SOSOK | TD – Menulis dan membaca adalah dua hal yang saling berkaitan. Membaca adalah kegiatan mengumpulkan ilmu atau pengetahuan di dalam ingatan. Dan jika ilmu sudah berhasil terkumpul, maka pembaca akan mampu melahirkan ide. Ide inilah yang nantinya ditumpahkan ke dalam bentuk tulisan.
Seperti halnya dengan pengalaman Insyarah, penulis muda asal Tangerang. Insyarah berhasil menerbitkan karya tulisnya berkat kegemarannya membaca.
“Suka menulis itu karena awalnya suka membaca. Nah, dari situ, deh, sering timbul banyak karangan-karangan di kepala yang membuatku ingin menyalurkannya ke dalam sebuah tulisan,” ucap novelis asal Tangerang ini.
Insyarah pertama kali memulai kegiatan menulisnya pada tahun 2018. Menurutnya menulis adalah kegiatan yang menyenangkan. Karena selain hobi, menulis juga bisa menjadi wadah untuknya menuangkan ide-ide yang ada di kepala.
Dan berasal ari ide-ide tersebutlah, ia berhasil menerbitkan 4 buku dengan genre berbeda-beda.
Karya pertamanya berjudul “Nattabel“, berhasil terbit pada awal tahun 2019. Namun sayangnya, novel ini kembali ditarik atau berhenti cetak karena menurutnya banyak yang harus dikoreksi pada novel tersebut.
“Yang pertama, Nattabel tahun 2019. Tapi hanya beberapa bulan saja. Karena aku tarik kembali. Menurutku masih banyak yang perlu aku koreksi dalam novel tersebut,” katanya.
Tak berselang lama, Insyarah kembali melahirkan karya kembali pada pertengahan tahun 2019 dengan judul “Sejarah Cinta“.
Pada tahun yang sama, terbit pula novel “Kita dan Rasa“. Kedua novel fiksi tersebut bergenre teenfiction.
“Kedua karyaku ini berhasil terbit dalam waktu yang berdekatan. Hanya berselang 4 bulan setelah “Sejarah Cinta” terbit, lanjut menyusul “Kita dan Rasa“,” ungkap Insyarah.
Setelah berhasil menggeluti novel fiksi, Insyarah mencoba hal baru dengan menulis novel bergenre senandika. Novel ini terbit pada tahun 2020 dengan judul “Jejak Kata“.
Insyarah menguraikan bahwa buku keempatnya tersebut ia tulis berdasarkan perasaan dan firasat yang ia alami kala itu.
“Di buku keempat, aku menulis berdasarkan buah pikir tentang apapun yang kala itu sedang mengusik hati dan pikiranku. Karena senandika sendiri, kan, merupakan sebuah bentuk curahan hati yang dirangkai dengan penuh keindahan, sehingga pembaca “Jejak Kata” bisa merasakan perasaan suka maupun duka yang aku tulis dalam novel, karena memang itu targetnya,” tutur Insyarah.
Sampai saat ini ia masih menggeluti hobi menulisnya. Namun, kini karya yang ia tulis berupa cerita pendek yang ia unggah di platform online bernama “Cerpenmu”.
Ia juga berucap bahwa ia belum memiliki rencana untuk menerbitkan novel baru dalam waktu dekat. “Untuk saat ini aku belum punya rencana untuk menerbitkan karya baru. Ya, karena menurutku menulis bukan hanya asal menulis saja. Tapi, kita harus perhatikan semua hal, seperti riset dulu, memperhatikan unsur-unsur dalam kepenulisan serta referensi. Dan itu perlu mempersiapkan waktu banyak,” ucap Insyarah.
Novelis asal Tangerang ini juga membagikan tips yang selalu ia lakukan ketika merasa kehabisan ide untuk menulis.
“Sejauh ini yang sering kulakukan ketika sedang terkena writer’s block atau kebuntuan ide dalam menulis adalah beristirahat sejenak. Karena untukku, ide tidak akan keluar jika dipaksakan.
Coba untuk bersantai dulu sejenak, sesederhana meminum teh dan mengonsumsi sedikit camilan, ketika sudah kembali fresh, aku akan memulai kegiatan menulisku lagi,” pungkas Insyarah.
(Penulis: Nazwa/Editor: Patricia)