SASTRA | TD – Kritik sastra merupakan satu dari tiga bidang yang membahas ilmu sastra. Dan, dalam kritik sastra, terdapat berbagai sudut pandang yang dapat digunakan pembaca untuk memahami karya sastra.
Berikut ini adalah berbagai jenis kritik menurut sudut pandang yang dapat digunakan untuk menganalisa karya sastra:
1. Kritik Intrinsik
Fokus utama kritik intrinsik adalah unsur-unsur internal dalam karya sastra, yakni alur, penokohan, tema, gaya bahasa, dan juga struktur karya.
Tujuan kritik intrinsik adalah memahami keterkaitan seluruh elemen hingga membentuk makna dari keseluruhan karya.
Beberapa macam kritik intrinsik yaitu:
(1) Kritik Formal yang menganalisa gaya bahasa, struktur, dan estetiksa dari sebuah karya.
(2) Kritik Baru yang menggabungkan kritik formal dengan metode ilmiah seperti epigraf dan statistika untuk melihat struktur seni yang dihasilkan oleh penulis.
(3) Kritik Linguistik yang berusaha memaparkan masalah kebahasaan yang terdapat dalam sebuah karya.
Dalam analisanya, kritikus menggunakan pengetahuannya tentang tata bahasa, misalnya mengenai sintaksis, semantik, morfologi, dan fonologi.
2. Kritik Ekstrinsik
Analisa dalam kritik ekstrinsik menghubungkan karya sastra dengan beragam konteks yang mungkin terkait. Misalnya konteks budaya, sejarah, politik, maupun kehidupan pribadi sang penulis.
Dengan analisa ini, pembaca akan memahami bagaimana faktor-faktor eksternal mempengaruhi pikiran penulis dan sekaligus mempengaruhi keberterimaan karya tersebut di tengah masyarakatnya.
Termasuk dalam metode kritik ekstrinsik yaitu:
(1) Kritik Historis yang mengungkapkan keterkaitan karya sastra dengan sejarah yang terjadi pada masanya.
(2) Kritik Biografis yang menghubungkan karya sastra dengan kehidupan pribadi sang penulis.
(3) Kritik Sosiokultural yang menganalisa bagaimana keterkaitan karya sastra dengan kondisi sosial, ekonomi, moral, dan kultural pada masa penulisannya.
3. Kritik Spesifik
Kritik sastra berkembang sesuai dengan kemajuan pengetahuan dan teknologi. Hingga kini, terdapat beragam perspektif yang digunakan untuk memahami karya sastra secara khusus, di antaranya:
(1) Kritik Psikologis untuk menganalisa segi-segi kejiwaan pada penulis, pembaca, serta kerya itu sendiri.
(2) Kritik Feminis untuk menguak ketidaksetaraan dan ketidakadilan gender dalam dunia yang terbangun melalui karya sastra.
(3) Kritik Marxis yang membedah ketidaksetaraan antara kaum pekerja dan para pemilik usaha.
(4) Kritik Postkolonial yang menganalisa karya dalam konteks pascakolonial.
(5) Kritik Yudisial atau keadilan dan norma-norma hukum lainnya.
(6) Kritik Impresionistik.
(7) Kritik Filosofis yang melihat karya sastra sebagai suatu gagasan atau cara berpikir mengenai kehidupan.
(8) Kritik Relativistik yang mengidentifikai suatu karya sastra selalu bersifat relatif dan tergantung siapa yang membacanya.
(9) Kritik Absolutistik.
(10) Kritik Tekstual yang menganalisa beberapa karya sastra yang mirip, dan menemukan karya mana yang paling orisinal.
(11) Kritik Etik yang mengaitkan karya sastra dengan sikap pribadi penulis akan keyakinan, agama, dan moral.
(12) Kritik Perspektif yang menganalisa sebuah karya sastra menurut kesan yang tertinggal di benak pembacanya.
(13) Kritik Pragmatik yang menilai karya dari manfaat pada ide yang digagasnya yang mempengaruhi masyarakat atau pembacanya.
(14) Kritik Komparatif untuk membandingkan sebuah karya sastra dengan gagasan, cara, nada, dan tujuan dari karya sastra lainnya.
(15) Kritik Mitopoeik untuk membaca keterkaitan sebuah karya dengan mitos. (Pat)