CUACA | TD – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mempublikasikan perihal akan munculnya cuaca ekstrem La Nina yang diprediksi akan terjadi pada akhir bulan Agustus 2024. Hal ini dinilai akan mengganggu banyak sektor di antaranya, sektor kelautan, perikanan, pertanian, hingga kesehatan.
La Nina sendiri adalah suatu kejadian yang mengacu pada pendinginan berkala yang terjadi pada suhu permukaan laut di Samudra Pasifik tropis pada bagian tengah dan timur yang akan terasa lebih dingin dari suhu normalnya.
Kondisi ini akan terjadi diikuti dengan perubahan pada pola sirkulasi atmosfer dari arah timur dan barat yang terjadi di sekitar ekuator, hal ini dapat mempengaruhi pola iklim dan cuaca global.
Peristiwa La Nina biasanya terjadi setiap 3 sampai 5 tahun sekali, namun peristiwa ini dapat terjadi juga selama beberapa tahun berturut-turut dan akan bertahan selama berbulan-bulan.
La Nina menunjukkan tanda-tanda penguatan pada akhir musim panas seiring kembalinya anomali suhu negatif ke Samudra Pasifik, namun La Nina akan kembali melemah pada musim semi hingga awal musim panas.
Saat peristiwa La Nina terjadi, perubahan suhu pada Samudra Pasifik mempengaruhi pola curah hujan mulai dari Indonesia hingga Amerika Selatan.
Sebagian besar wilayah Indonesia mengalami peningkatan curah hujan sebesar 20% hingga 40% pada bulan Juni sampai dengan bulan November.
Sedangkan pada bulan Desember hingga Mei sebagian wilayah Indonesia akan kembali mengalami peningkatan curah hujan yang disebabkan oleh pengaruh angin monsun.
Karena peristiwa La Nina ini berpotensi mengganggu banyaknya sektor, maka Kementerian PPN/Bappenas telah menyiapkan sejumlah strategi untuk menjaga ketersediaan pangan di tengah cuaca ekstrem yang melanda.
Misalnya, menggunakan teknologi pertanian adaptif, pembersihan infrastruktur yang memengaruhi produksi biota laut, seperti saluran imigrasi ataupun waduk, hingga melakukan kalender tanam padi untuk memudahkan para petani.
Vivi Yulaswati selaku deputi di bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam (KSDA) juga mengatakan, bahwa dalam konteks ini ia masih mengandalkan analisis BMKG dalam memprediksi munculnya La Nina di Indonesia Pada Agustus 2024.
Dan berdasarkan data BMKG per Juni 2024 menunjukkan, bahwa beberapa wilayah di prakirakan telah mengalami kemarau seperti Jawa, Bali, Sumatera, Sulawesi, dan Maluku. Menurut Vivi, musim kemarau ini masih akan terjadi sampai September 2024.