EKBIS | TD – Dalam beberapa tahun terakhir, kita telah menyaksikan peningkatan yang signifikan dalam jumlah anak muda yang mulai mempertimbangkan untuk melakukan perjalanan jauh dari rutinitas sehari-hari mereka, bahkan hingga meninggalkan zona nyaman yang mereka kenal. Fenomena ini sering kali dipadukan dengan istilah #KaburAjaDulu, yang mencerminkan keinginan untuk melarikan diri dari tekanan hidup yang semakin meningkat. Namun, ini bukan sekadar tren sesaat; ada banyak alasan mendalam yang mendorong generasi muda untuk mengambil langkah tersebut. Di bawah ini akan dibahas beberapa alasan terkait munculnya tren tersebut. Simak penjelasannya di bawah ini.
Salah satu alasan utama di balik fenomena ini adalah meningkatnya tingkat stres dan kecemasan di kalangan anak muda. Dalam dunia yang serba cepat dan kompetitif seperti sekarang, tekanan untuk mencapai kesuksesan, baik dalam pendidikan maupun karier, bisa sangat menguras mental. Tuntutan dari berbagai pihak, seperti orang tua, teman, dan masyarakat, sering kali membuat anak muda merasa terjebak dalam rutinitas yang membosankan dan penuh tekanan. Melalui #KaburAjaDulu, mereka berusaha mencari pelarian, mengeksplorasi hal-hal baru, dan menemukan kembali diri mereka sendiri.
Selain itu, kehadiran media sosial juga berperan penting dalam mendorong keinginan untuk “kabur”. Anak muda sekarang lebih terhubung dari sebelumnya, dan sering kali mereka melihat teman-teman atau influencer melakukan perjalanan ke tempat-tempat eksotis. Gambar-gambar indah dan cerita-cerita menarik yang dibagikan di platform seperti Instagram dan TikTok membuat mereka merasa terdorong untuk merasakan pengalaman serupa. Di sini, rasa ingin tahu dan keinginan untuk mengalami kehidupan yang lebih berwarna menjadi faktor pendorong yang kuat. Tak jarang, mereka merasa bahwa dengan melakukan perjalanan, mereka akan mendapatkan pengalaman berharga yang tidak bisa didapatkan di kelas atau tempat kerja.
Bukan hanya sekadar pelarian dari rutinitas, keputusan untuk #KaburAjaDulu juga sering kali merupakan langkah untuk menemukan jati diri. Banyak anak muda yang merasa bingung dengan identitas mereka, terutama di masa transisi dari remaja ke dewasa. Perjalanan ke tempat yang jauh bisa membuka mata mereka terhadap berbagai budaya, perspektif, dan cara hidup yang berbeda. Ini memberi mereka kesempatan untuk mengeksplorasi siapa diri mereka sebenarnya, apa yang mereka inginkan dalam hidup, dan apa yang mereka yakini. Dalam proses ini, banyak dari mereka menemukan passion atau bakat terpendam yang selama ini terabaikan karena terfokus pada tuntutan kerja atau pendidikan.
Aspek lain yang tak kalah penting adalah kebebasan. Banyak anak muda merasakan dorongan untuk melepaskan diri dari batasan dan aturan yang sering kali ada dalam kehidupan sehari-hari. Meninggalkan rumah, keluarga, atau bahkan pekerjaan, memberi mereka kebebasan untuk mengambil keputusan sendiri, merasakan pengalaman baru, dan menjalani hidup sesuai keinginan mereka. Sensasi tersebut bisa menjadi sangat memuaskan dan memberikan rasa pencapaian tersendiri. Di saat yang sama, pengalaman tersebut dapat membantu mereka belajar tanggung jawab, mengambil keputusan, serta menghadapi konsekuensi dari tindakan mereka sendiri.
Namun, keputusan untuk #KaburAjaDulu tidak tanpa tantangan. Bagi banyak anak muda, melakukan perjalanan jauh dari rumah dapat menimbulkan rasa takut dan cemas, terutama jika mereka belum pernah melakukannya sebelumnya. Penting bagi mereka untuk memahami bahwa ketidakpastian adalah bagian dari perjalanan. Keterampilan seperti perencanaan, komunikasi, dan adaptasi dapat sangat berguna dalam menghadapi situasi yang tidak terduga. Dengan mengatasi ketakutan ini, mereka tidak hanya belajar tentang dunia luar tetapi juga tentang diri mereka sendiri.
Tak dapat dipungkiri, biaya menjadi salah satu faktor yang sering kali dipertimbangkan oleh anak muda sebelum melakukan perjalanan. Namun, banyak di antara mereka yang menemukan cara kreatif untuk mengatasi masalah ini, seperti mencari tawaran tiket murah, memilih akomodasi ramah anggaran, atau bahkan melakukan perjalanan dengan teman-teman untuk berbagi biaya. Keberadaan platform digital juga memungkinkan mereka untuk menemukan informasi dan tips perjalanan yang berguna, sehingga membuat perjalanan lebih terjangkau dan menyenangkan.
Masyarakat juga mulai berubah pandang terkait dengan konsep “kabur”. Dulu, mungkin ada stigma yang melekat pada mereka yang memilih untuk tidak mengikuti jalur “normal” atau “aman”. Namun, sekarang, semakin banyak orang yang menyadari bahwa mengambil waktu untuk menjelajahi dunia dan menemukan diri sendiri bisa sangat berharga. Ini bukan hanya tentang melarikan diri, tetapi juga tentang pertumbuhan pribadi dan pengembangan diri. Dukungan dari teman, keluarga, dan komunitas membuat anak muda merasa lebih percaya diri untuk mengambil langkah ini.
Dari perspektif yang lebih luas, fenomena #KaburAjaDulu ini juga menggambarkan perubahan nilai dan prioritas di kalangan generasi muda. Banyak dari mereka mulai menyadari bahwa kehidupan bukan hanya tentang bekerja keras untuk mencapai tujuan material, tetapi juga tentang merasakan pengalaman hidup yang berharga. Kesehatan mental dan kesejahteraan emosional menjadi semakin penting, dan mereka berusaha menemukan keseimbangan dalam hidup mereka. Dengan demikian, perjalanan menjadi salah satu cara untuk mencapai hal tersebut.
Selain itu, perjalanan juga membuka peluang untuk membangun jaringan dan koneksi yang lebih luas. Dalam perjalanan, anak muda dapat bertemu dengan orang-orang dari berbagai latar belakang, berbagi cerita, dan belajar dari pengalaman satu sama lain. Hal ini tidak hanya membuat perjalanan mereka lebih menyenangkan, tetapi juga dapat membuka peluang karier atau kolaborasi di masa depan. Dalam dunia yang semakin terhubung, jaringan ini bisa menjadi aset berharga untuk pertumbuhan pribadi dan profesional.
Terakhir, penting untuk diingat bahwa #KaburAjaDulu bukan hanya tentang perjalanan fisik. Ini juga bisa berarti melarikan diri dari pemikiran negatif, rutinitas yang menyiksa, atau lingkungan yang tidak mendukung. Dalam konteks ini, “kabur” bisa berarti memberi diri kesempatan untuk beristirahat, merelaksasi pikiran, dan memulihkan energi. Beberapa anak muda mungkin memilih untuk melakukan perjalanan singkat atau bahkan staycation, di mana mereka menghabiskan waktu di tempat-tempat dekat rumah namun tetap memberikan pengalaman baru. Intinya adalah menemukan cara untuk recharge dan memberi diri kesempatan untuk merasakan hidup dengan cara yang berbeda.
Dengan semua alasan ini, tidak heran jika semakin banyak anak muda yang memilih untuk menjadikan #KaburAjaDulu sebagai bagian dari perjalanan hidup mereka. Ini lebih dari sekadar tren; ini adalah langkah berani menuju penemuan diri, pertumbuhan, dan kebebasan. Di tengah segala tekanan dan tuntutan yang ada, anak muda berani untuk mengambil langkah keluar dari zona nyaman mereka dan meraih pengalaman yang memperkaya hidup mereka. Dengan demikian, kita dapat melihat bahwa perjalanan ini bukan hanya tentang pergi, tetapi juga tentang kembali dengan wawasan dan pengalaman yang lebih dalam tentang diri sendiri dan dunia di sekeliling mereka. (Nazwa/Pat)