PERTANIAN | TD – Salah satu komoditas yang menjanjikan dalam budidaya pertanian adalah padi. Komoditas padi dinilai cukup stabil dalam harga dan menguntungkan.
Budidaya padi juga banyak dikerjakan oleh petani karena merupakan makanan pokok yang dibutuhkan di kalangan petani sendiri. Selain itu, padi dalam pasca panen dapat disimpan dan dijual bila petani sedang membutuhkan uang. Bahkan menyimpan padi kering (gabah) dapat dianggap sebagai tabungan.
Di kalangan petani konvensional, dengan sawah yang petaknya berdampingan dengan petani lainnya, budidaya tanaman padi seringkali dilakukan dengan serempak. Hal ini dianggap menguntungkan sebab pengendalian hama dan penyakit lebih mudah dilakukan.
Kini, di zaman yang modern, perlahan para petani mulai melirik penggunaan mesin tanam padi dan juga mesin pemanennya. Selain lebih hemat, ini dilakukan karena tenaga kerja pertanian yang semakin sulit ditemukan.
Penggunaan mesin-mesin tersebut juga memberikan keuntungan karena waktu yang diperlukan juga lebih sedikit. Meskipun di lain sisi kemudian terjadi pergeseran waktu tanam, yang berkaitan dengan musim, yang akan berpengaruh pada keberhasilan penanaman padi selanjutnya.
Bagi para petani muda milenial yang masih ragu dan bertanya-tanya tentang waktu tanam, varietas padi yang tepat dengan musim, serta teknik pemeliharaan yang tepat, Kementerian Pertanian telah menyediakan Layanan Konsultasi Padi (LKP) yang dapat diakses melalui link webapps.irri.org/id/lkp.
Dengan mengisikan daerah serta luas wilayah penanaman, petani muda milenial akan mendapatkan varietas padi yang sesuai dengan musim dan ketahanan hama penyakit yang diperlukan. Juga informasi jumlah pupuk yang diperlukan serta pola pengairan yang tepat.
Layanan LKP tersebut tersedia berkat kerjasama antara International Potash Institut (IPI) dengan berbagai lembaga penelitian padi milik pemerintah RI. Layanan tersebut juga merupakan dukungan berteknologi digital yang disediakan pemerintah RI untuk para petani milenial. (Pat)