Khutbah Jumat: Menjalin Kebersamaan Melalui Kurikulum Kebaikan

waktu baca 4 menit
Jumat, 6 Sep 2024 15:54 0 145 Redaksi

ISLAMI | TD – Kebersamaan adalah jalinan yang mencerminkan persatuan dalam membentuk rasa persaudaraan dan kekeluargaan. Dalam konteks spiritual, kebersamaan adalah sumber kasih sayang dari Allah SWT. Ketika hati kita terhubung dengan-Nya, maka kebaikan akan mengalir dalam setiap interaksi, sesuai dengan pesan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Beliau bersabda, “Barangsiapa yang enggan berbagi dengan sesama, maka ia telah mengabaikan rasa syukur kepada-Ku.”

Nabi Muhammad SAW memberikan teladan tentang bagaimana menjalin kebersamaan dalam kurikulum kebaikan melalui tiga langkah berikut:

  1. Menguatkan Persaudaraan: Nabi Muhammad SAW mempersatukan kaum Muhajirin dan Anshar di Yatsrib. Dengan membangun ikatan yang kuat, mereka berkolaborasi dalam satu visi dan misi yang selaras dengan ajaran Allah SWT. Dalam Al-Qur’an Surat Ali Imran (3:103) disebutkan, “Dan berpegang teguhlah kamu semua kepada tali Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai.” Salah satu contoh nyata adalah Abdurrahman bin Auf yang hijrah tanpa harta, namun yakin bahwa Allah akan melimpahkan keberkahan dan rezeki, seperti yang tercantum dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa (4:100).
  2. Mendirikan Masjid: Nabi Muhammad SAW menjadikan masjid sebagai pusat persatuan umat. Di masjid, setiap anggota jamaah diperhatikan dan dibantu dalam mencari pekerjaan jika mereka belum memiliki. Dengan demikian, terjalinlah ikatan kebersamaan yang erat, di mana hati mereka disatukan dalam ketundukan kepada Allah.
  3. Menjaga Toleransi: Toleransi menjadi fondasi penting dalam kebersamaan. Hal ini tercermin dalam hadis yang mengajarkan kita untuk menjaga hubungan baik dengan tetangga. Misalnya, saat memasak, dianjurkan untuk menyediakan kuah yang lebih agar tetangga bisa merasakan nikmatnya. Selain itu, jika ada tanaman yang buahnya menjulur keluar rumah, itu berarti ada hak orang lain yang perlu diakui. Dengan menerapkan prinsip-prinsip kurikulum kebaikan dari Nabi, kita semakin menguatkan tali persaudaraan.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar istilah kebersamaan. Konsep ini tidak hanya penting dalam konteks sosial, tetapi juga dalam pendidikan dan pengembangan karakter. Dalam Islam, kebersamaan memiliki makna yang dalam dan luas, terutama ketika kita berbicara tentang kurikulum kebajikan. Kurikulum kebajikan dalam konteks pendidikan Islam bukan hanya sekadar pengajaran ilmu pengetahuan, tetapi juga mencakup pengembangan akhlak dan karakter yang baik. Melalui kurikulum ini, diharapkan generasi mendatang dapat tumbuh menjadi individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki hati yang baik dan mampu berkontribusi positif bagi masyarakat.

Dr Zulkifli, MA (kedua dari kanan) berpose bersama pengurus masjid Shirothol Mustaqiem Jasa Marga, Kebon Nanas, Kota Tangerang usai menunaikan  ibadah salat Jumat, 6 September 2024. (Foto: Dok. Pribadi untuk TangerangDaily)

Konsep Kebersamaan dalam Islam

Kebersamaan dalam Islam merupakan nilai yang sangat dijunjung tinggi. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an bahwa manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Dalam konteks ini, kebersamaan tidak hanya berarti berkumpul secara fisik, tetapi juga mencakup saling menghormati, saling membantu, dan saling mendukung dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam hadis, Nabi Muhammad SAW juga mengajarkan pentingnya persaudaraan dan saling tolong-menolong di antara sesama Muslim.

Kebersamaan dalam Islam juga tercermin dalam banyak praktik ibadah, seperti shalat berjamaah, puasa, dan haji. Kegiatan-kegiatan ini menunjukkan bahwa umat Muslim diajak untuk bersama-sama dalam menjalankan perintah Allah. Dengan berkumpul dalam ibadah, kita tidak hanya memperkuat hubungan kita dengan Allah, tetapi juga memperkuat ikatan sosial di antara kita. Ini adalah bentuk nyata dari kebersamaan yang diharapkan dapat membangun masyarakat yang harmonis.

Dalam konteks pendidikan, kebersamaan juga berarti menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan kolaboratif. Setiap individu memiliki peran dan tanggung jawab dalam menciptakan suasana yang mendukung proses belajar. Dengan saling mendukung dan menghargai satu sama lain, kita dapat menciptakan iklim belajar yang positif. Kebersamaan dalam pendidikan juga dapat membantu mengurangi konflik dan meningkatkan toleransi di antara siswa.

Akhirnya, kebersamaan dalam Islam mengajarkan kita untuk tidak hanya memikirkan kepentingan diri sendiri, tetapi juga kepentingan orang lain. Ini adalah prinsip dasar yang harus ditanamkan dalam kurikulum kebajikan. Dengan membangun kesadaran akan pentingnya kebersamaan, kita dapat membentuk karakter generasi yang lebih baik, yang siap menghadapi tantangan zaman dan berkontribusi untuk kebaikan umat.

Melalui berbagai komponen dalam kurikulum kebaikan, tujuan kebaikan harus melampaui diri sendiri dan menyebarkan manfaat untuk orang lain. Ini termasuk strategi menjalani kehidupan yang baik serta evaluasi secara berkala. Dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah (2:148) dinyatakan, “Dan berlomba-lombalah kamu dalam berbuat kebaikan.” Semoga kita selalu dapat merawat kebersamaan dalam keluarga, masyarakat, dan negara, serta senantiasa berbuat kebaikan di setiap waktu. Wallahu A’lam bishawwab.

Penulis : Dr. Zulkifli, MA, Dosen Program Studi Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Tangerang. (Red)

LAINNYA