SAINS | TD – Bila kamu pernah berjalan-jalan di tepi pantai Maladewa (Maldives) pada malam hari, mungkin saja kamu pernah melihat bintang-bintang yang bertebaran bersinar di dalam lautnya.
Bintang-bintang itu sebenarnya merupakan ganggang yang mengeluarkan sinar bioluminesensi (emisi cahaya yang dihasilkan oleh makhluk hidup) untuk menakuti para pemangsa mereka.
Aksi bersinar ganggang yang termasuk dinoflagelata tersebut selalu membuat takjub setiap manusia yang memandangnya. Aksi yang sama, yakni mengeluarkan bioluminesensi, juga dilakukan beberapa spesies lainnya di bumi dan juga sama menakjubkannya bagi siapa pun yang melihatnya.
Berikut ini adalah beberapa makhluk hidup bumi yang dapat bercahaya dengan caranya yang indah dan menakjubkan:
Tidak semua kunang-kunang bercahaya. Tetapi kunang-kunang dewasa yang dapat bercahaya berkedip-kedip biasanya melakukannya untuk menarik lawan jenis saat senja tiba. Sedangkan pada jenis kunang-kunang yang bercahaya sejak masih larva, bioluminesensi tersebut menghindarkannya dari pemangsa.
Cahaya kunang-kunang berasal dari perutnya, di mana enzim luciferase menghasilkan senyawa luciferin yang bercahaya dari sintesa yang memanfaatkan oksigen, ion magnesium, dan senyawa adenosin trifosfat.
Kunang-kunang biasanya menyukai tempat teduh seperti pohon rindang di lingkungan yang masih alami dan tidak terdapat banyak cemaran udara. Karena itulah, kunang-kunang sering dianggap sebagai indikator lingkungan yang bersih.
Pada tahun 1960-1970, ahli biologi Jepang bernama Osamu Shimomura meneliti spesies ubur-ubur bercahaya bernama Aequorea victoria yang memancarkan sinar hijau dan biru.
Enzim apo-aequorin dalam tubuh organisme tersebut bekerja menghasilkan aequorin yang mengikat kalsium dan kemudian menghasilkan cahaya berwarna biru. Cahaya tersebut kemudian berubah menjadi hijau berkat sekumpulan asam amino dari green fluorescent protein.
Kumbang klik bercahaya mirip kunang-kunang. Namun tidak berkedip-kedip. Serangga bergenus Pyrophorus yang ditemukan Raphael Dubois, farmakolog asal Perancis, ini hidup berdekatan dengan koloni rayap.
Makhluk krustasea yang dikenal sebagai umi-hatoru di Jepang ini berukuran sangat kecil, 3 milimeter. Cahaya biru yang dihasilkannya berasal dari aktivasi enzim luciferase dan luciferin yang mempunyai struktur unik.
Pada Perang Dunia Kedua, jenis udang mini ini dikumpulkan dan dikeringkan kemudian digunakan sebagai penerang ketika tentara Jepang harus membaca peta pada malam hari.
Beberapa jenis hiu mempunyai kemampuan bioluminesensi untuk membantu mereka berkamuflase dengan menyamarkan siluet tubuh dalam pendaran cahaya biru lembut ketika berada di laut dalam dan juga sebagai bentuk komunikasi. Tiga jenis hiu tersebut yaitu hiu kitefin, hiu lentera perut hitam, dan hiu lentera selatan.
Sedangkan hiu yang mempunyai organ fotofor (sel penghasil cahaya) terdapat di teluk Meksiko, yaitu hiu saku Mollisquama mississippiensis.
Beberapa jenis ikan pari dapat mengeluarkan cahaya bioluminesensi. Di antaranya ikan pari lentera dan pari elektrik.
Selain sebagai cara untuk menghindari pemangsa, cahaya bioluminesensi tersebut juga membantu mereka untuk mengumpan mangsa serta untuk berkomunikasi.
Kemampuan menghasilkan cahaya sebenarnya umum dimiiki oleh makhluk penghuni laut dalam. Di antaranya adalah ikan dalam ordo Stomiiformes yang memiliki organ fotofor.
Organ fotofor merupakan sel penghasil cahaya dengan memanfaatkan senyawa dalam pencernaan, yang berkaitan dengan bakteri simbiosis.
Beberapa ikan laut dalam yang sangat tua dan bergigi tajam, seperti yang berasal dari ordo Stomiiformes yang memancarkan cahaya, misalnya Viper Sloane. Makhluk lainnya yang dapat bercahaya di laut dalam yaitu cumi-cumi enope di Jepang yang juga disebut hotaru-ika.
Ikan yang terdapat di samudra seluruh dunia ini juga disebut ikan lentera karena kemampuan bioluminesensinya.
Ikan kecil dengan hidung mirip ular ini juga diduga memiliki fotofor khusus pada spesies tertentu (misalnya di mata pada spesies Diaphus, atau di tangkai ekor, atau sebagai bercak-bercak di kulit).
Cahaya yang dihasilkan oleh fotofor biasanya biru, hijau, atau kuning lembut, dengan pola yang bervariasi sesuai spesiesnya.
Ikan lentera merupakan kawanan besar yang mendominasi di areanya, dan merupakan santapan utama bagi ikan-ikan besar seperti hiu, tuna, dan salmon.
Demikian 8 makhluk yang dapat mengeluarkan cahaya menakjubkan yang indah di bumi. (Pat)