TANGERANG |TD – Berhati-hati dalam mengkonsumsi bahan makanan tentunya menjadi salah satu keharusan. Apalagi sebagai umat Islam, diwajibkan menghindari segala hal yang berkaitan dengan yang diharamkan, salah satunya babi.
Untuk itu, mengenali berbagai istilah tentang produk mengandung babi juga perlu. Bahkan Wakil Direktur bidang Auditing dan Sistem Jaminan Halal RI, Ir Muti Arintawati, mengimbau umat Islam untuk terus meng-up date pengetahuan mereka tentang semua hal yang berhubungan dengan babi untuk menghindari konsumsinya.
Unsur babi sebenarnya banyak digunakan oleh dunia internasional. Salah satu istilah yang wajib diketahui adalah porcine. Porcine merupakan penyebutan unsur babi yang digunakan di bidang medis/pengobatan.
Sedangkan di belahan bumi Eropa, daging babi umum digunakan dalam masakan. Beberapa istilah unsur babi dalam dunia kuliner barat yaitu ham (paha babi), bacon (daging salai), lard (minyak untuk memasak dan membuat sabun), dan sow milk (susu babi).
Masyarakat Tionghoa merupakan salah satu yang akrab dengan masakan berbahan baku daging babi. Mereka menyebut cu nyuk untuk daging yang katanya terlezat itu. Sedangkan dalam bahasa Mandarin, daging babi disebut cu rou.
Jepang mempunyai sebutan untuk olahan babi bagian perut, yakni chashu atau yakibuta. Sedangkan chasheeu atau nibuta ditujukan pada babi masak.
Masakan Korea pun banyak menggunakan unsur babi. Misalnya dwaeji bulgogi (babi panggang berbumbu), samgyeopsal (daging perut babi yang dipanggang tanpa bumbu), dan makchang gui (jeroan babi panggang).
Di Nusantara sendiri, terdapat banyak kulinari yang mengangkat daging babi sebagai bahan utama olahannya. Misalnya saksang dari Tapanuli, bak kut teh (sayur asin kaldu babi) dari Kepulauan Riau, dan tinorangsak (gulai babi) dari Manado.
Di pusat perbelanjaan modern, produk-produk yang menggunakan unsur babi sering kali diberi label “this product contain substance from porcine” agar tidak terjadi salah konsumsi untuk umat Islam.
Meskipun daging babi dikatakan memiliki serat yang khas dan dapat dikenali, tapi tak jarang pengolahan daging babi menjadikan bentuk atau serat khas tersebut tak tampak lagi. Karena itu, umat Islam harus berhati-hati dan tidak segan menanyakan apa bahan dari produk yang hendak dibeli. ***