Manfaat Kesehatan dan Pigmen Antosianin dalam Buah Naga Merah

waktu baca 5 menit
Sabtu, 30 Nov 2024 17:24 0 169 Redaksi

OPINI | TD – Buah naga merah (Hylocereus polyrhizus), atau pitaya, merupakan buah tropis yang kaya nutrisi dan semakin populer di Indonesia. Warna merahnya yang mencolok serta rasa yang menyegarkan bukan satu-satunya daya tariknya; buah ini menawarkan berbagai manfaat kesehatan berkat kandungan nutrisi makro dan mikro, dan senyawa bioaktif yang melimpah. Lebih dari sekadar camilan lezat, buah naga merah berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh.

Kekayaan Nutrisi dan Manfaat Kesehatan yang Luar Biasa

Penelitian oleh Yanti et al. (2015) mengungkapkan komposisi nutrisi yang beragam dalam buah naga merah. Kandungan vitamin C-nya yang tinggi berperan penting dalam memperkuat sistem imun, menjaga kesehatan kulit, dan bahkan mencegah jerawat. Vitamin B1 membantu mengatur suhu tubuh, sementara vitamin B2 meningkatkan nafsu makan. Beta-karoten, sebuah antioksidan kuat, juga hadir dalam jumlah signifikan, bersama dengan fosfor, kalsium, dan vitamin B3 yang membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah. Sifat antioksidannya yang kuat, berkat kombinasi nutrisi ini, efektif melawan radikal bebas yang dapat memicu berbagai penyakit degeneratif, termasuk kanker.

Penelitian lebih lanjut oleh Maigoda et al. (2016) mengidentifikasi kandungan polifenol dan flavonoid yang tinggi, senyawa yang juga dikenal karena sifat antioksidannya yang kuat. Ini memperkuat bukti manfaat kesehatan yang ditawarkan oleh buah naga merah. Lebih dari itu, buah naga juga menunjukkan potensi dalam mengontrol kadar gula darah, menjadikannya pilihan yang baik bagi penderita diabetes tipe 2. Manfaat lainnya termasuk penurunan tekanan darah tinggi, dukungan detoksifikasi alami tubuh, peningkatan kesehatan mata, perbaikan sistem pencernaan, dan bahkan bantuan dalam upaya penurunan berat badan. Bahkan kulit buahnya, yang mencapai 30%-35% dari total berat buah (Rahmayulis et al., 2023), menyimpan senyawa aktif dengan manfaat kesehatan serupa, menunjukkan potensi pemanfaatan yang lebih luas.

Antosianin: Rahasia Warna dan Manfaat Kesehatan

Warna merah yang khas pada buah naga merah berasal dari antosianin, sebuah pigmen alami dari kelompok flavonoid. Nama “antosianin” sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti “bunga biru” (Hambali et al., 2014), meskipun pigmen ini memberikan spektrum warna yang lebih luas, dari merah hingga ungu. Secara kimia, antosianin memiliki struktur dasar yang terdiri dari tiga atom karbon yang terhubung oleh oksigen dan membentuk dua cincin aromatik benzena (C6H6). Meskipun terdapat ratusan jenis antosianin (Barba-Espin et al., 2017), sianidin merupakan senyawa aromatik tunggal yang mendasari struktur berbagai jenisnya (Siregar, 2016).

Apriyanto dan Frisqila (2016) mencatat potensi antosianin dalam buah naga merah sebagai pewarna alami, menghasilkan warna merah cerah hingga ungu (Simanjuntak et al., 2014). Kadar antosianin dalam buah naga merah cukup tinggi, mencapai 8,8 mg per 100 gram daging buah (Wu et al., 2006 dalam Aprilia et al., 2022). Pigmen ini bukan hanya memberikan warna yang menarik, tetapi juga berkontribusi pada manfaat kesehatan yang ditawarkan buah naga merah.

Noda Merah: Bukti Kandungan Antosianin yang Kuat

Noda merah yang sering muncul di kulit setelah mengolah buah naga merupakan bukti nyata dari keberadaan antosianin. Sifat hidrofilik antosianin membuatnya mudah larut dalam air (Husna et al., 2013 dalam Priska et al., 2018), dan kelarutannya juga tinggi dalam pelarut organik polar (Kristiana et al., 2012 dalam Priska et al., 2018). Kestabilan antosianin meningkat dalam pelarut polar netral atau basa, terutama dengan tambahan asam organik (Sipahli et al., 2017). Oleh karena itu, antosianin mudah menempel pada permukaan lembap, seperti kulit kita, saat berkontak dengan buah naga merah.

Kesimpulan

Buah naga merah menawarkan kombinasi rasa yang lezat dan manfaat kesehatan yang signifikan. Kandungan nutrisi yang kaya, terutama antosianin, berkontribusi pada sifat antioksidan dan berbagai manfaat kesehatan lainnya. Konsumsi rutin buah naga merah dapat menjadi bagian penting dari gaya hidup sehat.

Referensi

Aprilia, A., Wiyono, A. E., dan Rusdianto, A. S. 2022. Karakteristik Ekstrak Etanol Pigmen Buah Naga Merah (Hylocereus Polyrhizus) dengan Perlakuan Blanching. JOFE: Journal of Food Engineering. Vol. 1(1): 8-18.

Apriyanto, D. R., dan Frisqila, C. 2016. Perbandingan Efektivitas Ekstrak dan Fermentasi Buah Naga Merah Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL) pada Tikus Putih yang Dibuat Hiperkolesterolemia. Tunas Medika Jurnal Kedokteran dan Kesehatan. Vol. 3(3): 1–5.

Atmodjo, F. A., Prilianti, K. R., dan Setiawan, H. 2023. Implementasi Perbaikan Kualitas Citra Tanaman Terhadap Perbedaan Kamera untuk Prediksi Pigmen Fotosintesis Berbasis Machine Learning. Jurnal Buana Informatika. Vol. 14(1): 30-39.

Barba-Espin, G., Glied, S., Crocoll, C., Dzhanfezova, T., Joernsgaard, B., Okkels, F., Lutken, H., dan Muller, R. 2017. Foliar-Applied Ethephon Enhances The Content of Anthocyanin of Black Carrot Roots (Daucus carota ssp. sativus var. atrorubens Alef.). BMC Plant Biology. Vol. 17(70): 1-11.

Hambali, M., Mayasari, F., dan Noermansyah, F. 2014. Ekstraksi Antosianin dari Ubi Jalar dengan Variasi Konsentrasi Solven, dan Lama Waktu Ekstraksi. Jurnal Teknik Kimia. Vol. 20(2): 25 – 35.

Hasidah., Mukarlina., dan Rousdy, D. W. 2017. Kandungan Pigmen Klorofil, Karotenoid dan Antosianin Daun Caladium. Jurnal Protobiont. Vol. 6(2): 29-37.

Maigoda, T. C., Sulaeman, A., dan Setiawan, B. 2016. Persentase Lemak pada Organ Hati Tikus Jantan (Sprague Dawley) Obes yang Diberi Tepung Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) dan Olahraga Renang. Jurnal Gizi dan Pangan. Vol. 11(2): 99-106.

Priska, M., Peni, N., Carvallo, L., dan Ngapa, Y. D. 2018. Review: Antosianin dan Pemanfaatannya. Cakra Kimia (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry). Vol. 6(2): 79-97.

Rahmayulis, R., Dari. T. U., dan Hilmarni. 2023. Penetapan Kadar Pektin dan Metoksil Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus Polyrhizus) yang Diekstraksi dengan Metode Refluks. Jurnal MIPA. Vol. 12(2): 38–42.

Riyanto, A., Aulia, M., Asni, N., Putri, S. D. E., dan Rukmana, M. D. 2024. Eksplorasi Potensi Pigmen dalam Daun Pandan (Pandanus odoratissimus) Melalui Kromatografi Kolom. Journal of Polymer Chemical Engineering and Technology. Vol. 2(1): 37-42.

Siregar, A. H. 2016. Pembuatan Zat Warna Alam dari Tumbuhan Berasal dari Daun. Bina Teknika. Vol. 12(1): 103–110.

Simanjuntak, L., Sinaga, C., dan Fatimah. 2014. Ekstraksi Pigmen Antosianin dari Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus). Teknik Kimia Usu. Vol. 3(2): 25–29.

Sipahli, S., Mohanlall, V., dan Mellem, J. J. 2017. Stabilitas dan Kinetika Degradasi Ekstrak Antosianin Mentah dari H. Sabdariffa. Ilmu Pangan dan Teknologi. Vol. 37(2): 209- 215.

Yanti, R., Novita, S., dan Syainah, E. 2015. Daya Terima dan Kadar Vitamin C Sari Buah Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) dengan Proses Pengolahan yang Berbeda. Jurnal Skala Kesehatan. Vol. 6(1): 1-6.

Penulis: Nanda Saharani, Mahasiswa Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. (*)

LAINNYA