DPRD Sorot Kinerja PT TNG, Minta Angkot Si Benteng Digratiskan

waktu baca 2 menit
Kamis, 3 Jun 2021 20:25 0 45 Redaksi TD

KOTA TANGERANG | TD — Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tangerang Wawan Setiawan menyebut kinerja PT Tangerang Nusantara Global (PT TNG) yang belum optimal sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Menurutnya, sejak diluncurkan pada 2016, perusahan milik Pemerintah Kota Tangerang tersebut belum menghasilkan keuntungan.

“Kalau secara keseluruhan belum optimal, kami akui itu. PT TNG ini kan BUMD, jadi harus bisa menghasilkan pundi-pundi bagi PAD,” ujar Wawan, Kamis, (3/6/2021).

Ia menyontohkan angkot Si Benteng. Menurut Wawan angkot Si Benteng belum optimal lantaran sistem pembayarannya menggunakan Ovo. Pihaknya sempat meminta sistem pembayaran angkot tersebut menggunakan kartu.

“Kami berharap tapping (sistem pembayaran) tempel dengan kartu. Supaya bisa lebih efektif, agar kebocorannya tidak besar,” kata Wawan.

Bahkan, pihaknya meminta angkot Si Benteng digratiskan saja sebagai bentuk pelayanan kepada masyarakat, seperti contohnya di Kota Tangerang Selatan.

DPRD, DPRD Kota Tangerang, PT TNG, Angkutan Kota, Angkot Si Benteng, Si Benteng, DPRD minta Angkot Si Benteng Gratis, Kota Tangerang: DPRD Sorot Kinerja PT TNG, Minta Angkot Si Benteng Digratiskan

Angkot Si Benteng (Foto: Eko Setiawan/TangerangDaily)

“Masyarakat Kota Tangerang boleh menikmati itu karena bagian dari fasilitas pemerintah yang disediakan untuk masyarakat,” kata Wawan.

Namun wacana itu sulit dilakukan, sebab angkot Si Benteng harus dikembalikan kepada Dinas Perhubungan (Dishub). Karena kalau PT TNG yang mengelola harus mendapat keuntungan untuk PAD Kota Tangerang.

“Kami ingin kembalikan ke Dishub, karena PT TNG untungnya enggak seberapa. Lebih baik digratiskan sebagai bentuk pelayanan kepada masyarakat Kota Tangerang. Jadi sekarang pertanyaannya wali kota mau atau enggak,” jelas Wawan.

Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Tangerang Anggiat Sitohang mengatakan, angkot Si Benteng lahir di waktu yang tidak tepat. Lantaran Si Benteng beroperasi disaat banyaknya jasa moda transportasi, seperti ojek dan taksi daring. Sehingga menurutnya akan sulit dijadikan salah satu sumber PAD Kota Tangerang karena harus bersaing dengan jasa transportasi lainnya.

“Kami melihat enggak ada penumpangnya kan sekarang. Karena kalah dengan GoCar, Grab, karena lahir pada saat waktu yang tidak tepat. Saat diluncurkan terjadi pandemi, semakin tidak ada penumpangnya,” kata Anggiat.

Sementara pendapatan dari perparkiran, Anggiat juga menilai belum maksimal. Seperti di Pasar Anyar yang harus berbenturan dengan petugas parkir liar yang sebelumnya sudah menguasai wilayah tersebut.

“Selama ini ada ketidaksinkronan antara parkir liar dan parkir PT TNG. Begitu masuk bayar di PT TNG, begitu parkir bayar sama tukang parkir yang sudah lama di sana,” katanya. (Eko Setiawan/Rom)

Unggulan

LAINNYA