Jakarta | TD — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi hujan lebat masih akan mengguyur wilayah Jabodetabek tiga hari ke depan, 25-27 Februari, serta sepekan ke depan untuk beberapa wilayah lainnya di Indonesia sebagai dampak dari siklon tropis.
Siklon tropis muncul setiap tahun pada Januari-Maret. Penyebabnya adalah tingginya suhu muka laut di timur laut Australia. Prosesnya diawali pusat tekanan rendah di barat laut Australia dan bergerak menuju barat daya.
23 Februari 2021, BMKG melalui Jakarta Tropical Cyclone Warning Center (Jakarta TCWC) telah mendeteksi adanya pusat tekanan rendah di wilayah perairan sebelah selatan Nusa Tenggara yang dapat berpotensi menjadi bibit siklon tropis.
Kemudian, pada Rabu, 24 Februari 2021, pusat tekanan rendah tersebut telah menjadi bibit siklon tropis dengan inisial 98S. Bibit Siklon 98S terpantau di Samudera Hindia sebelah selatan Jawa Timur dengan posisi di sekitar 13.7 derajat LS—116.3 derajat BT atau sekitar 625 km dari lepas pantai Jawa Timur.
“Potensi bibit siklon 98S untuk menjadi siklon tropis dalam 24 jam berada dalam kategori menengah hingga tinggi, dengan kecepatan angin maksimum pada sistem siklon dapat mencapai hingga 35 knot atau 65 km per jam. Pergerakan sistem siklon diprediksikan menuju ke arah barat daya menjauhi wilayah Indonesia,” terang Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto, dalam keterangan resminya, Rabu (24/2/2021).
“Keberadaan bibit siklon tersebut cukup signifikan berdampak pada pembentukan pola konvergensi dan belokan angin di wilayah Sumatera Selatan—Jawa—Nusa Tenggara dan secara tidak langsung dapat berdampak pada pembentukan potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang. Selain itu dapat menimbulkan potensi angin kencang di wilayah perairan dan potensi gelombang tinggi di wilayah laut bagian selatan Jawa hingga Nusa Tenggara,” sambungnya.
Potensi Hujan Lebat di Jabodetabek
BMKG memprediksi dampak dari siklon tropis itu terjadinya cuaca ekstrem di wilayah Jabodetabek terjadi hingga 27 Februari 2021 mendatang.
Kejadian hujan di wilayah Jabodetabek pada periode tersebut perlu diwaspadai terutama pada malam atau dini hari menjelang pagi dengan potensi distribusi hujan dapat terjadi secara merata.
“Jika dibandingkan dengan curah hujan yang terukur pada tanggal 19-20 Februari lalu, curah hujan pada 25-26 Februari memiliki potensi yang sama yaitu sangat lebat, dapat terjadi ekstrem tidak merata,” jelas Guswanto.
Selain wilayah DKI Jakarta, BMKG memprakirakan hujan dengan intensitas lebat hingga ekstrem yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang juga akan terjadi di Provinsi Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
Propinsi Status Siaga
Berdasarkan prakiraan cuaca berbasis dampak (IBF) untuk dampak banjir atau banjir bandang, selama dua hari, 25-26 Februari 2021, BMKG merilis daftar potensi wilayah terdampak dengan status siaga untuk beberapa provinsi, di antaranya:
1. Propinsi Banten: Kota Cilegon, Serang, Kota Serang, Kota Tangerang, Tangerang, Kota Tangerang Selatan.
2. Provinsi DKI Jakarta: Kota Jakarta Pusat, Kota Jakarta Selatan, Kota Jakarta Timur, Kota Jakarta Utara, Kota Jakarta Barat.
3. Provinsi Jawa Barat: Bogor, Kota depok, Bekasi, Kota Bekasi, Indramayu, Sukabumi, Kota Sukabumi, Cianjur.
4. Provinsi Jawa Tengah; Kota Semarang, Demak, Grobogan, Kudus, Pati, Jepara, Brebes, Kota Tegal, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Batang, Kota Pekalongan, Kendal.
5. Provinsi Jawa Timur: Malang, Lumajang, Pasuruan, Probolinggo, Jember, Bondowoso, Situbondo.
6. Provinsi Bali: Buleleng, Tabanan, Badung, Gianyar, Bangli, Karang Asem.
7. Provinsi Nusa Tenggara Barat: Lombok Timur, Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Barat, Sumbawa.
8. Provinsi Sulawesi Selatan: Maros, Gowa, Takalar, Jeneponto, Kota Makassar
Sementara, untuk periode hingga 1 Maret 2021, BMKG memprakirakan potensi cuaca ekstrem dan curah hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang berpotensi terjadi di beberapa wilayah, di antaranya Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggraa Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Teknologi Modifikasi Cuaca
Mengantisipasi potensi dampak bencana banjir akibat cuaca ekstrem di wilayah Jabodetabek, BMKG bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI AU, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, dan instansi terkait lainnya melalui kegiatan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) melakukan penyemaian garam pada sel-sel awan hujan yang berada diatas Laut Jawa dan Selat Sunda, sejak Minggu (21/2/2021).
Kegiatan yang poskonya dipusatkan di Bandara Halim Perdana Kusuma bertujuan membuat proses kondensasi (pengembunan) dapat berlangsung lebih cepat sehingga hujan dapat turun di laut Jawa dan Selat Sunda sebelum masuk ke daratan. (Ril/Red/Rom)