PT Kereta Api Indonesia (Persero) mengukuhkan tonggak sejarah baru dalam pengoperasian kereta cepat Whoosh. Sejak 10 April 2025, seluruh perjalanan kereta cepat Whoosh kini sepenuhnya dijalankan oleh SDM Indonesia, baik masinis maupun teknisi. Hal ini menunjukkan pencapaian besar dalam kesiapan dan kompetensi SDM nasional untuk mengelola moda transportasi canggih secara mandiri.
KAI, sebagai salah satu pemegang saham PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), mendukung penuh proses transfer pengetahuan yang telah berlangsung sejak awal pembangunan proyek ini. Keterlibatan SDM Indonesia dalam operasional Whoosh adalah bukti nyata bahwa kerja sama antarlembaga berjalan dengan solid. Keberhasilan ini juga mencerminkan upaya keras dalam membekali talenta Indonesia dengan teknologi mutakhir.
Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, menyatakan bahwa seluruh masinis dan teknisi yang bertugas menjalankan Whoosh adalah hasil seleksi dan pelatihan panjang. Mereka telah menjalani pelatihan sejak Februari 2023 dengan metode yang menggabungkan teori, simulasi, dan praktik langsung di Depo Tegalluar. Proses pelatihan yang ketat ini bertujuan untuk memastikan kompetensi mereka dalam menjalankan kereta dengan kecepatan tinggi yang mencapai 350 km/jam.
Menjadi masinis Whoosh tidaklah mudah. Selain memiliki pengalaman sebagai masinis kereta api konvensional dengan jam terbang tinggi, calon masinis juga harus lulus uji kompetensi yang sesuai dengan standar internasional dan menjalani pemeriksaan fisik serta psikologis secara rutin. Hal ini dilakukan untuk menjamin keselamatan selama perjalanan.
Tak kalah pentingnya adalah peran teknisi sarana atau Onboard Mechanic (OBM) yang kini juga sepenuhnya diambil alih oleh SDM Indonesia. OBM memiliki tanggung jawab untuk memastikan seluruh sistem kereta berfungsi dengan baik, menangani gangguan teknis ringan, dan melakukan pengecekan menyeluruh terhadap peralatan kereta selama perjalanan. Para OBM yang kini bertugas telah mendapatkan sertifikasi melalui pelatihan berjenjang yang diadakan di berbagai lembaga pendidikan transportasi dan perkeretaapian.
Hingga saat ini, sebanyak 21 OBM Indonesia telah sepenuhnya mengambil alih peran tersebut dari teknisi asal Tiongkok. KAI menilai langkah ini sebagai pencapaian besar dalam mewujudkan kemandirian Indonesia dalam teknologi perkeretaapian.
KAI juga mencatat bahwa ada 196 pegawai dari KAI Group yang dilibatkan dalam pengoperasian dan pemeliharaan Whoosh melalui skema transfer knowledge. Mereka tersebar di berbagai bidang, mulai dari pemeliharaan EMU (Electric Multiple Unit) hingga perawatan aset tetap. Dengan keterlibatan langsung dalam proyek strategis nasional ini, SDM KAI tidak hanya memperluas keterampilan, tetapi juga berkontribusi pada transformasi dunia transportasi publik Indonesia.
Investasi pada SDM adalah langkah penting untuk keberlanjutan Whoosh. KAI percaya bahwa keberhasilan pengoperasian penuh oleh tenaga lokal ini akan memperkuat kepercayaan publik terhadap kemampuan Indonesia dalam mengelola teknologi tinggi. KAI berkomitmen untuk terus mengembangkan kapasitas SDM Indonesia melalui program pelatihan dan kerja sama internasional, dengan tujuan menjadikan Indonesia sebagai pemimpin dalam teknologi transportasi masa depan.
Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES