KESEHATAN MENTAL | TD – Di tengah rumitnya kehidupan modern, fenomena yang semakin menarik perhatian muncul, yaitu kidulting. Istilah ini menggambarkan perilaku orang dewasa yang menikmati aktivitas atau barang yang biasanya diasosiasikan dengan masa kanak-kanak, seperti mengoleksi mainan, menonton film animasi, hingga bermain permainan daring atau konsol. Meskipun tampak kekanak-kanakan, kidulting sebenarnya menyimpan dinamika psikologis dan sosial yang menarik untuk diteliti lebih lanjut.
Apa Itu Kidulting?
Secara etimologis, kidulting merupakan gabungan dari kata kid (anak) dan adulting (menjalani kehidupan sebagai orang dewasa). Fenomena ini mencerminkan bagaimana individu dewasa tetap atau kembali menikmati hal-hal yang biasa mereka lakukan saat kecil. Dalam konteks ini, kidulting bukan hanya sekadar konsumsi produk anak-anak, tetapi juga mencakup pencarian kenyamanan emosional dan ekspresi identitas diri.
Penyebab Munculnya Fenomena Kidulting
Beberapa faktor yang mendorong munculnya fenomena ini antara lain:
1. Rasa Nostalgia
Kebutuhan untuk mengingat masa lalu yang bahagia dapat menjadi pelarian dari tekanan hidup saat ini. Barang atau aktivitas masa kecil mampu membangkitkan rasa aman dan nyaman.
2. Tekanan Kehidupan Dewasa
Beban pekerjaan, tanggung jawab keluarga, dan ketidakpastian masa depan membuat sebagian individu mencari pelarian yang ringan dan menyenangkan. Kidulting menjadi bentuk self-soothing yang dianggap efektif.
3. Perubahan Nilai Budaya
Masyarakat modern lebih inklusif terhadap ekspresi personal. Apa yang dulunya dianggap tidak wajar bagi orang dewasa kini mulai diterima sebagai bentuk kebebasan berekspresi.
Pandangan Para Ahli Tentang Kidulting
Menurut Dr. Michael Wetter, seorang psikolog klinis dari Cedars-Sinai Medical Center di Los Angeles, “Kidulting adalah cara sebagian orang dewasa menjaga hubungan dengan aspek kehidupan mereka yang lebih ringan dan lebih menyenangkan. Ini bisa menjadi bagian dari mekanisme sehat untuk meredakan stres, selama tidak dijadikan pelarian permanen dari tanggung jawab.”
Sementara itu, dalam sebuah artikel di Psychology Today, Dr. Gail Saltz, seorang profesor psikiatri dari New York Presbyterian Hospital, menjelaskan bahwa “Kegiatan bernuansa kekanak-kanakan bisa membantu merawat inner child, yaitu bagian dari diri yang berkaitan dengan emosi, kreativitas, dan spontanitas.”
Dengan kata lain, aktivitas seperti menonton kartun, mengoleksi boneka, atau bermain game tidak selalu menunjukkan ketidakdewasaan, melainkan bisa menjadi cara untuk menjaga keseimbangan psikologis di tengah tekanan hidup yang berat.
Dampak Kidulting dalam Kehidupan Sehari-hari
Kidulting memiliki dampak yang bervariasi, tergantung pada konteks dan intensitasnya:
Seperti halnya bentuk hiburan lainnya, kidulting perlu dijalankan secara proporsional. Selama tetap ada kesadaran akan batasan dan tanggung jawab, aktivitas ini dapat menjadi bagian dari gaya hidup yang sehat.
Sebagai Kesimpulan, kidulting merupakan fenomena yang semakin menonjol dalam masyarakat kontemporer. Di balik perilaku yang tampak sederhana, terdapat dinamika psikologis yang mencerminkan kebutuhan akan kenyamanan, keamanan, dan ekspresi diri. Dengan memahami fenomena ini secara lebih terbuka, masyarakat dapat lebih bijak dalam menyikapi pilihan gaya hidup individu dewasa masa kini—tanpa perlu terburu-buru memberi label negatif. (*)