Kasus Tifoid Anak di Serang dan Cilegon Masih Tinggi, Dokter Ingatkan Pentingnya Pencegahan Dini

waktu baca 2 minutes
Selasa, 23 Des 2025 20:03 0 Nazwa

SERANG | TD – Kasus demam tifoid pada anak di wilayah Serang dan Cilegon masih tergolong tinggi dan menjadi perhatian serius tenaga kesehatan. Tingginya mobilitas masyarakat perkotaan, kebiasaan jajan anak, serta sanitasi yang belum optimal dinilai menjadi faktor utama meningkatnya risiko penularan penyakit ini, sehingga upaya pencegahan sejak dini perlu terus diperkuat.

Secara nasional, demam tifoid masih dikategorikan sebagai penyakit endemik di Indonesia. Sejumlah penelitian menunjukkan angka kejadiannya mencapai ratusan kasus per 100.000 penduduk setiap tahun.

Di Provinsi Banten, situasinya bahkan lebih mengkhawatirkan. Berdasarkan laporan penyakit menular, prevalensi tifoid di wilayah ini tercatat mencapai 2,24 persen, lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional.

Demam tifoid merupakan infeksi saluran pencernaan yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Penularan umumnya terjadi melalui konsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi, penggunaan air bersih yang tidak layak, serta kebersihan lingkungan dan tangan yang kurang terjaga.

Anak-anak menjadi kelompok paling rentan terinfeksi tifoid. Selain karena sistem kekebalan tubuh yang belum matang, kebiasaan jajan di luar rumah dan perilaku memasukkan tangan ke mulut tanpa mencuci tangan turut meningkatkan risiko paparan bakteri.

Dokter Spesialis Anak Bethsaida Hospital Serang, dr. Muhammad Aidil Ilham, Sp.A, menjelaskan bahwa gejala tifoid pada anak kerap tidak langsung dikenali. Banyak orang tua mengira anak hanya mengalami sakit biasa, seperti demam berkepanjangan, gangguan pencernaan, atau penurunan kondisi fisik.

Akibatnya, tidak sedikit kasus tifoid baru tertangani ketika kondisi anak sudah memburuk dan membutuhkan perawatan intensif.

“Anak lebih mudah terpapar tifoid karena daya tahan tubuh mereka belum sekuat orang dewasa. Kebiasaan jajan sembarangan, sering menyentuh berbagai permukaan lalu memasukkan tangan ke mulut, serta konsumsi makanan dan air yang kurang higienis membuat risiko infeksi meningkat secara signifikan,” ujar dr. Aidil dilansir Selasa, 23 Desember 2025.

Ia menekankan pentingnya peran orang tua dalam pencegahan tifoid sejak dini. Pembiasaan pola hidup bersih dan sehat, pemilihan makanan yang aman, serta kebiasaan mencuci tangan harus ditanamkan pada anak. Selain itu, vaksin tifoid juga dapat menjadi salah satu langkah pencegahan sesuai rekomendasi dokter.

Sementara itu, Direktur Bethsaida Hospital Serang, dr. Tirtamulya, mengatakan bahwa Bethsaida Hospital Serang melalui Women & Children Center menyediakan layanan kesehatan anak yang menyeluruh, mulai dari pemeriksaan, konsultasi, edukasi kesehatan, hingga perawatan rawat inap dengan pendekatan ramah anak.

Layanan tersebut didukung oleh tenaga medis berpengalaman dalam menangani infeksi, gangguan pencernaan, serta pemantauan tumbuh kembang anak.

“Kami berkomitmen untuk memastikan anak-anak di Serang dan Cilegon mendapatkan layanan kesehatan yang modern, aman, dan humanis, sehingga orang tua dapat merasa tenang dan didampingi selama proses perawatan,” tutup dr. Tirtamulya. (*)

LAINNYA