OPINI | TD — Buku adalah jendela dunia. Ungkapan ini tepat menggambarkan peran penting buku dalam memperluas pengetahuan dan pengalaman kita.
Membaca buku fisik, khususnya, menawarkan proses yang lebih fokus dan reflektif, memungkinkan pembaca untuk memahami ide-ide secara mendalam dan membangun koneksi yang lebih kuat dengan teks. Lebih dari sekadar informasi, buku fisik menghadirkan ketenangan, merangsang imajinasi, dan menawarkan wawasan baru yang memperkaya kehidupan kita.
Membaca buku meningkatkan kemampuan kita untuk mengakses informasi, memperkaya pengetahuan, dan memperdalam pemahaman tentang dunia, mengembangkan imajinasi, dan memperkuat kemampuan berpikir kritis.
Buku fisik juga memberikan ketenangan, hiburan, dan berperan penting dalam pertumbuhan pribadi dan intelektual kita. Literasi membaca, yang didorong oleh interaksi dengan buku, merupakan pilar penting dalam pengembangan individu dan masyarakat, melatih kemampuan berpikir kritis, analisis informasi objektif, dan pengambilan keputusan yang lebih baik.
Namun kini, dengan perkembangan terknologi komunikasi, terjadi perubahan signifikan dalam tradisi membaca.
Di Era modern, kita menyaksikan perubahan signifikan dalam kebiasaan membaca, didorong oleh perkembangan pesat teknologi dan perubahan gaya hidup. Pergeseran dari buku fisik ke e-book dan audiobook merupakan salah satu perubahan yang paling mencolok.
Kemudahan akses, portabilitas, dan penyederhanaan yang ditawarkan oleh e-book dan audiobook menjadikannya pilihan yang menarik bagi banyak orang. E-book dapat diakses di mana saja dan kapan saja melalui perangkat digital, sementara audiobook memungkinkan konsumsi informasi sambil melakukan aktivitas lain, menjadikannya solusi ideal bagi mereka yang memiliki keterbatasan waktu.
Namun, perkembangan teknologi juga membawa dampak yang lebih luas pada bagaimana kita mengonsumsi informasi. Akses mudah ke artikel online, media sosial, dan berbagai format interaktif telah memperluas cakrawala bacaan, tetapi juga menimbulkan tantangan.
Generasi muda, yang lebih akrab dengan konten visual dan interaktif, cenderung menganggap membaca buku fisik sebagai aktivitas yang kurang menarik dibandingkan dengan pengalaman multimedia yang ditawarkan teknologi modern. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan memudarnya literasi membaca yang dibangun melalui interaksi mendalam dengan buku fisik.
Meskipun teknologi menawarkan akses yang lebih luas, perlu dipertanyakan apakah akses tersebut secara efektif meningkatkan atau justru mengalihkan perhatian dari kebiasaan membaca yang mendalam.
Sosial: Digitalisasi buku telah memperluas jaringan sosial pembaca secara global. E-book dan audiobook memfasilitasi diskusi literasi yang lebih inklusif dan lintas geografis, melampaui batas-batas fisik yang membatasi interaksi di masa lalu. Komunitas literasi online memberikan ruang yang lebih luas bagi partisipasi dan pertukaran ide.
Ekonomi: Akses terhadap literasi menjadi lebih terjangkau. Harga e-book dan audiobook yang relatif lebih murah dibandingkan buku fisik, ditambah dengan tersedianya layanan gratis, memungkinkan lebih banyak orang untuk mengakses literatur.
Pendidikan: Digitalisasi membuka akses yang lebih fleksibel terhadap bahan ajar global, memperkaya pengalaman belajar dan memperluas pemahaman siswa terhadap isu-isu global dan perkembangan terkini.
Psikologi: E-book menawarkan fleksibilitas dalam penyesuaian tampilan (huruf, ukuran, kontras), meningkatkan kenyamanan membaca. Audiobook memungkinkan penyerapan informasi tanpa terikat waktu dan tempat, memfasilitasi multitasking sambil tetap mendapatkan manfaat membaca.
Sosial: Penggunaan layanan digital dapat mengurangi interaksi tatap muka dalam komunitas literasi. Kehilangan kesempatan untuk berdiskusi langsung dan berbagi rekomendasi buku secara fisik dapat menyebabkan isolasi sosial.
Ekonomi: Transisi ke buku digital berdampak negatif pada industri percetakan dan distribusi buku fisik, yang memiliki biaya produksi yang jauh lebih tinggi.
Pendidikan: Membaca di perangkat digital rentan terhadap gangguan (notifikasi, aplikasi lain), yang dapat mengurangi pemahaman dan kemampuan berpikir kritis. Pengalaman membaca yang dangkal dapat menghambat penyerapan informasi yang mendalam.
Psikologi: Pengalaman membaca e-book dan audiobook tidak memberikan sensasi fisik yang sama dengan membaca buku fisik (aroma kertas, tekstur halaman), yang dapat mengurangi kedalaman pengalaman membaca.
Meskipun e-book dan audiobook menawarkan kemudahan dan aksesibilitas, perlu diingat bahwa buku fisik memberikan pengalaman membaca yang lebih mendalam dan fokus. Ketergantungan berlebihan pada format digital dapat mengurangi kualitas literasi, menghasilkan pemahaman yang dangkal dan menghambat pengembangan kemampuan berpikir kritis.
Oleh karena itu, penting untuk menyeimbangkan penggunaan format digital dengan membaca buku fisik agar kualitas literasi tetap terjaga.
Membudayakan kebiasaan membaca yang fokus dan reflektif, terlepas dari formatnya, menjadi kunci untuk memaksimalkan manfaat membaca bagi pengembangan diri dan masyarakat.
Penulis: Lutfia, Mahasiswa Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Jambi. (*)