Diet GLP-1: Efektif atau Berisiko? Ini Kata Para Ahli!

waktu baca 4 menit
Rabu, 5 Feb 2025 09:01 0 62 Patricia Pawestri

KESEHATAN | TD – Dalam beberapa tahun terakhir, perhatian terhadap penurunan berat badan dan pengelolaan diabetes semakin meningkat, sehingga banyak metode diet dan pengobatan yang mulai diperkenalkan. Salah satu pendekatan yang mendapatkan banyak perhatian adalah diet berbasis GLP-1 (glucagon-like peptide-1). GLP-1 adalah hormon yang dihasilkan oleh usus dan berperan penting dalam pengaturan metabolisme glukosa, pengendalian nafsu makan, dan penurunan berat badan.

Artikel ini akan membahas efektivitas dan potensi risiko dari diet GLP-1, serta pandangan para ahli mengenai hal ini.

Apa Itu GLP-1?

GLP-1 adalah hormon yang dihasilkan setelah konsumsi makanan. Hormon ini memiliki beberapa fungsi biologis yang signifikan, antara lain:

  1. Meningkatkan sekresi insulin.

GLP-1 merangsang pankreas untuk memproduksi insulin, yang membantu menurunkan kadar glukosa darah.

  1. Mengurangi sekresi glukagon.

Hormon ini berperan dalam pengaturan kadar gula darah dengan mengurangi produksi glukosa oleh hati.

  1. Memperlambat pengosongan lambung.

Dengan memperlambat proses pencernaan, GLP-1 membantu meningkatkan rasa kenyang dan mengurangi nafsu makan.

  1. Meningkatkan rasa kenyang.

Dengan menurunkan nafsu makan, GLP-1 berfungsi sebagai pengatur alami yang membantu individu untuk mengurangi asupan kalori.

 

Efektivitas Diet GLP-1

  • Penurunan berat badan yang signifikan.

Penelitian menunjukkan bahwa agonis GLP-1, seperti liraglutid dan semaglutid, dapat membantu individu menurunkan berat badan secara signifikan. Dalam uji klinis, pasien yang menggunakan obat ini mengalami penurunan berat badan rata-rata 5-10% dari berat badan awal mereka. Penurunan berat badan ini biasanya disertai dengan perbaikan dalam parameter kesehatan lainnya, seperti tekanan darah dan profil lipid.

  • Pengelolaan diabetes.

Diet dan pengobatan berbasis GLP-1 juga menunjukkan efektivitas dalam pengelolaan diabetes tipe 2. Dengan meningkatkan sensitivitas insulin dan menurunkan kadar glukosa darah, terapi ini dapat membantu pasien mencapai kontrol gula darah yang lebih baik. Dalam konteks ini, diet GLP-1 tidak hanya berfokus pada penurunan berat badan tetapi juga pada perbaikan kesehatan secara keseluruhan.

  • Keberlanjutan dan penerimaan.

Banyak individu melaporkan bahwa mereka merasa lebih puas dan tidak merasa terlalu kelaparan saat menggunakan agonis GLP-1 daripada saat menggunakan metode diet tradisional. Hal ini dapat berkontribusi pada keberhasilan jangka panjang dalam mempertahankan penurunan berat badan.

 

Risiko dan Efek Samping GLP-1

  • Efek samping gastrointestinal.

Meskipun banyak orang mengalami manfaat dari diet GLP-1, beberapa pasien melaporkan efek samping seperti mual, muntah, diare, dan sembelit. Efek ini biasanya bersifat sementara dan dapat berkurang seiring waktu, tetapi bagi sebagian orang, itu dapat mengganggu kualitas hidup mereka.

  • Risiko pancreatitis.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan agonis GLP-1 dapat berhubungan dengan peningkatan risiko pancreatitis. Namun, bukti ini masih menjadi perdebatan. Oleh karenanya, para ahli merekomendasikan agar pasien yang memiliki riwayat pancreatitis harus berhati-hati saat mempertimbangkan terapi ini.

  • Risiko hipoglikemia.

Meskipun GLP-1 bukan penyebab utama hipoglikemia, penggunaan bersamaan dengan obat diabetes lain, terutama insulin dan sulfonilurea, dapat meningkatkan risiko kejadian hipoglikemik, terutama pada pasien yang tidak memiliki pemahaman yang baik mengenai pengelolaan gula darah.

  • Keterbatasan data untuk jangka panjang.

Meskipun ada banyak penelitian positif tentang efisiensi GLP-1 dalam jangka pendek, data jangka panjang mengenai efek samping dan risiko kesehatan tetap terbatas. Ini menjadikan penting untuk melakukan penelitian lebih lanjut sebelum bisa secara definitif menyimpulkan keamanan penggunaan yang berkepanjangan.

 

Pendapat Para Ahli

Dr. Juan Carlos, seorang Ahli Endokrinologi berpendapat, bahwa Diet GLP-1 menawarkan pendekatan baru yang menarik bagi pasien yang kesulitan menurunkan berat badan dan mengelola diabetes. Namun, penting bagi pasien untuk berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan bahwa mereka memahami semua potensi risiko.

Sedangkan Dr. Sarah, Spesialis Gizi, berkata, “Saya percaya bahwa diet berbasis GLP-1 memiliki potensi yang besar dalam pengelolaan berat badan, terutama bagi mereka yang tidak berhasil dengan metode diet tradisional. Namun, pendekatan ini harus dipadukan dengan perubahan gaya hidup lainnya, termasuk diet seimbang dan aktivitas fisik.”

 

Kesimpulan

Diet GLP-1 menunjukkan banyak janji dalam hal efektivitas penurunan berat badan dan pengelolaan diabetes tipe 2. Beberapa penelitian telah menunjukkan hasil yang menjanjikan, dengan pasien yang mengalami penurunan berat badan yang signifikan dan perbaikan dalam parameter kesehatan yang relevan. Namun, penting untuk diingat bahwa pendekatan ini tidak bebas risiko. Efek samping gastrointestinal, risiko pancreatitis, dan potensi hipoglikemia adalah beberapa masalah yang harus dipertimbangkan dengan seksama.

Bagi individu yang mempertimbangkan diet GLP-1, penting untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan profesional dan menjalani evaluasi menyeluruh sebelum memulai terapi. Dengan pemahaman yang baik tentang manfaat dan risiko, pasien dapat membuat keputusan yang lebih terinformasi mengenai pengelolaan kesehatan dan penurunan berat badan mereka. Melalui pendekatan yang seimbang dan berbasis ilmu pengetahuan, diet GLP-1 dapat menjadi alat yang berharga dalam usaha mencapai kesehatan yang lebih baik. (Nazwa/Pat)

""
""
""
LAINNYA