OPINI | TD – Bahasa adalah sebuah alat utama dalam berkomunikasi, dan di era globalisasi saat ini kemampuan berbahasa Inggris menjadi kebutuhan mendesak. Bahasa Inggris bukan hanya bahasa internasional, tetapi juga menjadi bahasa utama dalam dunia pendidikan, teknologi, bisnis, dan diplomasi. Dalam konteks pendidikan anak usia dini, memperkenalkan bahasa Inggris sejak dini telah menjadi tren yang semakin berkembang di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Anak usia dini, yang berada pada rentang usia 0–6 tahun, dikenal sebagai masa keemasan atau golden age dalam perkembangan kognitif dan bahasa. Jean Piaget menyebut masa ini sebagai tahap pra-operasional, di mana anak memiliki kemampuan menyerap informasi dengan cepat dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Menurut teori Noam Chomsky, manusia memiliki Language Acquisition Device (LAD) yang aktif sejak lahir, memudahkan anak-anak belajar bahasa secara alami, termasuk bahasa kedua seperti bahasa Inggris.
Meskipun demikian, masih ada perdebatan di kalangan pendidik dan orang tua tentang pentingnya mengenalkan bahasa Inggris di usia dini. Oleh karena itu, tulisan ini akan mengupas secara mendalam argumentasi pentingnya pengenalan bahasa Inggris sejak dini serta solusi agar implementasinya tepat sasaran dan tidak membebani anak.
Kemampuan otak Anak Usia Dini untuk Menyerap Bahasa
Anak usia dini memiliki plastisitas otak yang sangat tinggi, memungkinkan mereka untuk belajar bahasa dengan cepat dan alami. Menurut teori Stephen Krashen, second language acquisition paling efektif ketika diberikan dalam suasana yang nyaman dan tanpa tekanan, terutama pada masa-masa golden age anak. Dalam konteks ini, belajar bahasa Inggris dapat dilakukan melalui kegiatan bermain, menyanyi, atau bercerita, yang secara tidak langsung menstimulasi otak anak untuk menyerap bahasa.
Keuntungan bilingualisme juga tidak terbatas pada kemampuan berbahasa. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak bilingual menunjukkan performa lebih baik dalam fungsi eksekutif otak seperti pengambilan keputusan, kontrol diri, dan multitasking. Ini karena proses berpindah bahasa secara mental melatih fleksibilitas kognitif anak. Artinya, pengenalan bahasa Inggris di usia dini tidak hanya mengembangkan kemampuan linguistik, tetapi juga memperkuat fondasi berpikir anak secara keseluruhan.
Persiapan Menghadapi Dunia Global
Di era global, kemampuan berbahasa Inggris membuka pintu akses terhadap informasi dan komunikasi internasional. Anak yang sejak kecil terbiasa mendengar dan berbicara dalam bahasa Inggris akan lebih siap bersaing secara global. Banyak sumber belajar, baik buku, video edukasi, hingga platform digital, menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa utama.
Dengan menguasai bahasa Inggris sejak dini, anak juga akan lebih mudah mengikuti perkembangan teknologi dan pendidikan yang sebagian besar bersumber dari luar negeri. Hal ini akan menjadi modal penting dalam jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan dunia kerja di masa depan. Dalam dunia yang semakin terhubung, penguasaan bahasa Inggris adalah kunci untuk membuka akses ke dunia luar. Bahasa Inggris menjadi bahasa utama dalam bidang teknologi, sains, komunikasi digital, dan bahkan dalam dunia hiburan.
Dengan mengenalkan bahasa Inggris sejak dini, anak akan lebih siap untuk menghadapi tantangan global, baik dalam bidang akademik maupun karier di masa depan. Selain itu, keterpaparan pada bahasa Inggris secara dini juga menanamkan rasa percaya diri dalam berinteraksi lintas budaya. Anak yang terbiasa mendengar dan berbicara dalam bahasa Inggris akan memiliki keunggulan dalam mengakses informasi internasional dan mengikuti perkembangan zaman yang sangat dinamis.
Meningkatkan Rasa Percaya Diri dan Kemampuan sosial
Anak yang mengenal lebih dari satu bahasa cenderung lebih percaya diri saat berinteraksi dengan lingkungan baru. Mereka terbiasa dengan perbedaan bahasa dan budaya sehingga mampu menyesuaikan diri dalam berbagai situasi sosial. Hal ini sejalan dengan teori Erik Erikson mengenai tahap initiative vs guilt pada usia prasekolah, di mana anak yang diberikan tantangan baru (seperti belajar bahasa asing) dalam suasana mendukung akan tumbuh percaya diri dan mandiri.
Penguasaan bahasa Inggris juga membantu anak untuk berkomunikasi dengan teman sebaya dari latar belakang budaya berbeda, baik di lingkungan nyata maupun digital. Hal ini meningkatkan empati, keterbukaan, dan kemampuan kerjasama sejak dini

Ilustrasi tambahan. (Foto: Freepik)
Bahasa Inggris Meningkatkan Akses ke sumber Belajar Berkualitas banyak sumber belajar berkualitas tinggi, seperti animasi edukatif, lagu anak, cerita bergambar, dan permainan interaktif, tersedia dalam bahasa Inggris. Anak yang mengenal bahasa Inggris sejak dini akan lebih mudah menikmati dan memahami konten-konten ini. Misalnya, aplikasi edukasi seperti “Khan Academy Kids” atau “Lingokids” bisa menjadi sarana pembelajaran yang menyenangkan sekaligus edukatif. Dengan akses ini, proses belajar anak tidak hanya terbatas pada apa yang diajarkan di sekolah atau lingkungan keluarga, melainkan meluas ke dunia digital dan global
Memperkuat Fondasi literasi dan Kemampuan Akademik
Belajar bahasa Inggris sejak dini tidak hanya berfokus pada berbicara, tetapi juga mendengar, membaca, dan menulis. Ini mendukung perkembangan literasi anak secara menyeluruh. Menurut Lev Vygotsky, interaksi sosial adalah kunci dalam pembelajaran anak. Dalam proses belajar bahasa Inggris, anak akan berinteraksi dengan guru, teman, atau media pembelajaran,yang mempercepat perkembangan bahasa dan berpikirlogis. Kemampuan literasi dini berbahasa Inggris juga memperkuat struktur berpikir anak dan membantu mereka lebih siap dalam membaca dan menulis saat memasuki pendidikan dasar.
Tidak Menghambat Bahasa Ibu jika Diterapkan Secara Seimbang
Sebagian orang tua khawatir bahwa pengenalan bahasa Inggris akan mengganggu perkembangan bahasa ibu anak. Namun, menurut penelitian linguistik, anak bisa menguasai dua bahasa atau lebih tanpa kebingungan, asalkan keduanya dikenalkan secara konsisten dan dalam konteks yang alami. Strategi seperti one parent one language (satu orang tua satu bahasa) atau penggunaan bahasa ibu di rumah dan bahasa Inggris di sekolah bisa menjadi cara yang efektif.
Yang terpenting, anak tetap mendapat stimulasi cukup dalam kedua bahasa, terutama bahasa ibu, sebagai dasar identitas budaya dan emosionalnya. Kunci utamanya adalah keseimbangan dan konsistensi. Orang tua dan guru perlu memberikan stimulasi bahasa ibu yang cukup di rumah, sambil tetap mengenalkan bahasa Inggris di lingkungan bermain atau belajar. Pendekatan bilingual yang terstruktur akan memperkuat kemampuan komunikasi anak dalam kedua bahasa secara harmonis.
Agar pengenalan bahasa Inggris pada anak usia dini berjalan optimal, maka pendekatannya harus menyenangkan, alami, dan tidak memaksa. Pendidikan bahasa Inggris bisa diberikan melalui permainan, lagu, cerita, atau video interaktif. Guru dan orang tua harus memastikan bahwa bahasa ibu tetap menjadi fondasi utama, sementara bahasa Inggris menjadi tambahan yang memperkaya. Pelatihan guru PAUD dalam metode pengajaran bilingual juga sangat penting, agar pendekatan yang digunakan sesuai dengan tahap perkembangan anak. Dengan pendekatan yang seimbang dan berbasis cinta belajar, anak akan tumbuh sebagai individu yang cerdas bahasa, terbuka budaya, dan siap menghadapi masa depan global.
Penulis: Nida Fauziyah, Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Tangerang.
Editor: Nazwa