SASTRA | TD – Membaca karya sastra ternyata mempunyai dampak positif terhadap kesehatan mental seseorang. Satu syaratnya hanyalah perlu memilih buku yang tepat untuk terapi kesehatan mental.
Dalam karya sastra, terdapat semesta imajinatif lengkap dengan berbagai tokoh, latar, dan alur yang dibuat menarik oleh penulisnya. Keasyikan dalam karya sastra inilah yang dapat menenggelamkan seseorang ke dalam dunia fiktif yang rekreatif.
Saat seseorang tenggelam dalam dunia karya sastra, ia akan teralihkan dari hiruk pikuk kenyataan yang kadang menyakitkan dan berdampak buruk bagi kesehatan mentalnya.
Keteralihan ini dapat dianggap sebagai jeda untuk mengistirahatkan mental dan memulihkan kembali kekuatannya.
Ketika seseorang larut dalam alur cerita dan ikut menghayati perasaan berbagai tokoh yang berbeda dalam sebuah karya sastra, maka sudut pandang dalam pemikirannya akan berkembang.
Maka, ia dapat mulai belajar memahami pikiran dan perasaan orang lain. Dari sinilah, pembaca karya sastra mempunyai ruang untuk belajar mengembangkan empati dan toleransi.
Selain memulihkan kesehatan mental dan mengembangkan empati, pembaca karya sastra juga dapat menumbuhkan kecerdasan emosional.
Misalnya dengan berkaca pada pengalaman sebab-akibat seorang tokoh yang pemarah dan ringan tangan, pembaca belajar mengenali batas-batas kemarahan yang wajar.
Pengelolaan emosi atas rasa marah dapat menghindarkan pembaca dari perbuatan yang menyakiti orang lain.
Ketika seseorang merasa sedih atau penuh beban, membaca sebuah karya sastra yang penuh humor dapat meredam stres. Stres yang menurun berarti regulasi hormon di dalam tubuh menjadi lebih baik, sehingga tekanan darah dan jantung terhindar dari kondisi yang berbahaya. Jadi, menikmati karya sastra yang dapat meredakan stres dan baik untuk kesehatan mental.
Berikut ini 3 tips memilih buku sastra yang tepat untuk terapi kesehatan mental:
1. Menyesuaikan dengan emosi yang sedang dialami.
Pilihlah buku atau karya sastra yang mengandung humor atau yang memberikan inspirasi. Contohnya: karya Franz Kafka yang penuh inspirasi tentang kemanusiaan.
2. Memilih berdasar genre yang disukai.
Membaca tentu terasa lebih menyenangkan bila sesuai dengan selera. Contohnya, seseorang yang suka membaca cerita petualangan tentu akan lebih senang membaca Sherlock Holmes dari pada novel percintaan.
3. Mencoba buku dengan genre yang berbeda.
Seringkali seseorang memerlukan variasi dalam memilih buku bacaan. Buku yang berada di luar zona nyaman mungkin dapat memberikan kejutan yang tak kalah menyegarkan bagi pikiran.
Demikian 3 tips memilih buku sastra yang tepat untuk terapi kesehatan mental. (Pat)