Fenomena Gerhana Bulan Blood Moon Dapat Disaksikan 14 Maret 2025 Nanti

waktu baca 3 minutes
Rabu, 12 Mar 2025 10:55 0 Patricia Pawestri

ASTRONOMI | TD – Gerhana bulan blood moon total akan terjadi lagi pada 14 Maret 2025 nanti. NASA, badan antariksa milik Amerika Serikat, mengatakan prediksi tersebut pada laman resmi NASA sejak awal Maret lalu.

Dalam perkiraan para ahlinya, NASA mengatakan bahwa gerhana bulan kali ini akan menghadirkan fenomena blood moon, atau bulan darah. Meski tak sepopuler harvest moon, keindahan bulan dengan warna merah yang dramatis tersebut tetap akan luar biasa. Karena itulah, fenomena gerhana bulan blood moon kali ini patut untuk dinantikan para penggemar keindahan alam.

Bagian Bumi Mana Saja yang Dapat Menyaksikan Blood Moon Secara Langsung

Namun, sayangnya, meski popular, keindahan gerhana bulan blood moon pada Maret 2025 ini tidak dapat disaksikan secara langsung di langit Indonesia. Tetapi, para penggemar keindahan alam dapat mencari portal berita yang menayangkan liputannya untuk menyaksikan bulan dengan warna spektakuler tersebut.

Wilayah-wilayah yang dapat menikmati keindahan gerhana bulan blood moon secara langsung pada Maret 2025 nanti, meliputi Oseania, Amerika Selatan dan Utara, dan sebagian Eropa.

NASA mengatakan gerhana bulan akan mulai terjadi sejak 10:57 malam waktu Amerika pada tanggal 13 Maret 2025. Dan mencapai puncaknya pada pukul 1:58 setempat di pagi hari tanggal 14 Maret 2025. Akhir gerhana kemungkinan akan selesai pada pukul 5:00.

Renee Weber, salah seorang pemimpin para peneliti NASA, mengatakan gerhana total akan terjadi selama kurang lebih satu jam (mulai dari jam 1:26 hingga 2:31 waktu setempat) sehingga memberikan kesempatan yang cukup panjang untuk melakukan pengamatan. Namun, tantangan muncul dari prakiraan cuaca yang memprediksi awan akan memenuhi langit dalam perbandingan 50:50 secara sporadis.

Bagaimana Fenomena Blood Moon Terbentuk?

Fenomena gerhana bulan blood moon dapat terjadi karena pada saat gerhana total, bulan masih berkesempatan menerima cahaya matahari yang berspektrum merah. Cahaya merah ini mempunyai gelombang yang lebih panjang daripada warna cahaya lainnya. Sehingga dapat bertahan dalam fokus menuju bulan meskipun harus melewati ketebalan atmosfer bumi. Sementara, cahaya biru atau ungu, dengan gelombang yang lebih pendek, menyebar dan tidak sampai pada permukaan bulan.

Demikianlah bulan, yang sedang berada dalam umbra (bagian tergelap pada bayangan bumi) masih dapat tampak karena memancarkan warna merah. Dan, warna ini akan semakin pekat jika atmosfer bumi memiliki lebih banyak awan atau debu.

Dampak Gerhana Bulan pada Bumi yang Mungkin Terjadi

Peristiwa gerhana bulan merupakan salah satu kejadian alam yang menarik. Meskipun demikian, perlu waspada terhadap beberapa dampaknya di bumi, yang merupakan akibat dari adanya tarikan atau gaya gravitasi bulan.

Gravitasi bulan yang terkonsentrasi pada bagian umbra bumi dapat mengakibatkan pasangnya air laut. Tingkat kenaikan maksimum air laut saat pasang disebut sebagai ‘pasang perigean’. Yang terparah, mungkin saja terjadi banjir rob pada kawasan pesisir terkait akibat pasang ini.

Perubahan cahaya selama bulan dalam gerhana pada malam hari juga dapat menyebabkan beberapa satwa kebingungan. Hal ini dapat mengubah perilaku hewan-hewan tersebut. Misalnya burung-burung yang terbang pada malam hari akan kebingungan menentukan arah terbang, dan beberapa serangga akan berperilaku tak biasa.

Sedangkan pada budaya, gerhana bulan biasanya akan dikaitkan dengan mitos tertentu. Sehingga, bisa saja terjadi aktivitas khas oleh manusia. Misalnya dalam budaya Islam, terdapat salat khusuf yang dilakukan secara berjamaah.

Dalam ilmu pengetahuan, gerhana bulan memberikan kesempatan para ahli untuk mengamati bagaimana interaksi yang terjadi antara bulan, matahari, dan bumi. Komposisi atmosfer bumi juga dapat terungkap dengan menganalisa cahaya yang tampak pada saat gerhana berlangsung. Dalam fenomena blood moon saat gerhana bulan, secara pasti, semakin merah warna bulan menunjukkan semakin tinggi tingkat polusi (debu) yang ada di angkasa bumi. (Pat)

 

""
""
""
LAINNYA