Upaya pelestarian lingkungan terus berkembang dengan semakin meluasnya partisipasi masyarakat dan berbagai pihak dalam aksi penghijauan. Hingga awal Mei 2025, LindungiHutan mencatatkan pencapaian luar biasa dengan menanam lebih dari 1 juta pohon di lebih dari 40 wilayah di Indonesia. Inisiatif ini menjadi tonggak penting dalam agenda restorasi hutan dan wilayah pesisir yang terdampak krisis iklim.
Kegiatan penanaman dilakukan di beragam lokasi strategis, seperti hutan hujan tropis, daerah aliran sungai, hingga garis pantai yang rawan abrasi. Kawasan seperti Mangunharjo, Trimulyo, Pesisir Bedono di Jawa Tengah, dan Pantai Bahagia di Bekasi menjadi titik-titik utama penanaman. Di kawasan pesisir, jenis pohon mangrove seperti Rhizophora sp. ditanam untuk memperkuat perlindungan terhadap banjir rob serta menjaga kelestarian ekosistem laut.
Laporan Global Forest Watch tahun 2023 mengungkapkan bahwa Indonesia kehilangan sekitar 1,45 juta hektar tutupan pohon dalam sepuluh tahun terakhir. Selain itu, lebih dari 40% emisi gas rumah kaca nasional berasal dari sektor penggunaan lahan dan kehutanan. Melalui penanaman pohon yang konsisten, LindungiHutan memperkirakan mampu menyerap lebih dari 48 ton karbon dioksida setiap tahun, mendukung target emisi nol bersih Indonesia pada 2060.
Kesuksesan program ini tidak terlepas dari dukungan lebih dari 600 mitra brand, lembaga pendidikan, komunitas, dan pelaku UMKM yang terlibat dalam skema kerja sama lintas sektor. Kolaborasi ini menunjukkan bahwa aksi lingkungan dapat dikuatkan melalui sinergi multipihak, termasuk peran aktif masyarakat lokal yang dilibatkan mulai dari proses pembibitan hingga penanaman.
CEO LindungiHutan, Miftachur “Ben” Robani, menyatakan bahwa pencapaian ini mencerminkan potensi besar masyarakat sipil dan sektor swasta dalam menghadapi krisis iklim. “Hutan bukan sekadar paru-paru dunia, tetapi juga garda depan perlindungan bagi komunitas yang rentan terdampak perubahan iklim,” ujarnya.
Tak hanya berdampak ekologis, kegiatan ini juga membawa manfaat sosial dan ekonomi, terutama bagi petani bibit, kelompok tanam, serta komunitas perempuan pesisir yang memperoleh penghasilan dari aktivitas konservasi.
Ke depan, LindungiHutan berkomitmen untuk meningkatkan kualitas keberlanjutan program dengan fokus pada pemantauan pertumbuhan pohon secara digital, pelaporan berbasis data, serta edukasi publik yang inklusif. Pendekatan ini diharapkan mampu membangun tata kelola lingkungan yang adaptif dan berbasis pada partisipasi komunitas.