KESEHATAN | TD – Kecemasan merupakan respon alami tubuh manusia jika sedang menghadapi situasi yang dianggap dapat mengancam.
Kecemasan sebenarnya hal yang normal dalam kehidupan manusia. Tetapi, bila rasa cemas timbul terus menerus atau berulang, maka hal itu tentu akan mengganggu rutinitas.
Seseorang yang sering mengalami cemas tentu akan mengalami ketidakbahagiaan atau menurunnya kualitas hidup. Ada beberapa faktor yang dapat memicu kecemasan, yaitu:
1. Lingkungan yang buruk.
Lingkungan terbagi menjadi dua, yakni lingkungan sosial dan lingkungan keluarga.
Lingkungan sosial akan mempengaruhi perilaku seseorang. Dalam lingkungan pergaulan yang buruk, biasanya seseorang terpengaruh untuk melakukan hal-hal yang tidak baik. Karena itulah, dianjurkan untuk mendekati orang-orang yang mempunyai kebiasaan baik, dan meninggalkan yang buruk.
Dalam lingkungan keluarga. Keluarga dalam sebuah rumah yang sering bertengkar dapat menyebabkan anak-anak selalu cemas dan ketakutan. Ketidakpedulian akan rasa nyaman yang dibutuhkan oleh anak-anak untuk bertumbuh dan berkembang akan berdampak buruk dalam perilaku mereka.
2. Menyimpan sendirian perasaan tertekan terlalu lama.
Seseorang yang pernah mengalami kesedihan, kekerasan, atau rasa marah yang terlalu lama dan berusaha menyembunyikannya sendirian justru akan berakibat buruk. Perasaan tertekan yang seakan tak mempunyai jalan keluar itu akan melahirkan tekanan emosi atau kecemasan yang lebih besar.
3. Kondisi kesehatan yang buruk.
Dalam tubuh yang sehat dan dapat berkoordinasi baik dengan pikiran, seseorang akan merasa penuh dengan semangat dan kebahagiaan. Sebaliknya, tubuh yang lemah atau sakit dapat membuat kondisi mental menjadi drop dan penuh kecemasan.
Beberapa kondisi tubuh yang sering tidak memberikan dukungan bagi mental yang kuat yakni ketika mengalami kehamilan dan menstruasi.
4. Psikologis
Perbuatan dosa atau yang tersembunyi dan dapat mencelakakan orang lain tentu akan menjadikan seseorang merasa terbeban atau tertekan.
Secara kejiwaan, orang tersebut dapat terbayang-bayang dengan perbuatannya yang salah. Misalnya seorang pelaku tabrak lari akan merasakan ketakutan dan kecemasan dikejar-kejar polisi atau orang yang telah ia tabrak hingga meninggal.
5. Genetika.
Kecemasan juga dapat menjadi penyakit yang menurun melalui genetika atau DNA. Potensi seseorang untuk menderita gangguan kecemasan adalah lima kali lebih besar, bila di antara keluarganya terdahulu mempunyai riwayat penyakit ini.
6. Menderita penyakit tertentu.
Kecemasan dapat menjadi tanda seseorang menderita penyakit tertentu. Misalnya penyakit jantung, hipertiroid, diabetes, asma atau penyakit pernapasan lainnya. Pasien kanker stadium akhir juga dapat menderita kecemasan karena selalu dihantui kematian.
7. Mengonsumsi obat-obatan terlarang.
Zat-zat adiktif, atau narkoba, dapat menyebabkan seseorang menderita kecemasan yang parah akibat rusaknya saraf dan keseimbangan sistem otak karena peggunaannya dalam jangka panjang.
Zat adiktif tersebut, selain ekstasi, kokain, dan lainnya, juga dapat berbentuk penyedap rasa, pewarna makanan, dan pemanis buatan.
Kerusakan saraf dan menurunnya daya tahan otak untuk menghadapi stres dalam kasus ketergantungan tersebut merupakan akibat melonjaknya hormon serotonin dan dopamin hingga beberapa kali lipat dari biasanya saat mengonsumsi zat adiktif. (Pat)