagai langkah kreatif, salah satunya memanfaatkan lahan dengan bercocok tanam.
Mahasiswa Universitas Budi Luhur yang tengah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kelurahan Cipadu Jaya, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang, mempelopori pertanian hidroponik. Jenis pertanian ini cocok untuk wilayah perkotaan yang tidak memiliki lahan yang cukup untuk bercocok tanam.
Mahasiswa Universitas Budi Luhur mempelopori pertanian hidroponik di Kelurahan Cipadu Raya, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang. (Foto: Meidina untuk TangerangDaily).
Mahasiswa menanam berbagai jenis sayuran, seperti bayam, sawi hijau (caisim), dan salada di atas lahan Jalan gang Abadi II, RT 05/06, Kelurahan Cipadu Jaya itu.
Enggar Mahendra, penanggung jawab program tersebut mengatakan, pola bercocok tanam hidroponik itu diharapkan menjadi salah satu kegiatan yang bernilai ekonomis, karena hasil panennya, bisa dijual sehingga membantu perekonomian keluarga.
Memanfaatkan lahan untuk bercocok tanam juga dinilainya sangat tepat disaat kondisi ekonomi seperti sekarang yang sedang lesu. Masyarakat tetap memiliki sumber mata pencaharian, disamping untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
“Pertanian seperti ini cukup baik untuk diaplikasikan secara langsung kepada masyarakat karena program ini menurut kami sangat efisien dan bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (24/2/2021).
Mahasiswa Universitas Budi Luhur mempelopori pertanian hidroponik di Kelurahan Cipadu Raya, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang. (Foto: Meidina untuk TangerangDaily).
Hidroponik merupakan metode tanam yang memanfaatkan lahan sempit. Metode ini menggunakan pipa-pipa bekas yang bisa ditempatkan di dinding tembok rumah dengan air yang mengalir di antara pipa-pipa tersebut.
Sebelum dimanfaatkan untuk tempat bercocok tanam oleh mahasiswa, lokasi yang dijadikan percontohan (pilot projek) pertanian hidroponik itu adalah lahan kosong tempat warga membuang sampah.
Mahasiswa kemudian melihat potensi yang dapat dikembangkan, maka mereka memutuskan menggunakan lahan tersebut untuk bercocok tanam.
“Lahan ini kami manfaatkan untuk bercocok tanam dengan pola hidroponik, sekaligus menjadi wahana sosialisasi dan edukasi kepada warga, bahwa mereka bisa melakukan hal serupa di rumah masing-masing, atau di lahan kosong lainnya,” jelasnya.
Yuni, pekerja sosial masyarakat di RT 05/06, mengapresiasi program KKN mahasiswa Universitas Budi Luhur itu. Ia mengakui, warga terinspirasi dan berencana akan mengembangkan program tersebut.
“Ada beberapa warga yang berencana untuk membuat tanaman hidroponik di area lain sekitar gang Abadi II ini. Terima kasih untuk adik-adik mahasiswa yang sudah membantu meningkatkan kesadaran warga untuk menanam di area yang tidak begitu luas,” katanya.
Penulis: Meidina, Mahasiswi Universitas Budi Luhur Jurusan Kriminologi.
Editor: Mohamad Romli