BANTEN | TD — Menghadapi tren kasus hepatitis akut atau hepatitis unknown, terutama di Provinsi Banten, RSUD Banten telah menyiapkan segala sesuatunya untuk menghadapi penyakit hepatitis yang belum diketahui penyebabnya tersebut.
Rapat pembahasan mengenai persiapan menghadapi hepatitis akut atau hepatitis unknown oleh RSUD Banten tersebut telah dilakukan sejak jauh-jauh hari sebagai respon RSUD Banten sebagai layanan kesehatan rujukan di Provinsi Banten.
Direktur RSUD Banten, dr. Danang Hamsah Nugroho, MKes mengaku pihaknya telah melakukan rapat pembahasan kesiapan RSUD Banten menghadapi tren kasus hepatitis unkonwn.
Menurut Danang, langkah persiapan RSUD Banten dalam menghadapi tren kasus hepatitis unknown ini ditujukan sebagai respon Rumah Sakit dalam menghadapi kemungkinan RSUD Banten mendapati kasus hepatitis unkonwn dan kesiapan RSUD Banten sebagai layanan kesehatan rujukan di Provinsi Banten.
Selain itu, masih kata Danang, pembahasan terkait hepatitis unkonwn juga meliputi evaluasi pelaksanaan disiplin protokol kesehatan dalam pelayanan kesehatan di RSUD Banten, yang meliputi disipilin cuci tangan yang baik dan benar, protokol penggunaan APD, serta perencanaan pengaturan ruang isolasi terkait pasien yang dicurigai mengarah kepada kasus hepatitis, pengaturan keluarga atau penunggu pasien anak dengan gejala hepatitis serta kesiapan manajemen lainnya yang terkait.
Rapat persiapan dihadiri oleh seluruh kepala instalasi, kepala ruangan dan staf terkait bertempat di Aula Direksi, Gedung Rajawali Lantai 3, RSUD Banten.
Pada sisi lain, pihaknya berharap kejadian kasus hepatitis tidak terus meluas, selain pihaknya juga mengajak kepada masyarakat untuk tetap waspada menjalankan protokol kesehatan dan menjaga anak-anaknya dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam aktivitas sehari-hari.
“Semoga kasus hepatitis yang meluas dapat kita cegah dan kepada masyarakat juga kami himbau untuk tetap waspada menjalankan protokol kesehatan dan menjaga anak kita dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat di kehidupan sehari-hari,” kata Danang, Senin 23 Mei 2022.
Sementara itu, paramedis spesialis anak RSUD Banten, dr. Regia Sabaraty Sinurat mengatakan kasus hepatitis unkonwn atau hepatitis akut yang tidak diketahui etiologinya ini merupakan kasus penyakit dengan gejala menyerupai hepatitis yang penyebabnya bukan berasal dari virus hepatitis tipe A, B, C, D dan E yang sampai saat ini masih dalam penyelidikan penyebabnya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten dr Ati Pramudji Hastuti mengatakan petugas survailance dari mulai di tingkat Puskesmas sampai Dinkes Kabupaten/Kota se-Provinsi Banten disiagakan mengantisipasi kasus hepatitis akut melalui proses skrining.
Saat ini juga, petugas akan melakukan swepping anak-anak yang belum mendapatkan imunisasi hepatitis.
“Saat ini persiapan swepping anak anak yang belum mendapatkan imunisasi hepatitis untuk mencegah terjadinya hepatitis akut pada anak,” ujar Ati.
Terkait kesiapan fasilitas kesehatan, Ati meminta seluruh rumah sakit untuk menyiapkan ruang isolasi khusus merawat pasien hepatitis akut.
“Karena ini (hepatitis akut) salah satu bagian penyakit menular, kita akan melakukan perawatan (pasien) di ruang isolasi. Untuk ruangan khusus itu, setiap rumah sakit sudah mempunyai ruang siolasi,” kata Ati.
Ati pun meminta agar para orangtua ummewaspadai penyakit hepatitis akut yang dapat menular melalui pernapasan tersebut. Karenanya, para orangtua harus memperhatikan kondisi daya tahan tubuh, gizi, prilaku hidup bersih anak-anaknya.
“Pada prinsipnya virus ini tergantung daya tahan tubuh, karena apapun virus saat daya tahan tubuh baik dia tidak masuk bergejala. Jadi, prilaku hidup sehat itu nomor satu, terus mengupayakan gizi yang seimbang,” jelasnya. (ADV)